Jadi Kerajaan Terkuat di Masanya, Ini 5 Fakta Sejarah Bangsa Persia

Dilansir laman History, Kekaisaran Persia sudah ada pada 550 Sebelum Masehi dan didirikan oleh Raja Cyrus atau Koresh Agung. Disebut juga Dinasti Akhemeniyah, mereka menjadi pusat peradaban, budaya, politik, kepercayaan, teknologi, dan bahkan kekuatan tempur di masa tersebut. Saking kuatnya, dinasti dari Kekaisaran Persia sanggup bertahan selama ratusan tahun.

Bagi orang Yahudi Kuno, Koresh Agung sudah dianggap sebagai pelindung dan pengirim kaum Yahudi. Namanya disebutkan beberapa kali dalam Alkitab Ibrani (Perjanjian Lama). Raja Koresh juga menjadi penguasa di masa akhir dari era yang disebut Pembuangan Babilonia. Sebelum menjadi raja atau kaisar Persia, ia adalah pemimpin daerah di wilayah kuno yang saat ini dinamakan Iran Selatan.

Nah, pada saat Koresh Agung menjabat sebagai raja Persia, ia berhasil menaklukkan dan menyatukan Media, Lydia, dan Babilonia. Ketiganya adalah wilayah besar di masa peradaban Timur Dekat Kuno. Koresh Agung sangat disegani karena ia merupakan negarawan bijaksana sekaligus pemimpin hebat di medan tempur. Dirinya lebih disegani lagi ketika ia juga menghormati dan menghargai agama dan budaya dari daerah yang ditaklukkannya. 

Koresh Agung meninggal dunia di usianya yang ke-70 sekitar 529 SM. Menurut National Geographic, ada banyak peninggalannya yang masih menjadi pegangan kuat bagi generasi penerus. Salah satunya adalah penghargaan dan penghormatan yang ia dapatkan dari banyak kerajaan, seperti Yunani Kuno, Babilonia, dan beberapa wilayah di Asia, Afrika, dan Timur Tengah lainnya.

Raja berikutnya yang memerintah Persia selanjutnya adalah Kambisus (Cambyses) II yang berkuasa pada 529--522 SM. Ia adalah putra tertua dari Koresh Agung dan bertanggung jawab terhadap urusan Babilonia. Lalu, setelah itu Persia silih berganti dipimpin oleh Raja Bardiya, Darius I, Ahasyweros I, Artahsasta I (Xerxes I), Arhasyweros II, Darius II, hingga sampai pada Raja Artahsasta V (Xerxes V).

Namun, dari semua raja, hanya Koresh Agung dan Darius I (Darius Agung) yang mampu menjaga kejayaan dan memperluas kekuasaan Persia hingga Asia Barat, Balkan, Asia Tengah, Lembah Indus, dan sebagian Kaukakus (Laut Hitam dan Laut Kaspia). Sistem pemerintahan daerah berbasis provinsi juga pertama kali diterapkan oleh Persia untuk mempermudah birokrasi dari atas ke bawah.

Kalau saat ini Amerika Serikat menjadi negara dengan militer terkuat, dulu Persia merupakan tolok ukurnya. Ya, salah satu andalan mereka adalah pasukan khusus yang dijuluki Immortal atau 'abadi'. Ditulis dalam laman World History, pasukan tersebut berjumlah 10 ribu orang dan menjadi terbaik di antara yang terbaik.

Namun, apakah julukan Immortal tersebut adalah tepat? Rupanya, pasukan tersebut bukanlah pasukan abadi layaknya dalam film Hollywood. Jika salah satu dari mereka mati, maka ada pasukan lain yang siap menggantikannya.

Namun, isu mengenai kehebatan para Immortal memang bisa membuat siapa saja di medan perang merasa gentar. Pasalnya, mereka dibekali dengan pakaian khusus, ditambah dengan senjata-senjata tercanggih di masanya.

Julukan Immortal berasal dari kata anausa (abadi) yang dicetuskan oleh Herodotus, seorang filsuf dan penulis besar asal Yunani. Akan tetapi, akademisi modern meragukan klaim Herodotus mengenai pasukan "dewa" tersebut.

Tidak dimungkiri bahwa Persia memang punya pasukan tempur yang luar biasa banyak. Namun, konsep 10 ribu pasukan elite diduga hanyalah isu yang dibesar-besarkan untuk memengaruhi psikologis musuh.

Sebuah artikel sejarah dalam laman World History mengungkap asal usul penamaan Persia. Ternyata, nama tersebut justru didapatkan dari penulis Yunani dan Romawi. Nama asli Persia adalah Airyanam, merujuk pada suku pertama yang mendiami Tanah Arya (Land of the Aryans) sekitar 3.000 tahun SM. Nah, Aryan sendiri bukanlah sebutan khusus kebangsaan, melainkan kelas layaknya bangsawan atau manusia bebas.

Lalu, kenapa penulis Yunani menyebut mereka sebagai orang Persia? Ini karena pada ribuan tahun lalu, orang-orang Airyanam ini mendiami wilayah bernama Persis atau Parsa (Persepolis). Nah, karena alasan tersebut, orang Yunani menyebut mereka sebagai Persia. Wilayah Persis atau Persepolis sendiri merupakan wilayah yang saat ini bernama Iran.

Di zaman dulu, bangsa dan orang Iran disebut sebagai orang Persia. Sejak 1935, wilayah yang tadinya bernama Persia diubah menjadi Iran atas saran dari Nazi Jerman. Kala itu, pemimpin Persia mengumumkan pada dunia bahwa Iran menjadi nama baru bagi negeri tersebut. Nama Iran sendiri diambil dari kata Eransahr atau Iransahr yang artinya Kerajaan Arya (merujuk pada sejarah Tanah Arya dan suku-sukunya).

Dilansir Britannica, Alexander Agung dilahirkan pada 356 Sebelum Masehi di Kota Pella, Makedonia. Ia merupakan pangeran dari Raja Makedonia bernama Filipus II. Selain pangeran, rupanya Alexander juga merupakan murid cerdas dari guru terkenal bernama Aristoteles. Pada 336 Sebelum Masehi, ia menjadi raja Makedonia menggantikan ayahnya yang meninggal dunia.

Raja muda tersebut dikenal cerdas, pemimpin hebat, dan juga sangat berambisi. Terbukti, kekuasaan Alexander mencapai Yunani, Asia Minor, Laut Adriatik, Sungai Indus, India, dan Babilonia. Tentu saja, prestasinya yang terbesar adalah menguasai Persia. Ya, pada 333 SM, pasukan Alexander Agung berhasil mengalahkan pasukan Kerajaan Persia yang kala itu dipimpin oleh Raja Darius III.

Setelah era Darius III, Kerajaan Persia sebetulnya sempat dipimpin oleh Artahsasta V (Xerxes V). Namun, pemerintahannya hanya berjalan sebentar dan sejak itu kerajaan tersebut mengalami kemunduran. Xerxes V yang diduga membunuh Darius III mengumumkan bahwa ia adalah Raja Persia yang baru. Sayangnya, pemborosan dana dan turunnya kualitas pasukan membuat kejayaan Persia makin memudar.

Itu tadi beberapa fakta sejarah mengenai Kerajaan Persia, sebuah kerajaan yang dulunya pernah menguasai banyak wilayah di dunia. Semoga artikel kali ini dapat memperkaya pengetahuan kamu, ya!