7 Jenis Plastik yang Dipakai Setiap Hari

- Plastik jenis PET aman untuk kemasan makanan, tapi berisiko kesehatan jika digunakan berulang karena dapat melepaskan racun DEHA.
- Plastik HDPE dianggap aman dan mudah didaur ulang, namun pelepasan senyawa antimony trioksida dapat menimbulkan masalah kesehatan dalam jangka panjang.
- PVC, LDPE, PP, PS, dan PU juga memiliki risiko kesehatan yang perlu diperhatikan dalam penggunaannya sehari-hari.
Plastik telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, setiap hari kita menggunakan plastik baik dalam bentuk kemasan makanan, botol minum, dan peralatan rumah tangga lainnya. Adanya plastik ini menawarkan kemudahan dan kepraktisan yang tidak ada duanya, segalanya tampak praktis menggunakan plastik.
Dibalik kemudahan yang didapat, menggunakan plastik dengan tidak bijak tentu bisa menimbulkan berbagai masalah terutama dalam hal kesehatan. Hal ini dikarenakan kandungan kimia dalam plastik, lalu apa saja kandungan dalam plastik yang kita gunakan sehari-hari? Berikut adalah pembahasan mengenai jenis plastik beserta kandungannya yang harus kamu tahu!
1. Polyethylene Terephthalate (PET)

Polyethylene Terephthalate atau PET merupakan jenis plastik dengan kode label #1 dan paling banyak digunakan untuk botol minum, toples, bak, nampan, produk rumah tangga, dan kebutuhan farmasi. PET diakui telah diakui secara global sebagai bahan kemasan yang aman dan mudah didaur ulang, baik untuk produk makanan maupun non-makanan.
Kandungan pada plastik PET ialah polimerisasietilen glikol dan asam tereftalat. Etilon glikol sendiri merupakan cairan tidak berwarna yang didapat dari etilen. Asam tereftalat sendiri adalah padatan kristal yang didapat dari Xilena. Ketika bahan-bahan tersebut dipanaskan secara bersamaan di bawah pengaruh katalis kimia, etilon glikol dan asam tereftalat akan menghasilkan PET dalam bentuk massa kental cair yang dapat dipadatkan langsung menjadi botol.
Disarankan untuk plastik bahan PET hanya digunakan sekali, apabila dilakukan pemakaian secara berulang maka risikonya adalah kesehatan. Pemakaian yang terus menerus dapat melarutkan kandungan PET ke dalam makanan atau minuman sehingga memicu munculnya racun DEHA yang berpotensi menyerang gangguan organ hati.
2. High-Density Polyethylene (HDPE)

Plastik HDPE cenderung memiliki ciri tidak berbau, tahan panas, tahan benturan, tidak tembus air, dan sedikit buram. HDPE adalah polimer termoplastik jenis polietelena yang proses pembuatannya melalui pemanasan minyak bumi.
Kandungan polimer pada HDPE menjadi pilihan yang tepat bagi para produsen. Banyak keunggulan yang didapat dari bahan polimer seperti mudah mencair dan dibentuk, tahan korosi, memiliki daya tahan yang kuat, dan bisa didaur ulang.
HDPE seringkali dikatakan sebagai plastik yang paling aman digunakan dan mudah didaur ulang. Namun, penggunaan plastik HDPE dalam jangka waktu yang lama tentu bisa berpotensi menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini dikarenakan pelepasan senyawa antimony trioksida terus meningkat yang bisa menyebabkan iritasi kulit, gangguan pernapasan, dan siklus menstruasi terganggu.
3. Polyvinyl Chloride (PVC)

Polyvinyl Chloride atau PVC seringkali digunakan pada pipa, detergen, botol sabun, botol sampo, kabel listrik, mainan anak, peralatan olahraga, dan botol detergen. Bahan ini cenderung mudah dibentuk dan ringan, dalam proses pembuatan PVC agar menghasilkan barang yang lunak dan mudah dibentuk maka diperlukan cairan tambahan seperti plasticizer. Polimer vinil klorida merupakan kandungan utama dari PVC, dengan beberapa kandungan tambahan seperti UV stabilizer, pelumas, dan heat stabilizer.
PVC tidak hanya mudah dibentuk saja, kelebihan lainnya seperti tahan api, bahan kimia, panas, tidak mudah pecah, serta ringan dan elastis. Perlu diketahui beberapa kekurangan dari PVC yaitu mudah kotor, sulit didaur ulang, dan tidak ramah lingkungan. Monomer vinyl klorida yang dihasilkan dari PVC ketika panas bisa berpindah ke produk makanan, yang mana monomer tersebut sifatnya karsinogenik atau menyebabkan kanker.
4. Low-Denisty Polyethylene (LDPE)

Polyethylene salah satu jenis bahan plastik yang paling banyak digunakan. Mengandung bahan kimia yang paling sederhana, tidak heran kalau plastik jenis ini mudah dan murah untuk diproses. Kandungan pada plastik LDPE berupa polimer etilena, stabilizer, dan pelumas.
Jika diamati plasti LDPE sifatnya sedikit tembus cahaya, fleksibel, sedikit berlemak, dan kuat. Beberapa produk yang dihasilkan dari plastik LDPE seperti tempat makanan, botol minum, dan plastik kemasan.
Plastik LDPE bisa dibilang aman untuk digunakan sehari-hari karena kandungan bahan kimianya tidak terlalu signifikan. Namun, perlu dicatat bahwa LDPE bisa menjadi masalah bagi kesehatan tubuh jika plastik tersebut terpapar sinar matahari dalam waktu lama, hal ini dikarenakan senyawa kimia pada plastik akan larut dan makanan akan terkontaminasi.
5. Polyproplene (PP)

Plastik polyproplene atau PP memiliki kode label #5 yang sifatnya ringan, kuat, dan tahan terhadap panas. Ciri khas dari plastik PP adalah mampu menjaga kelembapan dan menjaganya dari minyak serta senyawa kimia. Sereal adalah salah satu contoh produk makanan yang dibungkus dengan plastik PP agar tetap terjaga dari udara dan suhu.
Jenis plastik polyproplene memiliki kandungan polimer termoplastik yang terbuat dari monomer propilena. Plastik PP ini terdiri dari rantai molekul karbon dan hidrogen, dengan struktur homopolimer dan kopolimer acak serta kopolimer blok.
Dalam menggunakan plastik PP haruslah bijak, hal ini dikarenakan residu plastik PP bisa saja tertinggal pada makanan dan masuk ke dalam tubuh yang akhirnya menyebabkan kerusakan usus, bahkan saat plastik PP diuraikan di lingkungan dapat melepas zat kimia bisphenol A dan bisphenol B yang berisiko mengganggu sistim hormon manusia.
6. Polystyrene (PS)

Jenis plastik kali ini ada polystyrene atau PS yang merupakan polimer sintesis dan terbuat dari monomer stirena. Plastik jenis ini dibuat oleh polimerisasi styrene yang mana adalah bahan blok bangunan yang digunakan untuk menghasilkan beragam jenis plastik.
Plastik dengan kode #6 ini seringkali disebut styrofoam yang sifatnya ringan, mudah dibentuk, dan murah. Penggunaan plastik PS sebagai pembungkus makanan harus diperhatikan, karena kandungan styrene pada plastiknya dapat terlepas dari produk dan berpindah ke makanan sehingga membahayakan kesehatan terutama dapat menyebabkan kanker dan gangguan sistem reproduksi.
7. Polyurethane (PU)

Jenis plastik yang terakhir adalah polyurethane atau PU, kandungan plastik ini berupa diisocyanate (senyawa dengan kandungan gugus isosianat) dan mengandung poliol (senyawa yang mengandung gugus hidroksil), yang mana reaksi ini akan menghasilkan polimer dengan ikatan uretan.
Bahan plastik ini banyak dipakai sebagai busa kaku, dashborad, dan bahan perekat lainnya. Sifatnya cenderung tahan aus, tahan benturan, dan tahan dari pukulan. PU memiliki keunggulan lain seperti mampu mengontrol kebisingan, getaran, biaya yang lebih ekonomis, dan mampu menahan ketegangan.
Risiko kesehatan bisa saja mengintai terlebih bagi para pekerja yang terpapar langsung bahan mentahnya, yang mana sifat dari diisocyanate adalah mengiritasi saluran pernapasan. Plastik jenis ini juga mudah sekali terbakar sehingga penyimpanannya perlu diperhatikan.
Diharapkan dengan memahami jenis-jenis plastik dan kandungannya mampu membuka pikiran untuk lebih bijak dalam menggunakan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa jenis plastik yang biasa ditemukan dalam keseharian adalah:
- Polyethylene Terephthalate (PET)
- High-Density Polyethylene (HDPE)
- Polyvinyl Chloride (PVC)
- Low-Denisty Polyethylene (LDPE)
- Polyproplene (PP)
- Polystyrene (PS)
- Polyurethane (PU)