Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi dolar Amerika (pexels.com/Kaboompics.com)

Dolar Amerika Serikat menjadi salah satu mata uang yang paling dikenal di dunia. Namun, tahu tidak kamu asal-usul dolar AS ini? Dolar AS saat ini merupakan uang kertas berwarna hijau yang secara resmi disebut uang kertas Federal Reserve. Meski demikian, dolar pertama tidak terbuat dari kertas seperti saat ini, lho. Bahkan, Founding Father (bapak pendiri AS) awalnya kurang tertarik dengan mata uang kertas. Namun, mereka pun menggunakannya untuk mencari keuntungan, seperti utang piutang dan pajak.

Pada 1794, dolar pertama dicetak. Dolar merupakan siasat bagi sistem moneter berbasis uang koin perak yang dikembangkan sebagai respons terhadap inflasi yang melanda Tiga Belas Koloni sebelum dan selama Perang Revolusi AS. Tiga Belas Koloni adalah kumpulan pemukiman Inggris di Amerika Utara yang kemudian menjadi negara bagian Amerika Serikat.

Dolar pertama ini menandai lahirnya tradisi mata uang Amerika. Sistem ini mengalami banyak reformasi dan perubahan, dan berakhir dengan sistem moneter fiat, atau dimulai pada 1971. Jika kamu penasaran, berikut ini kita akan membahas fakta menarik tentang bagaimana dolar AS pertama kali lahir. 

1. Mata uang sudah ada sebelum Revolusi Amerika

pohon pinus shillings (commons.wikimedia.org/Robert Sanderson)

Dolar pertama dibuat jauh sebelum Revolusi Amerika. Uang merupakan bisnis yang agak rumit di 13 Koloni karena jumlahnya tidak banyak. Dikutip Federal Reserve Bank of Philadelphia, para pemukim Inggris awal sering kali menukar barang atau menggunakan wampum, yaitu manik-manik kerang yang digunakan oleh penduduk asli Amerika Utara sebagai uang.

Hukum Inggris melarang koloni-koloni tersebut mencetak mata uang. Jadi, para pemukim Inggris di Amerika menerbitkan wesel kredit (jaminan pembayaran), atau perjanjian untuk membayar uang di masa mendatang. Namun seperti kebanyakan mata uang kertas, wesel kolonial yang tidak distandardisasi ini menjadi korban inflasi akibat pencetakan yang berlebihan.

Massachusetts adalah negara bagian AS pertama yang mencetak mata uangnya sendiri dan menentang larangan Inggris tersebut. Jenis mata uang ini berupa koin shilling pohon pinus yang diberi cap dengan tanggal 1652, terlepas dari tanggal pembuatan yang sebenarnya. Jenis mata uang ini tidak pernah populer.

Sebaliknya, para koloni Inggris yang melakukan perdagangan dengan koloni Spanyol dan Portugis di Amerika Latin dan Karibia memperkenalkan dolar Spanyol yang prosesnya dibuat dengan cara digiling. Dolar-dolar ini dicetak dengan mesin yang berada di Meksiko dan disebarkan ke seluruh Amerika melalui perdagangan kolonial.

Proses penggilingan koin ini membuat tepi koinnya beralur (mirip dengan mata uang AS modern). Hal ini pun memudahkannya untuk diidentifikasi jika koin rusak atau palsu. Namun, dolar Spanyol ini tidak cukup untuk membiayai perang yang mahal. Jadi ketika Revolusi Amerika pecah pada 1775, Kongres Kontinental harus mencari alternatif lain untuk membiayai perang tersebut.

2. Munculnya mata uang Kongres Kontinental

mata uang Kontinental sepertiga dolar (commons.wikimedia.org/Benjamin Franklin)

Pada 1775, terjadinya pertempuran Lexington dan Concord memicu Revolusi Amerika. Tahun berikutnya, Kongres Kontinental mengeluarkan Deklarasi Kemerdekaan, yang mengabarkan lahirnya negara baru bernama Amerika Serikat. Meskipun Revolusi Amerika dimulai pada 1775, Amerika Serikat masih terlibat perang selama 8 tahun untuk memperoleh pengakuan dari Inggris lewat Perjanjian Paris pada 1783.

Revolusi, seperti kebanyakan perang lainnya, membutuhkan anggaran yang besar. Jadinya, Kongres Kontinental beralih ke metode pembiayaan klasik, yaitu mencetak tagihan kredit alias uang kertas. Namun, kongres ingin agar uang tersebut balik dalam bentuk pajak dari negara bagian, menariknya dari peredaran, dan menerbitkan mata uang baru.

Kendati begitu, mata uang kertas tersebut disertai dengan banyak masalah. Pertama, hanya sedikit yang menghargai mata uang ini karena tidak memiliki nilai riil. Namun, Negara Bagian Massachusetts mengancam siapa pun yang menentang mata uang Kontinental dan menganggapnya sebagai musuh negara. Hal ini dilakukan agar masyarakat menerima mata uang ini. Kedua, mata uang ini mudah dipalsukan. Ketiga, negara bagian tidak pernah memungut pajak kepada warga negaranya.

Dengan demikian, Kongres Kontinental menerbitkan mata uang baru tanpa menarik suntikan dana sebelumnya. Pada 1780, Kongres Kontinental hampir bangkrut. Mata uang Kontinental kehilangan nilainya. Inflasi yang terjadi memaksa pemerintah daerah untuk terlibat dalam pengendalian harga dan solusi intervensionis lainnya agar upaya perang tetap berjalan.

3. Founding Father menentang dicetaknya uang kertas

ilustrasi Jenderal George Washington mengundurkan diri dari jabatannya (commons.wikimedia.org/John Trumbull)

Pada 1783, Inggris Raya akhirnya mengakui Amerika Serikat. Namun, tugas tak berhenti sampai di situ. Di sisi lain, Amerika Serikat memiliki semboyan yang berbunyi E Pluribus Unum, semboyan ini memiliki arti, "dari banyak menjadi satu." Yap, 13 negara bagian ini memiliki kepentingan yang kadang kala saling berbenturan.

Di antara banyaknya perdebatan pada 1780-an, ada perdebatan tentang masalah uang. Sebagaimana yang dijelaskan Departemen Luar Negeri AS, Amerika Serikat dibebani dengan utang pinjaman dari Prancis dan utang lainnya. Namun bagi Founding Father (bapak para pendiri AS), pencetakan mata uang bukanlah pilihan yang tepat.

George Washington, presiden pertama Amerika Serikat, adalah orang yang berada di garis depan untuk menentang pencetakan mata uang kertas. Dalam surat tahun 1787 kepada gubernur Rhode Island Jabez Brown, George Washington mengatakan bahwa uang kertas bisa merusak perdagangan, menindas yang jujur, dan membuka pintu bagi setiap jenis penipuan dan ketidakadilan. George Washington memang tidak menjelaskan lebih lanjut, tetapi pengalamannya dengan Kontinental-lah yang memengaruhi pandangannya.

Surat-surat yang ditulis Thomas Jefferson secara gamblang mengontekstualisasikan kritik George Washington terhadap mata uang kertas. "Kertas adalah kemiskinan," tulis Thomas Jefferson. Dalam surat Thomas Jefferson pada 1788 kepada negarawan Virginia Edward Carrington, Thomas Jefferson bilang bahwa uang kertas bukanlah uang. Nilai uang kertas juga tidak aman dan stabil.

Seperti yang dijelaskan oleh Bank of England, uang kertas pada dasarnya adalah surat utang yang ditebus dengan logam mulia. Menurut Thomas Jefferson, ekonomi yang dibangun di atas mata uang kertas akan runtuh di masa-masa sulit. Di samping itu, Alexander Hamilton juga memperingatkan tentang hal ini pada 1783. 

Alexander Hamilton mengatakan kalau uang kertas terdepresiasi seiring dengan semakin banyaknya jumlah yang dicetak dan akhirnya membuat pemerintah terlilit utang yang tidak terkendali. Untuk memperbaiki masalah ini, Amerika Serikat membutuhkan mata uang kuat. Namun, perbedaan pendapat tersebut menimbulkan hambatan terhadap tujuan ini karena terbentuknya Articles of Confederation.

4. Kekacauan di bawah kebijakan Articles of Confederation

ilustrasi penyusunan Articles of Confederation (commons.wikimedia.org/Ruralista Anã)

Selama tahun-tahun awalnya, Amerika Serikat kesulitan menjadi negara yang bersatu. Setelah Revolusi Amerika, negara ini diatur oleh sebuah dokumen yang disebut Articles of Confederation. Menurut National Constitution Center, Articles of Confederation menciptakan persatuan dari 13 negara bagian yang berfungsi secara de facto sebagai negara-negara merdeka.

Tidak ada pemerintahan eksekutif. Namun, pemerintahan legislatif memiliki kekuasaan terbatas, yang terkait dengan pertahanan bersama. Pemerintahan ini pun tidak dapat mengenakan pajak atau memungut pajak tanpa persetujuan dari negara-negara bagian yang diwakilinya.

Kongres AS memiliki kendali untuk mencetak uang dan menetapkan nilainya, yang sebagaimana ditetapkan dalam Pasal IX. Namun, Pasal IX tidak melarang masing-masing negara bagian untuk menerbitkan alat pembayaran resminya sendiri di samping pemerintah pusat. Jadi, di Massachusetts, misalnya, yang memiliki sertifikat dolar sendiri dari tahun 1780. 

Namun, tidak semua mata uang negara bagian memiliki nilai yang sama. Itulah sebabnya, perdagangan antarnegara bagian menjadi sulit. Terlebih lagi, Amerika Serikat sangat berutang kepada Prancis dan negara-negara Eropa lainnya, karena mereka telah mendanai Revolusi Amerika. Jadi, mata uang nasional AS untuk menciptakan ekonomi yang berfungsi dan bersatu serta untuk membayar utang, sangat dibutuhkan.

5. Kongres AS punya kewenangan untuk mencetak uang pertama sebagai alat pembayaran nasional di AS

ilustrasi penandatanganan Konstitusi Amerika Serikat dengan George Washington, Benjamin Franklin, dan Alexander Hamilton (commons.wikimedia.org/Howard Chandler Christy)

Untuk memperbaiki kekacauan yang disebabkan oleh Articles of Confederation, para pendiri Amerika (Founding Father) berkumpul selama musim panas 1787 di Philadelphia untuk menyusun dokumen baru yang akan berfungsi sebagai kerangka hukum negara. Hasilnya adalah Konstitusi Amerika Serikat. Poin kuat dalam dokumen tersebut adalah pemisahan dan pencacahan hak dan kewajiban yang jelas bagi negara bagian serta pemerintah federal.

Pemerintah federal bertanggung jawab atas pertahanan nasional dan menjamin hak-hak konstitusional dasar, seperti kebebasan berbicara, beragama, dan hak untuk menggunakan senjata. Lalu, semua hak dan tanggung jawab yang tidak diemban pemerintah federal, didelegasikan kepada negara bagian atau rakyat berdasarkan Amandemen Kesepuluh. Di antara hak-hak yang hilang dari negara bagian adalah hak untuk menerbitkan mata uang mereka sendiri.

Pasal I, bagian 8 Konstitusi AS, sebagaimana yang dijelaskan Cornell Legal Information Institute, kongres AS diberikan hak untuk mencetak uang dan mengatur nilainya. Sementara itu, di bagian 10, negara bagian dilarang untuk menerbitkan wesel kredit (IOU) atau menerbitkan mata uang mereka sendiri. Kongres sendiri dapat menerbitkan uang berupa koin emas dan perak, satu-satunya alat pembayaran tingkat negara bagian yang diterima.

Pasalnya, Founding Father sangat membenci uang kertas. Mereka pun mendirikan percetakan uang yang akan menetapkan standar untuk uang Amerika yang nilainya didasarkan pada emas dan perak, bukan uang kertas pemerintah.

6. Disahkannya Undang-Undang Mata Uang Tahun 1792

koin sen perak tahun 1792 (commons.wikimedia.org/Robert Birch)

Pada 21 Juni 1788, Konstitusi AS menjadi hukum negara setelah New Hampshire meratifikasi dan memberikan Kongres AS apa yang dibutuhkan untuk menegakkan ketentuan-ketentuannya. Namun karena tidak ada percetakan uang, dolar Spanyol, di antara koin-koin asing lainnya, masih menjadi alat tukar yang diandalkan di Amerika Serikat. Namun, salah satu ciri negara berdaulat adalah menerbitkan mata uangnya sendiri. Lima tahun setelah ratifikasi Konstitusi, Kongres AS akhirnya membuat cetak biru untuk Percetakan Uang Amerika Serikat.

Undang-Undang Mata Uang 1792 merupakan undang-undang yang monumental, meskipun sudah dilupakan saat ini. Di antara ketentuan-ketentuan penting dari undang-undang tersebut adalah pembuatan koin-koin standar mata uang AS, yang beberapa di antaranya bertahan hingga abad ke-20. Bagian 9 undang-undang tersebut mencantumkan bahwa percetakan uang akan mencetak koin-koin dari emas, perak, dan tembaga (tidak seperti koin-koin saat ini, yang terbuat dari logam dasar).

Di antara koin-koin ini adalah eagle (10 dolar AS), half eagle (5 dolar AS), quarter eagle (2,50 dolar AS), half dollar, quarter dollar, dismes (sekarang dimes), half disme (nickel), dan cent yang lebih populer. Setiap koin mengandung emas, perak, atau tembaga yang ditetapkan secara hukum. Hal ini dilakukan untuk mencegah pemalsuan dan penurunan nilai mata uang. Integritas mata uang nasional AS ini dianggap sangat penting.

7. Apa itu dolar?

ilustrasi dolar (unsplash.com/Alexander Schimmeck)

Angka dan satuan mata uang tidak terlalu berarti bagi masyarakat AS saat ini, karena definisi tentang dolar mengalami perubahan. Jika ditanya mengenai dolar, orang Amerika pasti akan mengeluarkan uang kertas senilai 1 dolar. Namun, uang kertas tersebut adalah Federal Reserve Notes, yang merupakan tagihan kredit. Itu artinya, uang bersifat sementara, tidak abadi. Seperti yang dibilang Thomas Jefferson, uang itu adalah hantu. 

Untungnya, Undang-Undang Mata Uang 1792 mendefinisikan dolar sebagai koin perak yang berisi 371 dan 4/16 butir (0,7734375 troy ons) perak murni, atau 416 butir perak standar (-90% Ag,-10% Cu). Kandungan koin emas biasanya disesuaikan menurut standar dolar perak ini, yang tidak pernah berubah dan secara teknis masih berlaku hingga saat ini. Dengan standar yang ditetapkan ini, Kongres AS dapat memerintahkan pembuatan mata uang pertama untuk negara tersebut, sebuah ciri khas negara yang benar-benar merdeka dan berdaulat.

8. Dicetaknya mata uang koin nasional AS pertama

Flowing Hair Dollar atau dolar rambut yang terurai (commons.wikimedia.org/Jaclyn Nash)

Menurut Federal Reserve Bank of Atlanta, Kongres AS menugaskan pengukir bernama Robert Scot untuk mendesain dolar AS pertama pada 1794. Robert Scott, sesuai dengan peraturan federal, mengukir seekor elang di bagian belakang koin. Kongres AS bersikeras agar Robert Scot juga menambahkan karangan bunga, yang merupakan simbol kemenangan. Bagian depan koin menampilkan gambar Lady Liberty yang mengenakan "topi kebebasan."

Topi kebebasan merupakan kombinasi dari dua topi yang berbeda. Salah satunya adalah topi Frigia, yang dikenakan di Yunani sebagai simbol manusia yang merdeka. Lalu ada topi pileus, yang dikenakan di antara budak Romawi yang dibebaskan.

Hiasan kepala ini pun populer di Amerika sebagai simbol Revolusi Amerika dan perlawanan terhadap pemerintahan monarki. Meskipun dikaitkan dengan kebebasan, Kongres AS menghilangkan topi tersebut, sehingga rambut Lady Liberty terurai di belakang bahunya. Oleh karena itu, koin tersebut mendapat julukan Flowing Hair Dollar atau dolar rambut yang terurai. Namun, penerimaan publik terhadap koin tersebut kurang memuaskan.

Sebab, koin-koin tersebut dicap tidak sempurna karena mesin yang digunakan seharusnya untuk mencetak setengah dolar dan pecahan yang lebih kecil lainnya. Selain itu, cetakan sisi depannya rusak, sehingga cetakan Lady Liberty tidak tampak dengan jelas dan bahkan lebih buruk daripada gambar elang di sisi belakang koin. Akibatnya, hanya 1.758 koin yang dicetak, yang sebagian besar didistribusikan sebagai suvenir. Pada 1795, Kongres AS menarik koin tersebut dari peredaran.

9. Berubahnya dolar perak ke emas

dolar emas 1857 (commons.wikimedia.org/James B. Longacre/Lost Dutchman Rare Coins)

Amerika Serikat kesulitan untuk mencapai sistem moneter dalam 80 tahun pertama keberadaannya. Sering kali, logam mulia untuk mencetak koin disediakan oleh bank, dan jumlahnya tidak mencukupi. Meskipun rata-rata masyarakat AS menggunakan koin pecahan seperti 10 sen dan 25 sen untuk transaksi harian, tetapi bukan koin emas.

Pada 1857, United States Mint (US Mint), sebuah lembaga dari Kementerian Keuangan Amerika Serikat yang bertanggung jawab memproduksi koin, memperluas operasinya dengan membuka cabang di seluruh Amerika. Jadi, koin-koin pecahan kecil mudah didistribusikan. Dengan begitu, koin ini pun memenuhi kebutuhan seluruh warga negara AS.

Meskipun dolar perak cukup digandrungi, tetapi sebagian besar dunia beralih ke standar emas. Undang-Undang Mata Uang Tahun 1873 akhirnya mendemonetisasi perak. Dolar perak terus dikeluarkan secara tidak menentu pada akhir abad ke-19, tetapi standarnya kini didasarkan pada emas, bukan standar lama tahun 1792. Namun, hal ini pun tidak berlangsung lama, karena kepentingan perbankan dan pemerintah federal mulai mengganti koin logam mulia Amerika dengan mata uang kertas.

10. Berakhirnya mata uang koin di AS

Franklin Delano Roosevelt, 1931 (commons.wikimedia.org/Margaret DeMott Brown)

Pada akhir abad ke-19, banyak pertentangan akan koin perak. Kendati demikian, koin masih terbuat dari logam mulia, sementara obligasi (surat utang) masih dapat ditukar dengan logam mulia. Namun, semua ini berubah pada 1933, ketika Presiden AS Franklin Roosevelt menandatangani Perintah Eksekutif 6102.

Berdasarkan perintah tersebut, warga Amerika harus menyerahkan koin dan sertifikat emas dengan menebusnya seharga 20,67 dolar AS dalam bentuk uang kertas Federal Reserve, sebagaimana yang dijelaskan Investopedia. Undang-Undang Cadangan Emas kemudian mengalihkan semua emas ke kepemilikan pemerintah AS. Hal ini bisa dibilang sebagai bentuk pencurian/penyitaan. Sebab, setelah semua emas dikumpulkan, harga emas naik dari 20,67 dolar AS menjadi 35 dolar AS. Jadi, masyarakat yang emasnya disita, rugi 15 dolar AS.

Tindakan Franklin Roosevelt ini dipertanyakan, mengingat efek jangka panjangnya yang merugikan. Apalagi, kepemilikan emas pribadi di atas 100 dolar AS dilarang di luar penggunaan komersial atau artistik, kecuali koin langka. Individu, bank, dan Kementerian Keuangan AS dilarang mengonversi uang kertas Federal Reserve menjadi emas. Dengan demikian, emas bukan lagi uang, melainkan komoditas. Paku pertama dalam sistem moneter Amerika Serikat ini pun berhasil ditancapkan.

11. Lahirnya uang fiat di AS

Richard Nixon (commons.wikimedia.org/Finnish Heritage Agency)

Meskipun koin emas bisa dicairkan dan diubah menjadi batangan, koin perak masih beredar. Kementerian Keuangan AS menerbitkan sertifikat perak yang dapat ditukar dengan perak, yang terbaru berdasarkan Perintah Eksekutif 11110 selama Pemerintahan Presiden John F Kennedy. Uang logam 10 sen, 25 sen, dan setengah dolar tetap mengandung 90 persen perak. Namun, semua ini berubah pada 22 November 1963, ketika Presiden John F Kennedy ditembak saat berkunjung ke Dallas dan kemudian meninggal dunia. Wakil Presidennya, Lyndon Johnson, mengambil alih.

Pada 1965, Lyndon Johnson menandatangani undang-undang mata uang lain yang menghapus perak dari mata uang AS dan menggantinya dengan logam dasar, meskipun butuh beberapa tahun untuk menerapkannya. Tanpa perak sebagai nilai tambah, mata uang dapat didevaluasi (menurunnya nilai mata uang yang dilakukan secara sengaja). Sekarang, nilai dolar hanya bergantung pada hubungannya yang lemah dengan emas.

Kemudian, pada 1971, meskipun Kongres AS telah melarang konvertibilitas emas pada 1934, rupanya masih mungkin bagi negara-negara asing yang menyimpan dolar sebagai cadangan untuk menukarkannya dengan emas. Pasalnya, prospek penarikan emas ini mengancam akan menguras cadangan emas Amerika. Sebagai tanggapan, Presiden Richard Nixon tidak lagi memanfaatkan emas, yang secara resmi mengakhiri konvertibilitas dolar ke emas.

Dolar menjadi mata uang fiat (pembayaran yang sah berupa uang kertas yang tidak bisa ditukar dengan uang logam) yang didukung oleh perintah pemerintah dan masalah utang piutang. Itu sebabnya, dolar mudah untuk didevaluasi melalui pencetakan. Tradisi emas batangan Amerika yang terkenal ini dimulai pada 1794 dengan adanya dolar Flowing Hair. Meski sudah berakhir, ketakutan terbesar Founding Father (bapak pendiri Amerika Serikat) rupanya menjadi kenyataan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team