Kenapa Banyak Orang Kebelet Pup di Toko Buku? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Dilansir Medical News Today, kotoran manusia atau pup adalah sisa makanan yang telah difermentasi oleh bakteri di dalam usus, yang tidak dapat dicerna dan diserap oleh tubuh. Sebanyak 75 persen kandungan pup adalah air. Kandungan terbanyak kedua adalah bakteri, baik masih hidup maupun mati. Proporsinya sebanyak 25—54 persen dari berat kering pup. Udah, gak usah dibayangkan.

Sisanya? Banyak komponen-komponen kecil dari pup lainnya, di antarnya karbohidrat, serat, protein, lemak, dan sel-sel epithelial yang terbawa dari dinding-dinding saluran pencernaanmu. Selain itu, jika kamu tak sengaja menelan sesuatu yang tidak bisa dicerna, harapannya itu juga bisa ikut keluar melalui pup kamu. Kalau keluar, baguslah. Kalau tidak, cari bantuan medis profesional.

Dilansir Healthline, setiap orang memerlukan refleks defekasi untuk bisa buang air besar. Memang ada kondisi di mana refleks defekasi ini tidak bekerja sebagaimana mestinya, misalnya selalu kebelet setiap saat, rasa kebelet yang cepat hilang atau kebelet banget, tapi yang keluar cuma sedikit. Kalaupun refleks defekasi tidak berfungsi normal dan terjadi sering, kamu perlu memeriksakannya ke dokter.

Refleks defekasi memicu dua bagian utama di sekitar rektum atau saluran anus, yaitu otot yang tak dapat dikontrol dan otot yang bisa kamu kendalikan. Jika refleks defekasi sudah dipacu, kamu bisa memilih untuk menunda atau meneruskan pup. Jika kamu memutuskan untuk menunda, ada otot di anus yang menyebabkan feses bergerak sedikit ke belakang. Kalau kamu memilih untuk buang air besar, otak kamu akan mengaktifkan semua otot untuk menggerakkan kotoran ke depan hingga keluar dari tubuh kamu.

Istilah fenomena Mariko Aoki sudah sangat populer di Jepang dan beberapa penelitian di sana memang khusus mencari tahu soal ini. Dilansir Mental Floss, berdasarkan penelitian yang dilakukan di seluruh bagian Jepang, fenomena ini menyerang 2—4 kali lebih parah pada perempuan dibandingkan laki-laki.

Para peneliti menduga bahwa para karyawan toko buku sudah terbentuk imunitasnya—berdasarkan pengalaman di toko—sehingga mayoritas tidak merasakannya. Beberapa kasus juga tercatat telah terjadi pada anak-anak. Meskipun begitu, tanpa adanya riset dalam skala yang lebih besar, teori ini belum bisa dipatenkan secara ilmiah.

Dilansir News Lagoon, salah satu hipotesis fenomena ini—yang dianggap terkuat—adalah adanya kandungan dalam buku yang memicu rasa kebelet. Diduga, banyak buku menggunakan tinta atau kertas yang mengandung bahan yang setara dengan agen laksatif (obat untuk mengeluarkan tinja dari saluran pencernaan) alias pencahar.

Sementara itu, untuk penelitian-penelitian yang berbeda, terkumpul beberapa dugaan penyebab rasa kebelet di toko buku:

• Sebuah studi mengungkap bahwa kebiasaan beberapa orang yang membaca sambil buang air besar bikin mengondisikan badan kita untuk kebelet saat buka buka.
• Studi lainnya lagi menyatakan bahwa gerakan membungkuk, jongkok, atau berusaha menjangkau buku bisa memicu pergerakan di ususmu.
• Ada studi lagi yang menyatakan bahwa banyaknya informasi yang kita dapat saat membaca di toko buku mendorong rasa ingin segera buang air besar. Ada reaksi psikosomatis untuk “kabur” dari semua informasi tersebut.
• Sebuah studi terpisah menduga musik membuat kita rileks di toko buku. Karena itu, otot-otot tubuh kita juga ikut rileks dan mendorong kotoran lebih dekat ke anus.

Itulah tadi beberapa riset yang pernah meneliti soal rasa kebelet pup di toko buku. Ada beberapa penyebab fenomena tersebut, yang tercatat dalam penelitian-penelitian berbeda. Beberapa penyebab memang diteliti secara terpisah, tapi bisa saling menguatkan dan berpotensi makin menyebabkan kamu kebelet. Yang mana yang paling terasa sesuai untuk bisa menjadi penyebab kebeletmu?