perbatasan antara lautan es dengan lapisan es (commons.wikimedia.org/Ben Holt)
Kalau melihat fakta sebagian besar air tawar yang ada di Bumi berkumpul di wilayah kutub, wajar kalau kita memikirkan apakah air tawar tersebut bisa dimanfaatkan manusia. Pasalnya, air tawar yang jumlahnya terbatas itu sekarang banyak terdampak polusi sehingga sulit dipakai. Dalam skenario air tawar permukaan yang rusak secara masif, apakah kita pada akhirnya akan memanfaatkan air tawar di kutub Bumi?
Sayangnya, jawabannya adalah tidak. Malahan, sebaiknya kita tidak boleh memanfaatkan air tawar di wilayah kutub Bumi untuk keperluan sehari-hari. Dilansir Physics Van, memanfaatkan es di kutub berarti kita harus mencairkan atau setidaknya membawa es tersebut ke luar wilayah kutub. Masalahnya, butuh logistik, energi, dan strategi pemanfaatan es skala besar hanya untuk membawa satu bongkahan es ke kota-kota di dunia. Itu baru menghitung hambatan dari sisi kita, sebagai manusia. Soalnya, ada masalah lain yang lebih serius dari hambatan tersebut, yakni dampak kepada alam.
Seandainya kita benar-benar mengambil es di kutub, artinya kita secara langsung berkontribusi pada perubahan iklim. Adanya es di kedua wilayah kutub bukan kebetulan belaka. Jumlah es yang terkumpul selama ribuan atau jutaan tahun itu berfungsi sebagai penyeimbang iklim di Bumi.
Dilansir NASA, lautan es saja sudah berguna sebagai “topi” bagi air laut supaya sinar Matahari yang masuk bisa dipantulkan kembali secara efektif. Saat lautan es mencair pun, nutrisi yang ada di dalamnya akan bermanfaat bagi banyak makhluk di sekitarnya. Dengan jumlah lautan es yang stabil, maka iklim global turut menjadi stabil karena siklus pergantian musim jadi lebih teratur.
Sementara untuk lapisan es, tempat ini jadi rumah bagi banyak makhluk hidup. Ditambah lagi, kehadiran es di dataran kutub ini dapat menentukan nasib air laut. Sama seperti lautan es, lapisan es dapat memengaruhi iklim. Lapisan yang luas ini dapat mengubah jalur badai dan memunculkan angin Katabarik yang dingin. Dilansir National Snow and Ice Data Center, seandainya lapisan es di Arktik (Greenland) mencair semua, ketinggian air laut di seluruh dunia akan meningkat sekitar 7,4 meter. Sementara kalau lapisan es di Antarktika yang mencair, peningkatannya dapat menyentuh 58 meter!
Perlu diingat kalau lapisan es dan lautan es dua hal yang berbeda. Kalau lapisan es yang mencair, permukaan laut akan meningkat. Sementara kalau lautan es yang mencair, permukaan laut tidak akan meningkat karena lautan es sendiri sudah berasal dari air laut yang berubah bentuk. Jadi, jangan sampai keliru membedakan dua terminologi itu, ya!
Pada akhirnya, misteri keberadaan air tawar dalam bentuk bongkahan es di wilayah kutub Bumi sudah terjawab. Jumlahnya memang jauh lebih masif ketimbang air tawar yang bisa kita manfaatkan di permukaan Bumi. Hanya saja, jangan pernah berpikir untuk memanfaatkan es yang ada di wilayah kutub karena keberadaan ekosistem ini sudah punya tujuannya tersendiri dan sama sekali tak boleh diganggu manusia atas alasan apa pun.