Puasa berarti tidak makan dan minum dalam waktu tertentu. Hal itu bisa membuat seseorang merasa sangat haus. Namun, itu sangat wajar mengingat saat berpuasa kamu tidak mendapatkan asupan cairan. Begitu meneguk es teh atau minuman apa pun, kamu akan merasa sangat segar.
Faktanya, tubuh tidak langsung terhidrasi meski langsung minum saat buka puasa. Perlu waktu sekitar 10—30 menit setelah meminumnya agar air terserap dan beredar ke seluruh dalam tubuh. Meski demikian, pelepasan neurotransmitter dopamin berlangsung sesaat setelah tegukan pertama. Sayangnya, belum diketahui pasti bagaimana tepatnya air minum dapat memicu pelepasan dopamin.
Studi dalam jurnal Neuron yang dilakukan pada tikus menunjukkan bahwa tikus yang haus lalu minum akan melepaskan dopamin. Di luar itu, tikus yang haus, tetapi mendapatkan cairan dengan injeksi langsung maupun tindakan lain selain minum tidak demikian.
Percobaan tersebut menunjukkan bahwa minum, bukan pemenuhan cairan melalui cara lain, mampu melepaskan neurotransmitter. Proses ini dapat mengirimkan sensasi untuk menghentikan rasa haus. Tak hanya itu, cara ini pun dapat mengirimkan pesan ke neuron di MnPO bahwa tubuh menerima air.
MnPO kemudian menonaktifkan neruon haus di SFO sehingga memicu rasa kenyang. MnPO dan SFO sendiri merupakan bagian dari otak yang merasakan dan memadukan sinyal keseimbangan cairan sirkulasi hidromineral dan hormonal. Sederhananya, MnPO, SFO, bersama OVLT merusakan bagian otak yang memproses rasa haus.
Nah, kalau ditanya penyebab es teh bisa terasa lebih menyegarkan, hal tersebut mungkin berkaitan dengan konstruksi sosial masyarakat Indonesia yang menggemari minuman tersebut. FYI, Indonesia juga menjadi salah satu negara penghasil teh terbesar di dunia, lho. Jadi, sangat tidak mengherankan jika kita bisa dengan mudah membayangkan es teh sebagai pelepas dahaga.
Lebih lanjut, ada pendapat yang mengatakan bahwa puasa ibarat mengatur ulang indera perasa dan membuatnya lebih sensitif. Hal tersebut kemudian memicu sensasi menyegarkan yang lebih dibanding hari-hari biasa.