Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ikan cupang (unsplash.com/Worachat Sodsri)

Intinya sih...

  • Suhu air tidak stabil membuat ikan cupang diam dan rentan sakit, butuh suhu 24-30°C agar tetap aktif dan sehat.

  • Kualitas air yang buruk bisa meracuni darahnya, sirkulasi udara segar diperlukan untuk menyelamatkan nyawanya.

  • Gangguan lingkungan seperti perubahan situasi atau akuarium yang sempit dapat membuat ikan cupang stres dan kehilangan semangat hidupnya.

Kenapa ikan cupang diam di dasar akuarium? Momen seperti ini sering bikin hati pemiliknya serasa dag-dig-dug, karena ikan yang dulu lincah dan berwarna cerah, kini terlihat lesu dan nyaris tak bergerak sama sekali. Jangan langsung panik, karena diamnya si ikan cantik ini bisa disebabkan oleh banyak hal—mulai dari udara yang terlalu panas atau dingin, lingkungan yang kurang sehat, hingga stres berat atau bahkan penyakit yang mengintainya.

Nah, adanya artikel ini bisa menambah wawasan kamu seputar kondisi ikan cupang. Yuk, cari tau alasannya kenapa ikan cupang diam di akuarium!

1. Temperatur air yang tidak ideal

ilustrasi ikan cupang (unsplash.com/Nebol Mondol)

Kenapa ikan cupang diam? Diketahui suhu yang tak stabil bisa membuat ikan cupang tiba-tiba menjadi diam dan lesu, seperti kehilangan semangat hidup di dalam akuarium. Ikan cupang, makhluk tropis yang penuh warna dan energi, membutuhkan suhu udara yang konstan antara 24–30°C untuk menjaga metabolisme dan kekebalannya tetap prima.

Jika terlalu dingin, metabolismenya melambat, membuat dia mudah stres dan rentan sakit, bahkan penyakit seperti busuk sirip bisa menyerang. Sebaliknya, suhu yang terlalu panas juga membawa tekanan tambahan, membuat ikan menjadi agresif sekaligus mengancam kesehatannya.

Oleh karena itu, menjaga suhu akuarium tetap stabil dengan termometer dan pemanas bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan mutlak agar cantik ini tetap aktif dan bercahaya.

2. Kualitas air yang tidak memadai

ilustrasi ikan cupang (unsplash.com/Navin Rai)

Bayangkan melihat ikan cupangmu yang biasanya lincah, kini terkulai lemas di dasar akuarium—seakan matanya memohon pertolongan. Ini adalah dampak nyata dari udara yang kotor dan tidak seimbang! Ikan cupang, makhluk kecil yang begitu peka, membutuhkan pH udara antara 6,5 hingga 7,5. Jika terlalu asam atau basa, tubuh mungilnya akan terguncang, stres pun menggerogoti perlahan...

Tak hanya itu, amonia dan nitrit yang mengintai bisa meracuni darahnya, sementara oksigen yang terlalu sedikit membuatnya tersedak dalam diam. Lihatlah tanda-tandanya: ia menolak makan, gerakannya kaku tak wajar, atau bahkan terkapar lemah menunggu ajal. Jangan biarkan ini terjadi!

Dengan rutin memeriksa kualitas udara dan menjaga sirkulasinya tetap segar, kamu bisa menyelamatkan nyawanya. Berikan ia kehidupan yang penuh warna—bukan sekadar bertahan dalam akuarium yang menjadi penjaranya. Itulah alasan kenapa ikan cupang diam.

3. Gangguan akibat situasi lingkungan

ilustrasi ikan cupang (unsplash.com/Navin Rai)

Bayangkan betapa gentarnya hati kecil si ikan cupang saat dunianya yang tenang tiba-tiba diguncang oleh badai perubahan yang begitu cepat dan tak terduga. Ketika ada ikan baru yang asing masuk ke ruang hidupnya, saat akuarium yang dulu familiar dengan penuh kenyamanan tiba-tiba diacak-acak, atau ketika deru suara bising dan hiruk pikuk dari luar mencekam kedamaian airnya, si ikan kecil itu tak punya pilihan lain selain merasa gentar dan kehilangan rasa aman yang selama ini dicintainya.

Dalam kebingungan dan ketakutan yang mendalam, ia pun memilih bersembunyi dalam kesendirian, mengingat dan menjauh dari dunia yang kini terasa begitu asing dan mengancam. Stres akibat perubahan lingkungan ini bukan sekedar gangguan — ia adalah lonceng bahaya yang membungkam kehidupan si ikan cupang, yang mengakibatkan kenapa ikan cupang cenderung diam di dalam sana.

4. Ukuran akuarium yang terlalu sempit

ilustrasi ikan cupang (unsplash.com/Beyza)

Jiwa kecil ikan cupang yang dulu penuh semangat dan riang, kini terperangkap dalam genggaman akuarium yang begitu sempit, seolah-olah dunia yang luas dan bebas tiba-tiba menyempit menjadi sebuah penjara tak terlihat. Ruang yang terbatas bukan hanya merenggut kebebasannya untuk meluncur dan menari-nari di dalam udara, namun juga membebankan jantung dengan tekanan yang tak kasat mata, membuatnya merasa tertekan dan kehilangan gairah hidup.

Udara yang cepat memburuk dan udara yang tak lagi segar menambah beban berat pada tubuh mungilnya, menimbulkan ketidaknyamanan dan kegelisahan yang membelenggu setiap gerakannya. Lebih memilukan lagi, ketiadaan sudut-sudut aman untuk bersembunyi membuatnya merasa terus-menerus dalam ancaman, tak punya tempat bernaung untuk beristirahat dan menyusun keberanian kembali. Akhirnya, dalam keputusasaan yang mengecewakan, si ikan cupang memilih menyelam ke dasar, teringat, dan mundur dari dunia yang kini terasa keras dan tanpa harapan.

Sementara itu, seharusnya akuarium yang menampung kehidupan kecil ini adalah sebuah istana yang lapang dan penuh kehangatan, lengkap dengan sudut-sudut persembunyian yang memeluknya dengan rasa aman dan nyaman.

5. Kelelahan atau terserang parasit

ilustrasi ikan cupang (unsplash.com/Tap Dara)

Ketika energi ikan cupang memudar, tubuh yang dulu kuat mulai melemah layaknya lentera yang hampir padam di tengah kegelapan. Semua ini adalah respons alami dari tubuh yang kehabisan energi, entah karena beban stres yang menekan, lingkungan yang tak lagi ramah, atau serangan penyakit yang diam-diam menyusup dan merampas vitalitasnya. Nafsu makannya yang dulu begitu lahap kini menghilang, membuat tubuh mungil itu semakin lemah dan gerakannya melambat—siripnya pun menguncup rapat, seolah tak punya kekuatan untuk menari di udara seperti dahulu.

Saat penyakit mulai merenggut semangatnya, tanda-tanda yang tidak dapat disembunyikan: warna cerah yang selama ini menjadi kebanggaannya mulai memudar dan memudar seperti lukisan yang terhapus oleh waktu. Sirip yang dulunya elok kini robek dan berlubang, sementara bercak putih menyeramkan muncul di sisik dan sekitar mulut, menandakan infeksi parasit yang terus menghantui.

Sebagai penutup, ikan cupang diam bisa jadi karena beberapa hal seperti suhu air yang tidak ideal, rendahnya kualitas air, gangguan lingkungan, akuarium yang sempit, dan masalah kesehatan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team