Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Kucing Sering Mengeong Malam Hari? Ini Faktanya!

Kucing (pexels.com/Ache Surya)

Mengeong adalah salah satu cara utama kucing berkomunikasi, baik dengan sesamanya maupun dengan manusia. Namun, tak sedikit pemilik kucing yang merasa terganggu ketika hewan peliharaan mereka mengeong terus-menerus terutama saat malam hari. Fenomena ini sering kali dianggap sebagai hal biasa, padahal ada sejumlah faktor yang bisa menjelaskan perilaku tersebut jika ditinjau dari sisi sains maupun perilaku hewan.

Beberapa fakta kucing menunjukkan bahwa kebiasaan mengeong malam hari bukan sekadar perilaku iseng. Perubahan pola tidur, rasa lapar, hingga kebutuhan akan perhatian bisa menjadi pemicu utama. Menariknya, sejumlah penelitian juga mengaitkan kebiasaan ini dengan insting alami dan proses adaptasi domestikasi. Berikut penjelasan lebih lengkap dari berbagai sudut pandang ilmiah dan perilaku hewan.

1. Kucing mengalami puncak aktivitas saat malam

Kucing (pexels.com/needtofly)

Kucing merupakan hewan krepuskular, artinya mereka paling aktif saat senja dan fajar. Secara biologis, sistem sirkadian kucing berbeda dari manusia. Ketika malam tiba dan suasana tenang, tubuh kucing justru berada dalam kondisi siap bergerak. Hal ini pula yang menjadi alasan kenapa mereka mengeong di waktu yang dianggap jam tidur manusia.

Saat rumah mulai sunyi dan aktivitas manusia menurun, kucing mulai mencari perhatian atau stimulasi. Mereka mungkin merasa bosan, ingin bermain, atau hanya ingin berinteraksi. Mengeong menjadi cara mereka mengomunikasikan kebutuhan tersebut. Jika tidak ditanggapi, perilaku ini bisa berlangsung lebih lama atau menjadi kebiasaan setiap malam.

2. Kucing mengekspresikan rasa lapar secara verbal

Kucing (pexels.com/Thgusstavo Santana)

Salah satu pemicu utama kucing mengeong di malam hari adalah rasa lapar. Meski sudah diberi makan, beberapa kucing memiliki pola makan yang tidak stabil atau terbiasa makan dalam porsi kecil, tapi berkali-kali. Ketika rasa lapar muncul di tengah malam, kucing akan mengeong sebagai sinyal kalau mereka meminta makanan.

Pola ini bisa terbentuk karena pemilik sering menanggapi suara kucing dengan memberi makan, sehingga menciptakan pola perilaku berulang. Dari sisi perilaku hewan, ini disebut sebagai “reinforcement loop”. Semakin sering diberi respons, semakin kuat kebiasaan kucing tersebut terbentuk maka dari itu inilah mengapa kucing mengeong malam hari sering dikaitkan dengan kondisi tubuh dan kebiasaan makan.

3. Kucing menunjukkan tanda gelisah atau cemas

Kucing (pexels.com/Abby Chung))

Beberapa kucing mengalami kecemasan saat malam, terutama jika mereka tinggal di lingkungan baru, sering ditinggal, atau kekurangan stimulasi. Kecemasan ini dapat diekspresikan lewat perilaku seperti mengeong terus-menerus. Faktor lingkungan seperti suara asing dari luar rumah juga bisa menjadi pemicu kegelisahan mereka.

Dalam dunia etologi, perilaku seperti ini sering disebut displacement behavior, yakni tindakan yang muncul karena tekanan atau stres. Jika kucing mengeong di malam hari disertai dengan sedikit agresi ringan, bisa jadi kucing sedang mengalami tekanan emosional. Pengenalan rutinitas, interaksi harian yang konsisten, dan pemberian ruang aman bisa membantu mengurangi kebiasaan ini.

4. Kucing merespons perubahan dalam lingkungan sekitar

Kucing (pexels.com/Bryanken)

Perubahan suasana rumah, jadwal harian pemilik, atau bahkan kehadiran hewan baru dapat memengaruhi kondisi emosional kucing. Mereka cenderung sensitif terhadap perubahan kecil sekalipun, dan hal ini bisa memicu kucing untuk mengeong di malam hari sebagai bentuk adaptasi atau protes. Respons ini menjadi salah satu cara mereka mencari kestabilan dalam lingkungan yang terasa asing.

Selain itu, jika pemilik tiba-tiba mulai bekerja malam atau bepergian lebih sering, kucing mungkin akan merasa kehilangan kebiasaan mereka yang biasa. Mereka mengeong bukan hanya karena bingung, tetapi juga karena kehilangan keterikatan waktu yang sudah mereka kenal. Perubahan ini dapat disalahartikan sebagai perilaku bandel, padahal kucing sedang mencoba menyesuaikan diri.

5. Kucing mengalami gangguan kesehatan tertentu

Kucing (pexels.com/Rajiv Salunkhe)

Mengeong berlebihan pada malam hari juga bisa menandakan masalah kesehatan. Gangguan seperti hipertiroidisme, gangguan kognitif pada kucing tua, hingga masalah pendengaran bisa memicu perilaku mengeong yang tidak biasa. Dalam kasus ini, mengeong bukan perilaku biasa, melainkan gejala yang perlu mendapat perhatian medis.

Kucing yang mengalami rasa tidak nyaman biasanya tidak dapat menunjukkan rasa sakit seperti manusia. Mereka justru akan menjadi lebih vokal. Jika kucing tiba-tiba sering mengeong di malam hari padahal sebelumnya tidak, pemeriksaan ke dokter hewan sangat disarankan. Dengan deteksi dini, gangguan kesehatan yang mungkin tersembunyi bisa segera ditangani.

Fakta kucing menunjukkan bahwa suara kucing yang mengeong di malam hari tidak bisa dianggap sepele. Setiap suara yang mereka keluarkan membawa pesan, baik itu soal kebutuhan fisik, kondisi emosional, maupun respons mereka terhadap lingkungan. Memahami penyebab di balik kebiasaan ini bukan hanya membantu kucing merasa lebih nyaman, tetapi juga menjaga hubungan yang sehat antara pemilik dan hewan peliharaan.

Referensi

Why Is My Cat Meowing at Night?" Purina UK. Diakses pada Juli 2025.
"Why Is My Cat Meowing?" PetMD. Diakses pada Juli 2025.
"18 Reasons Your Cat Is Meowing at Night." A-Z Animals. Diakses pada Juli 2025.
"How to Stop a Cat from Meowing at Night Continuously." Sheba Singapore. Diakses pada Juli 2025.
"Soothing the Nocturnal Noise: Understanding and Comforting Old Cats Who Meow at Night." Melbourne Cat Vets. Diakses pada Juli 2025.
"Why Is My Cat Meowing at Night?" Purina US. Diakses pada Juli 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us