Ubur ubur dipantai, sumber : pixabay.com/ikamyki
Racun ubur-ubur bekerja dengan cara disuntikkan ke tubuh korban melalui nematocyst, struktur kecil berbentuk jarum yang tersembunyi di dalam sel cnidocyte pada tentakelnya. Ketika tentakel ubur-ubur menyentuh kulit, nematocyst akan secara otomatis menembakkan jarumnya ke dalam jaringan, lalu melepaskan racun dalam hitungan milidetik. Mengutip dari laman Australian Institute of Marine Science dalam artikel berjudul Jellyfish Stings, racun ini mengandung campuran protein dan enzim yang bisa menyerang sel saraf, kulit, dan pembuluh darah. Efeknya bisa bervariasi tergantung jenis ubur-ubur, mulai dari rasa gatal, perih seperti terbakar, pembengkakan lokal, hingga reaksi sistemik seperti mual, kejang otot, kesulitan bernapas, bahkan henti jantung pada kasus ekstrem seperti sengatan box jellyfish. Yang mengejutkan, sengatan ubur-ubur tetap bisa terjadi meski hewannya sudah mati, selama nematocyst-nya masih aktif. Itulah mengapa penting untuk tidak menyentuh ubur-ubur, hidup ataupun mati, tanpa perlindungan.