Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ubur-ubur Bernapas dengan Apa? Ini Jawabannya!

Ubur-ubur (commons.wikimedia.org/Pedro Szekely)

Ubur-ubur dikenal sebagai hewan laut purba yang tidak memiliki otak maupun jantung, tetapi tetap mampu bertahan hidup hingga jutaan tahun. Salah satu pertanyaan penting yang kerap muncul terkait hewan ini adalah ubur-ubur bernapas dengan apa jika tidak memiliki paru-paru atau insang seperti kebanyakan makhluk laut lain?

Sistem pernapasan ubur-ubur memang tidak seperti hewan laut lainnya. Mereka memanfaatkan proses yang sangat unik dan tergolong sederhana untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Simak penjelasan berikut agar kamu bisa memahami bagaimana ubur-ubur bernapas.

1. Ubur-ubur menyerap oksigen melalui proses difusi kulit

Ubur-ubur (commons.wikimedia.org/Mtheletter)

Struktur tubuh ubur-ubur memang sangat sederhana sebab ia hanya terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu epidermis di bagian luar, gastrodermis di bagian dalam, serta lapisan mesoglea di tengah yang menyerupai jeli. Tidak adanya sistem pernapasan kompleks seperti insang atau paru-paru membuat ubur-ubur bergantung pada proses difusi, yakni pertukaran gas langsung melalui permukaan tubuh.

Oksigen yang larut di dalam air akan masuk ke tubuh ubur-ubur melalui permukaan kulit, kemudian tersebar menuju sel-sel yang membutuhkannya. Proses ini terjadi tanpa bantuan alat pernapasan khusus. Karena seluruh permukaan tubuhnya bersifat permeabel, ubur-ubur dapat menyerap oksigen secara langsung selama berada di lingkungan air yang cukup kaya oksigen.

Selain menyerap oksigen, proses difusi juga memungkinkan tubuh ubur-ubur melepaskan karbon dioksida hasil metabolisme. Meski terlihat sangat sederhana, mekanisme ini sangat efektif mengingat ukuran tubuh ubur-ubur cenderung kecil dan tidak memiliki banyak jaringan aktif seperti hewan bertulang belakang. Maka dari itu, kebutuhan oksigennya pun relatif rendah dan bisa terpenuhi hanya dari lingkungan sekitarnya.

2. Rongga gastrovaskuler membantu menyebarkan oksigen secara internal

Ubur-ubur (commons.wikimedia.org/Leonardolo)

Ubur-ubur memiliki rongga internal bernama gastrovaskuler yang berperan ganda sebagai saluran pencernaan sekaligus sebagai sistem sirkulasi. Setelah oksigen masuk ke tubuh melalui kulit, rongga ini bertugas mendistribusikannya ke seluruh bagian dalam tubuh ubur-ubur yang membutuhkannya. Fungsi ganda inilah yang membuat sistem fisiologi ubur-ubur sangat efisien dalam struktur yang sederhana.

Tidak adanya sistem peredaran darah seperti jantung atau pembuluh darah membuat ubur-ubur mengandalkan cairan internal dan gerakan tubuhnya sendiri untuk mengalirkan oksigen. Gastrovaskuler berfungsi semacam ‘jalan tol’ biologis yang menghubungkan berbagai bagian tubuh untuk pertukaran zat seperti oksigen dan karbon dioksida. Karena seluruh tubuhnya dipenuhi zat seperti gel, transfer gas dapat berlangsung cukup merata walau tidak secepat sistem tertutup pada hewan kompleks.

Meski demikian, sistem ini memiliki keterbatasan, terutama dalam hal ukuran. Karena oksigen menyebar secara pasif melalui difusi, ubur-ubur tidak bisa tumbuh terlalu besar. Jika tubuhnya terlalu besar, proses distribusi oksigen menjadi lambat dan kurang efisien. Itulah mengapa mayoritas spesies ubur-ubur memiliki ukuran tubuh relatif kecil meskipun bisa berkembang biak dengan cepat di lautan.

3. Struktur mesoglea mendukung efisiensi dan konservasi oksigen

Ubur-ubur (commons.wikimedia.org/Adrian)

Lapisan mesoglea di bagian tengah tubuh ubur-ubur merupakan jaringan tak hidup berbentuk seperti gel yang elastis dan berwarna bening. Meskipun tidak memiliki sel aktif, struktur ini berperan penting dalam mengatur keseimbangan metabolisme dan konservasi oksigen. Karena lapisan ini tidak memerlukan oksigen untuk bertahan, maka hampir seluruh oksigen yang masuk dapat difokuskan ke lapisan epidermis dan gastrodermis yang memang hidup dan membutuhkan energi.

Fungsi pasif dari mesoglea sangat krusial, terutama ketika ubur-ubur berada dalam lingkungan dengan kandungan oksigen rendah. Lapisan ini mampu menyimpan oksigen dalam jumlah kecil untuk digunakan sewaktu-waktu. Hal ini memungkinkan ubur-ubur untuk dapat bertahan di perairan yang minim oksigen, misalnya di kedalaman laut atau wilayah yang tercemar.

Kelebihan lain dari struktur tubuh ini adalah efisiensi metabolik yang sangat tinggi. Karena sebagian besar tubuhnya tersusun dari air dan jaringan tidak hidup, energi yang diperlukan ubur-ubur untuk bernapas dan bertahan hidup sangat rendah. Inilah yang menjelaskan mengapa spesies ini tetap eksis sejak ratusan juta tahun lalu tanpa perubahan evolusioner besar di sistem pernapasannya.

Meski tampak  sederhana, ubur-ubur ternyata memiliki mekanisme biologis yang luar biasa. Dengan mengandalkan proses difusi melalui kulit dan efisiensi energi yang tinggi, makhluk ini menjawab pertanyaan ubur-ubur bernapas dengan apa tanpa perlu sistem rumit seperti paru-paru atau insang. Struktur tubuh yang unik dan adaptasi luar biasa membuat ubur-ubur tetap bisa bertahan hidup di berbagai kondisi laut, termasuk yang memiliki kadar oksigen rendah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us