Keren, NASA Temukan 9 Planet di Alam Semesta Star Wars

Eksoplanet yang belum lama ditemukan ini memiliki properti hampir mirip Bumi. Selain itu, Kepler 452b juga merepresentasikan Coruscant, sebuah planet berteknologi tinggi yang ditampilkan dalam beberapa film Star Wars.

Kepler 452b menginduk bintang yang usianya 1,5 miliar tahun lebih tua daripada Matahari. Selisih waktu itu akan memberikan kesempatan bagi sebuah peradaban untuk mengembangkan teknologi yang jauh melampaui kita.

Tidak hanya merekayasa permukaan planet dengan teknologi canggih, penduduk Coruscant juga mampu merekayasa iklim. Hal yang sama juga dialami oleh Kepler 452b, suhunya akan menghangat ketika output energi bintang induk meningkat mengingat faktor usia bintang. Jika planet yang berukuran 1,6 kali diameter Bumi ini benar-benar dihuni peradaban cerdas maju, maka rekayasa iklim juga sangat diperlukan di sana.

Raksasa gas membentuk populasi terbanyak dari seluruh eksoplanet di alam semesta nyata. Di “The Empire Strikes Back”, planet raksasa gas bernama Bespin adalah rumah bagi “Cloud City” yang aktif terlibat dalam penambangan lapisan atmosfer. Kota terapung ini menjadi tempat perlindungan bagi Putri Leia dan rekan-rekannya dari kejaran Darth Vader.

Sudah banyak raksasa gas yang telah ditemukan oleh instrumen-instrumen astronomi seperti teleskop antariksa Kepler NASA yang dijuluki “Jupiter panas”. Planet raksasa panas ini biasanya ditemukan berada terlalu dekat dengan bintang induk sehingga mustahil dijadikan tempat untuk kota terapung.

Namun, para astronom di Observatorium La Silla Chili, telah menemukan sebuah planet seukuran Jupiter yang mengorbit bintang dari jarak yang sangat mirip dengan Jupiter di tata surya. Usia dan komposisi bintang induk HIP 11915 sama dengan Matahari yang juga meningkatkan kemungkinan seluruh sistem planetnya sama dengan tata surya.

Kembaran Jupiter ini bisa disamakan dengan Bespin yang memiliki lapisan atmosfer termasuk pita udara untuk pernafasan dan ideal untuk kota terapung. Teknologi kita sudah mampu mendeteksi komponen-komponen atmosfer eksoplanet yang sebenarnya, termasuk raksasa gas, meskipun sejauh ini tidak ditemukan pita udara untuk pernafasan.

Mustafar menjadi planet yang menayangkan adegan duel antara Obi-Wan Kenobi dan Anakin Skywalker di “Revenge of the Sith”. Dunia yang tertutup cairan lava ini mirip Kepler 78b, sebuah planet berbatu dalam rentang ukuran Bumi yang permukaannya panas membara. Kepler-78b, yang ukurannya kira-kira 20 persen lebih besar dari Bumi, memiliki dua kali lipat massa Bumi yang kemungkinan didominasi oleh besi dan batuan.

Mengorbit bintang induknya dalam jarak yang sangat dekat, Kepler-78b menyediakan suhu sangat panas untuk menjadi arena duel dramatis yang dihiasi oleh letupan-letupan lava, sehingga cocok dijadikan analogi Mustafar.

Planet OGLE-2005-BLG-390 dijuluki Hoth, sebuah dunia tundra beku fiksi di film Star Wars. Dianggap sebagai Jupiter ‘gagal’, planet Bumi super yang dingin ini harus puas dengan hanya lima kali lipat massa Bumi. Dengan suhu minus 220 derajat Celcius, planet ini dinobatkan sebagai planet terdingin dan sangat tidak ramah terhadap kehidupan.

Meskipun berada tidak terlalu jauh dari bintang induknya, planet ini mengorbit seperti pada jarak antara Mars dan Jupiter di tata surya kita. Namun, bintang induknya adalah bintang bermassa rendah dan dingin yang dikenal sebagai bintang katai merah.

Bertolak belakang dengan julukannya, planet OGLE-2005-BLG-390 ini didominasi oleh gas beku padat sehingga permukaannya tertutup salju. Para astronom NASA menemukannya melalui teknik microlensing gravitasi pada tahun 2005 menggunakan instrumen Optical Gravitational Lensing Experiment (OGLE).

Planet asal Luke Skywalker ini memiliki lingkungan keras gurun pasir, yang sering tersapu badai pasir sembari dipanggang di bawah sinar Matahari kembar. Dan, Kepler-16b adalah Tatooine di dunia nyata, karena planet sirkumbiner ini mengorbit dua bintang sekaligus.

Ya, berada Kepler-16b seolah hidup di sebuah planet asing dengan dua Matahari di langit. Meskipun orbit planet akan sangat rumit, ‘Tatooine’ ini bisa saja layak huni asalkan planet tetap berada dalam jarak tertentu dari kedua bintang induknya yang disebut zona layak huni.

Sayangnya, Kepler-16b adalah planet gas yang dingin seukuran Saturnus dan terletak di luar zona layak huni bintang sehingga tidak mungkin ditinggali. Kabar baiknya, Kepler 16-b dapat memperluas prospek kehidupan di bawah dua Matahari, karena diperkirakan separuh dari populasi bintang merupakan sistem biner (ganda).

Kepler-22b adalah analog dari planet Kamino, sebuah dunia lautan yang menjadi rumah dari klon berleher panjang dan bermata serangga. Kamino ditampilkan dalam sebuah adegan di “Attack of the Clones”, sebagai tempat yang bergejolak oleh badai ketika Obi-Wan Kenobi mendarat di sana untuk mencari jawaban.

Ukurannya 2,4 kali lebih besar dari Bumi, Kepler-22b kemungkinan besar adalah sebuah planet yang tertutup samudera raya. Jika memang benar, maka kita bisa membayangkan planet ini sebagai Kamino. Para ilmuwan juga telah membuat model simulasi dari sebuah planet berair dalam kisaran ukuran Bumi. Mereka menemukan bahwa pada jarak yang tepat dari bintang induk, suhu rata-rata di permukaan sekitar 15,5 derajat Celsius yang menjadikannya layak huni.

Kedalaman lautan hanya sekitar 50 meter yang akan menyerap panas dan menjaga iklim tetap sejuk seperti musim semi di sepanjang tahun. Lautan dangkal seperti ini ideal bagi platform laut Kamino yang memungkinkan penghuninya mendirikan kota di permukaan laut.

Endor, sebuah dunia rimba bagi spesies Ewoks, mengorbit planet raksasa gas dan diperkenalkan di “Return of the Jedi”. Deteksi eskobulan masih dalam masa pertumbuhan bagi para ilmuwan di Bumi. Eksobulan atau satelit alami yang mengorbit eksoplanet pernah diamati melalui teknik microlensing gravitasi pada tahun 2014.

Akan tetapi, penemuan ini tidak penah bisa dikonfirmasi ulang untuk selamanya, karena setiap peristiwa microlensing hanya dapat dilihat sekali saja. Jika memang bisa dikonfirmasi, maka eksobulan itu mengorbit sebuah planet pengembara yang berkeliaran di ruang angkasa karena tidak memiliki bintang untuk diorbit.

Perburuan eksobulan melalui program Hunt for Exomoons Universitas Harvard telah menggali data yang dikumpulkan Kepler untuk mencari keberadaan mereka. Upaya ini bisa memberikan implikasi yang kuat dalam pencarian kehidupan di luar Bumi. Jika bisa membuktikan bahwa eksobulan layak huni, maka akan membuka jalan lain untuk astrobiologi, mengingat jumlah bulan lebih banyak daripada planet.

Di “A New Hope”, Puteri Leia terpaksa menyaksikan planet Alderaan hancur berkeping-keping oleh kekaisaran Death Star. Seperti Alderan, sebuah eksoplanet di dunia nyata juga ditemukan mengalami kehancuran ekstrem. Bintang induk tipe katai putih tertangkap tangan tega ‘melahap’ sebuah planetnya sendiri oleh Observatorium Sinar-X NASA pada tahun 2015.

Bintang katai putih adalah sisa dari sebuah bintang super-padat seukuran Bumi, tetapi dengan gaya gravitasi sekitar 10.000 kali lebih kuat dari Matahari. Gaya pasang surut gravitasi yang kuat ini mampu merobek sebuah planet yang berada terlalu dekat.

Sebaliknya, pengamatan serupa menggunakan teleskop antariksa Spitzer NASA terhadap sebuah bintang muda hanya berusia 35 juta tahun, berada di lingkungan mirip bintang katai putih yang dikelilingi puing-puing debu. Namun, katai putih adalah bintang yang sudah sangat lanjut usia dan cenderung menghancurkan planetnya sendiri, sedangkan bintang muda menyatukan puing-puing debu untuk membentuk planet.

George Lucas sering memamerkan planet-planet gurun di film-film Star Wars besutannya. Dan setidaknya ia berada di jalur yang benar, karena bahkan planet gurun di tata surya kita sendiri pun ada. Meskipun Mars adalah sebuah planet gurun yang gersang dan tidak layak huni, kemungkinan besar planet-planet gurun di tempat lain ramah terhadap kehidupan.

Dunia-dunia gurun yang ditampilkan Star Wars dianggap menarik, karena planet seperti Jakku di “The Force Awakens” diperkirakan jumlahnya sangat banyak. Suhu mereka bisa panas seperti Tatooine dan Jakku, atau dingin seperti Mars dan Jedha di “Rogue One”.

Minimnya kandungan air di planet gurun adalah salah satu faktor yang malah membuatnya layak huni. Karena air bisa memperkuat terjadinya perubahan iklim dan dapat menyebabkan sebuah planet menjadi sangat panas seperti Venus, atau sangat dingin seperti Europa.