Keunikan 3 Negara Enklave di Dunia, Kaya Akan Sejarah

Istilah enklave berasal dari bahasa Prancis: enclave, yang berarti terkurung atau dimasukkan. Istilah ini mulai digunakan dalam konteks politik dan geografi pada abad ke-17 untuk menggambarkan suatu wilayah yang sepenuhnya dikelilingi oleh negara lain.
Konsep enklave menjadi lebih dikenal setelah terbentuknya perbatasan negara-negara modern melalui berbagai perjanjian internasional. Banyak negara enklave muncul akibat perang, penjajahan, atau keputusan administratif yang menyebabkan suatu wilayah tetap berada di bawah yurisdiksi negara asalnya meskipun terpisah dari wilayah utama.
Di dunia, hanya ada tiga negara berdaulat yang berstatus sebagai enklave sepenuhnya, yaitu Lesotho, San Marino, dan Vatikan. Berikut adalah profil dan keunikan dari masing-masing negara enklave ini.
1. Lesotho, kerajaan di tengah Afrika Selatan

Lesotho dikelilingi sepenuhnya oleh Afrika Selatan. Memiliki luas wilayah 30.355 km2 dengan populasi sekitar 2,3 juta jiwa. Lesotho memiliki dua bahasa resmi, yaitu Sesotho dan Inggris. Hingga kini Lesotho memiliki bentuk pemerintahan monarki konstitusional, di mana kekuasaan raja atau ratu dibatasi oleh konstitusi.
Lesotho merupakan satu-satunya negara enklave di Afrika dan juga satu-satunya yang bukan terletak di Eropa. Negara beribukota Maseru ini memiliki sejarah panjang perlawanan terhadap penjajahan Inggris dan ekspansi Afrika Selatan. Pada tahun 1966, Lesotho memperoleh kemerdekaannya dari Inggris dan tetap mempertahankan statusnya sebagai negara terpisah meskipun sepenuhnya dikelilingi oleh Afrika Selatan.
Ekonomi Lesotho sangat bergantung pada pertanian, tekstil, dan tenaga kerja yang bekerja di Afrika Selatan. Selain itu, negara ini terkenal dengan proyek air Lesotho Highlands, yang memasok air ke Afrika Selatan dan menjadi salah satu sumber pendapatan utamanya.
2. San Marino, negara republik tertua di dunia

San Marino merupakan negara republik konstitusional yang dikelilingi sepenuhnya oleh Italia. Negara ini termasuk negara terkecil di Eropa, memiliki luas hanya 61 km2 dengan populasi sekitar 33.000 jiwa. Untuk mencapai San Marino, kita harus melewati Kota Rimini, Italia. Ini dikarenakan San Marino tidak memiliki bandara sendiri, tetapi menggunakan Bandara Federico Fellini di Rimini, yang hanya berjarak sekitar 10 km dari San Marino.
San Marino adalah negara enklave tertua di dunia. Konon, negara ini didirikan pada tahun 301 M oleh seorang tukang batu bernama Marinus, yang melarikan diri dari penganiayaan Kekaisaran Romawi. Sejak saat itu, San Marino mempertahankan kemerdekaannya dan berhasil menghindari aneksasi oleh negara lain, termasuk Italia.
Ekonomi San Marino sangat bergantung pada pariwisata, perbankan, dan industri kecil, seperti produksi keramik dan perangko yang sering diburu oleh kolektor. Negara ini juga dikenal memiliki salah satu sistem pajak terendah di Eropa, menjadikannya tempat menarik bagi bisnis dan investasi.
3. Vatikan, negara terkecil dan pusat gereja Katolik

Negara Vatikan adalah negara berdaulat terkecil di dunia yang berada di dalam Kota Roma, Italia. Sistem pemerintahannya teokratis, dipimpin oleh Paus. Memiliki luas wilayah 0,49 km2 dengan populasi hanya sekitar 800 jiwa. Dengan luas wilayah yang terbatas, Vatikan tidak memiliki bandara sendiri. Vatikan menggunakan Bandara Fiumicino dan Ciampino di Roma. Meskipun demikian, Vatikan memiliki helipad di dalam wilayahnya yang digunakan oleh Paus dan tamu kenegaraan.
Negara Vatikan resmi berdiri pada tahun 1929 melalui Perjanjian Lateran, yang ditandatangani oleh Vatikan dan pemerintah Italia di bawah Benito Mussolini. Melalui perjanjian ini pula, keamanan Vatikan dijamin oleh Italia. Sedangkan untuk keamanan internal, Vatikan memiliki dua unit keamanan utama, yaitu Garda Swiss (pasukan elit yang melindungi Paus) dan Korps Gendarmerie Vatikan (pasukan polisi untuk keamanan negara).
Ketiga negara ini memiliki keunikan sejarah, budaya, dan politik yang menjadikannya berbeda dari negara-negara lain di dunia. Keberadaan enklave ini menunjukkan bagaimana batas-batas geopolitik bisa terbentuk karena sejarah panjang peperangan, perjanjian, dan identitas nasional yang kuat. Meskipun kecil, negara-negara ini tetap memiliki peran penting di dunia.