Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kucing yang Menghuni Hutan Amazon, Jadi Predator Ganas di Habitatnya

Puma, salah satu kucing yang menghuni Hutan Amazon (commons.wikimedia.org/Phalinn Ooi)

Di alam liar, kucing bisa hidup dimanapun, mulai dari pegunungan, area bakau, savana, padang rumput, sampai hutan. Penyebaran kucing juga luas, mulai dari wilayah Eropa, Asia, sampai Amerika Selatan. Di Amerika Selatan sendiri, Hutan Amazon jadi salah satu tempat yang kaya akan keanekaragaman spesies kucing. Mau itu kucing besar, kucing kecil, sampai kucing arboreal semuanya bisa ditemukan di hutan ini.

Tiap spesies juga memiliki keunikannya masing, sayangnya banyak orang yang tidak terlalu mengenal kucing-kucing tersebut. Dalam hal ini, manusia hanya tahu nama dan ciri fisik kucing-kucing tersebut, namun mereka tak paham soal makanan, populasi, kebiasaan, atau perilakunya. Oleh karena itu, kali ini kita akan membahas beberapa spesies kucing yang menghuni Hutan Amazon. Simak dengan baik supaya kamu lebih mengenal kucing-kucing tersebut.

1. Jaguar

Jaguar (commons.wikimedia.org/Alexander Leisser)

Panthera onca atau jaguar merupakan kucing terbesar yang hidup di Hutan Amazon. Bayangkan saja, kucing bertutul ini mampu tumbuh hingga sepanjang 2,7 meter dan bobot maksimalnya ada di angka 160 kilogram, jelas Britannica. Tapi jangan salah, walau berat dan besar nyatanya jaguar cukup lincah, lho. Pertama, ia mampu memanjat pohon tinggi. Selain itu, kucing ini juga pandai berenang dan sering terlihat menyeberangi sungai, danau, atau rawa.

Sebagai predator puncak, jaguar bisa memangsa apapun, mulai dari ikan, burung, kapibara, ular, sampai kaiman. Dalam berburu, jaguar mengandalkan tiga hal, yaitu kemampuan kamuflase, cakarnya yang kuat, dan giginya yang tajam. Tak jarang, jaguar juga menyerang dan berkonflik dengan manusia. Populasinya juga terus menurun dan kucing besar ini termasuk hewan terancam punah.

2. Puma

Puma (commons.wikimedia.org/Shahzaib Damn Cruze)

Tak hanya di Hutan Amazon, Puma concolor atau puma juga menghuni wilayah pegunungan di Amerika Utara dan Amerika Selatan, jelas Animal Diversity Web. Karena hal tersebut, puma kerap dipanggil sebagai mountain lion atau singa gunung. Dengan ototnya yang kuat, puma bisa memanjat pohon, mendaki bebatuan, dan bergerak dengan lincah di pegunungan yang licin. Puma juga tak bisa mengaum, sebaliknya ia hanya bisa mengoeong seperti kucing rumah.

Di habitat aslinya, puma sangat suka berburu mamalia, reptil, dan burung. Sebenarnya puma jarang berkonflik dengan manusia, namun terkadang hewan ini memasuki area pemukiman dan membuat manusia khawatir. Saat hal tersebut terjadi, biasanya pihak perwajib seperti polisi hutan akan bertindak dengan cepat. Mereka akan melumphkan dan kemudian merelokasi puma ke habitat aslinya.

3. Margay

Margay (commons.wikimedia.org/Brady Reed)

Dilansir Animalia, Leopardus wiedii atau margay merupakan kucing arboreal yang sangat ahli memanjat. Hal ini bisa terjadi karena margay memiliki ekor panjang, tubuh ringan, dan cakar yang kuat. Dalam hal ini, ekor panjang membantu menyeimbang tubuh saat memanjat. Kemudian, tubuh ringan membuat hewan ini bisa bergerak lincah di pepohonan. Terakhir, cakar kuat membantunya mencengkeram batang dan ranting pohon.

Sebagai hewan arboreal, margay jarang turun ke pohon. Makanannya juga tak jauh-jauh dari hewan pohon, seperti kadal, ular, katak, kodok, burung, dan telur hewan. Jika dibandingkan dengan kucing lain, margay cukup kecil karena panjang maksimalnya hanya 79 centimeter dan bobot maksimalnya hanya 4 kilogram. Margay juga termasuk hewan nokturnal yang sangat aktif pada malam hari.

4. Ocelot

Ocelot (commons.wikimedia.org/Eric Kilby)

Hewan dengan nama ilmiah Leopardus pardalis ini merupakan kerabat dekat margay. Karenanya, mereka punya banyak persamaan. Contohnya, margay dan ocelot sama-sama hewan arboreal yang ahli memanjat. Corak dan warna tubuh mereka juga sama, yaitu keduanya punya tubuh berwarna cokelat muda yang dihiasi corak tutul hitam. Gerakan ocelot juga lincah yang mana membantunya mengejar mangsa dan kabur dari predator.

Tapi tak cuma memanjat, nyatanya ocelot juga pandai berenang, jelas iNaturalist. Sama seperti jaguar, ocelot mampu menyeberangi sungai dan terkadang berburu hewan air seperti ikan. Layaknya kucing lain, penciuman ocelot juga tajam dan ia menggunakannya untuk mendeteksi mangsa di malam hari. Sayangnya, populasi ocelot mulai menurun akibat kerusakan habitat dan perburuan liar.

5. Jaguarundi

Jaguarundi (commons.wikimedia.org/thibaudaronson)

Di saat kucing lain punya warna cokelat dan corak tutul, tubuh jaguarundi justru diselimuti warna hitam pekat. Selain unik, hal ini juga jadi ciri khas dari kucing dengan nama ilmiah Herpailurus yagouaroundi ini. Jika berbicara habitat, sebenarnya jaguarundi bisa ditemukan di Amerika Selatan, Tengah, sampai Utara. Hanya saja, populasinya di Amerika Utara hampir punah dan ia sangat sulit ditemukan di sana, jelas lama Lamar University.

Jaguarundi merupakan spesies yang paling adaptif dan bisa hidup dimanapun, mulai dari hutan, area kering, semak-semak, bebatuan, daerah berkayu, rawa, sampai pedesaaan. Lebih lanjut, jaguarundi merupakan hewan terestrial diurnal yang hidup sendiri. Kucing ini tak akan bersosialiasi dengan sesamanya keculai saat musim kawin. Terakhir, semua indra hewan ini sangat baik, entah pendengaran, penciuman, atau penglihatannya.

Setelah diulik, ternyata Hutan Amazon jadi rumah bagi berbagai spesies kucing, seperti jaguar, puma, margay, ocelot, dan jaguarundi. Uniknya, mereka memiliki ciri khas masing-masing. Sebagai contoh, jaguar dan ocelot sangat pandai berenang. Di sisi lain, margay adalah pemanjat yang andal. Puma juga tak kalah unik karena ia tak bisa mengaum. Kemudian, ada jaguarundi yang punya warna hitam dan bisa hidup di berbagai habitat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us