Harta dan takhta tidak bisa dibawa mati dan tak ada satu pun yang dapat menghentikan kematian. Oleh karena itu, mereka yang memiliki segalanya memilih untuk mewariskan apa pun yang mereka punya, bisa kepada keluarga atau sahabat.
Akan tetapi, tidak jarang para almarhum meninggalkan wasiat yang terkesan aneh namun harus dilakukan sebelum wafat. Kalau tidak? Mereka tak akan tenang! Bikin geleng-geleng kepala, inilah beberapa wasiat yang aneh tetapi harus tetap dilakukan.
Sejak lahir sebagai bangsawan Portugis, Luis Carlos de Noronha Cabral de Camara sudah berselimutkan kekayaan. Bayangkan saja, ia mewaris sejumlah uang, apartemen dua belas kamar di ibukota Portugal, rumah, kendaraan, dan kenikmatan dunia lainnya.
Akan tetapi, Luis tetap melajang, tidak begitu dekat dengan keluarganya, dan hanya punya sedikit koneksi. Oleh sebab itu, pada 1988, Luis memutuskan hal yang tak terduga: ia memilih 70 orang secara acak dari buku telepon untuk mewarisi harta peninggalannya nanti.
Pada 2001, Luis meninggal dan wasiatnya pun dilaksanakan. Setiap orang dari buku telepon tersebut mewarisi 1/70 dari total warisan. Tentu, mereka tidak percaya dan menganggap ini adalah penipuan. Namun, keraguan tersebut berubah jadi sukacita saat mereka benar-benar menerima warisan tersebut.
Seperti Luis Carlos, Karlotta Leibenstein adalah bangsawan Jerman yang memiliki harta, tetapi melewati hidup sendiri. Bedanya, Karlotta mempercayakannya pada satu makhluk kepercayaannya, yaitu anjing German Shepherd bernama Gunther III. Saat Karlotta wafat pada 1992, Gunther III mewarisi US$156 juta (lebih dari Rp2,2 triliun)
Karena anjing tidak bisa benar-benar jadi pewaris, maka Gunther III dijaga oleh sebuah tim. Uang tersebut sebagian besar diinvestasikan dan per 2019, uang tersebut bertambah hingga US$400 juta (Rp5,7 triliun). Saat Gunther III mati, keturunannya, Gunther IV, yang mewarisi seluruh kekayaan tersebut. Saat ini, Gunther IV adalah binatang terkaya di dunia!
Ed Headrick telah menjalani kehidupan yang menakjubkan. Dari berjuang di Perang Dunia II (PD2), Ed akhirnya menemukan passion-nya sebagai perancang mainan. Ed terkenal karena merancang frisbee. Saat meninggal pada 2002, untuk wasiatnya, Ed ingin diubah jadi mainan ciptaannya yang terkenal tersebut.
Setelah dikremasi, abu Ed disatukan dan dicetak menjadi beberapa frisbee. Diproduksi dalam jumlah terbatas, frisbee abu Ed diberikan pada beberapa anggota keluarga dan teman-teman yang beruntung. Sisanya dilelang untuk amal.
Eugene "Gene" Wesley Roddenberry terkenal sebagai otak di balik karya science fiction Star Trek. Sebelumnya, Gene juga terkenal sebagai pilot saat PD2. Bisa terlihat, bahwa Gene memang mencintai luar angkasa, dan saat wafat pada 1992, Gene pun ingin bersatu dengan dirgantara.
Wasiatnya baru dikabulkan lima tahun kemudian. Sebagian abu Gene dibawa ke roket Celestis dan diluncurkan ke orbit Bumi. Namun, pada 2002, roket tersebut hancur dan jatuh kembali ke Bumi. NASA masih berkomitmen untuk meluncurkan abu Gene ke luar angkasa. Namun, belum ada rencana yang terkonfirmasi saat ini.
Sebagai seorang pengrajin topi di Boston, Solomon Sanborn benar-benar cinta pada negaranya. Oleh karena itu, saat meninggal pada 1871, Solomon meninggalkan beberapa wasiat yang benar-benar menyuarakan patriotismenya.
Pertama, ia ingin tubuhnya dipersembahkan untuk ilmu pengetahuan. Namun, ia ingin kulit tubuhnya dibuat sebagai kulit untuk dua drum. Drum ini kemudian diberikan pada teman Solomon yang juga seorang penabur drum. Sang penabur drum harus pergi ke Bunker Hill pada 17 Juni untuk memainkan lagu Yankee Doodle Dandy.
Kamu suka baca komik Marvel? Kemungkinan besar, kamu pernah lihat atau dengar nama "Mark Gruenwald". Sebagai seorang writer, penciller, dan editor, Mark sudah mengerjakan judul-judul kondang Marvel. Salah satunya yang paling terkenal adalah Squadron Supreme.
Pada 1996, Mark wafat akibat serangan jantung. Namun, kecintaannya pada dunia komik tetap kekal. Untuk wasiatnya, Mark ingin agar ia dikremasi dan abunya digunakan sebagai bahan tinta dalam menggambar komik kompilasi Squadron Supreme edisi TPB.
Charles Vance Millar adalah seorang pebisnis dan pengacara asal Toronto, Kanada. Ia memiliki kekayaan yang cukup besar, tetapi tak bisa dibawa mati dan harus diwariskan. Tidak punya keluarga dekat, Charles yang meninggal pada 1926 memiliki cara yang aneh untuk membagi hartanya, yaitu:
Namun, klausa warisan Charles yang paling terkenal adalah Great Stork Derby. Charles mewariskan sebidang tanahnya yang luas kepada perempuan Toronto yang bisa memiliki anak paling banyak dalam satu dekade setelah kematiannya.
Empat keluarga di Toronto keluar sebagai pemenang dengan sembilan anak masing-masing. Karena seri, maka uang tanah tersebut dibagi rata, dan masing-masing menerima US$1,96 juta (hampir Rp28 miliar).