Apa Itu Flare? Ini Kegunaan, Cara Kerja, dan Risikonya

Pakainya harus hati-hati, terlebih saat musim kemarau

Apa itu flare menjadi topik yang ramai diperbincangkan tersendiri setelah disebut-sebut menjadi penyebab api yang memicu kebakaran hebat di bukit Teletubbies, Bromo. Konon, properti foto ini memantik api yang kemudian meluas hingga puluhan hektare.

Namun, apa sebenarnya kegunaan dari flare? Berikut penjelasannya beserta cara kerja, dampak, dan risiko penggunaan benda tersebut.

Apa itu flare?

Apa Itu Flare? Ini Kegunaan, Cara Kerja, dan RisikonyaFoto hanya ilustrasi. Flare di laga Indonesia vs Bangladesh. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Flare atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai suar merupakan suluh atau sumber cahaya. Perangkat ini mirip dengan kembang api yang banyak dimanfaatkan untuk penerangan dan sinyal.

Meski demikian, hal tersebut bukanlah satu-satunya fungsi dari flare. Reaksi kimia yang terjadi saat pembakaran flare menghasilkan beberapa warna cantik. Oleh karena itu, beberapa fotografer menggunakannya sebagai properti tambahan guna membuat gambar lebih estetik dan menarik. 

Suar sendiri terdiri dari banyak jenis yang setidaknya terbagi menjadi dua. Jenis pertama yaitu suar genggam yang biasa digunakan di darat, lalu ada pula suar roket yang dapat ditembakkan ke udara.

Cara kerja flare

Bagaimana flare bekerja? Well, kita perlu tahu dulu bahwa bentuk suar yang mirip seperti tabung. Di dalam suar mengandung bahan kimia yang dapat nyala dan meledak. Beberapa jenis flare tertentu bahkan bisa memunculkan asap (dikenal sebagai sinyal asap).

Bahan-bahan yang terkandung di dalamnya bisa bermacam-macam. Namun, kerap kali terdiri atas stronium nitrat, kalium nitrat, atau kalium perklorat yang mudah terbakar, melansir Spiegl. Senyawa tersebut umumnya dicampur dengan bahan seperti arang, magnesium, hingga kalsium agar bisa menyala saat terendam. Beberapa suar juga mengandung pewarna, lho.

Cara kerja flare pun cukup mirip dengan kembang api. Di ujung pipa, senyawa kimia dibakar dengan suhu sangat tinggi sehingga terjadi proses pembakaran. Hasilnya, akan muncul cahaya terang atau asap berwarna tergantung pada jenis flare yang digunakan.

Baca Juga: Kenapa Kebakaran di Hawaii Begitu Mematikan? Ini Penjelasannya

Fungsi dan kegunaan flare

Apa Itu Flare? Ini Kegunaan, Cara Kerja, dan Risikonyailustrasi flare (pexels.com/wojciechmarciniak)

Sejatinya apa itu flare merupakan alat yang digunakan sebagai sinyal ketika membutuhkan bantuan. Cahaya dan asap hasil pembakaran bahan kimia yang muncul dari flare dapat menarik perhatian orang.

Oleh karena itu, fungsi utama dari flare adalah sebagai pengirim sinyal bahaya atau meminta pertolongan. Pada flare asap, contohnya. Gumpalan besar warna-warni yang muncul bisa terlihat beberapa menit dengan jarak hingga 5 km atau 30 mil, melansir Explain That Stuff.

Di kapal, suar juga dapat menjadi bantuan pencahayaan apabila butuh penerangan. Suar biasanya digunakan ketika kapal perlu menyusuri haluan yang tidak ada sumber penerangan.

Dampak dan risiko menyalakan flare

Apa Itu Flare? Ini Kegunaan, Cara Kerja, dan RisikonyaPemadaman api pada kebakaran yang terjadi di Bromo. (twitter.com/bpbdkabmalang)

Dalam kondisi darurat, menyalakan flare bisa jadi penyelamat. Orang-orang di sekitar akan berdatangan begitu mendapati kepulan asap atau cahaya yang terlalu terang. Meski demikian, penggunaan flare bukan tanpa risiko.

Ada beberapa potensi negatif yang muncul saat menyalakan suar. Terutama jika penggunannya tidak memerhatikan lingkungan sekitar. Berikut di antaranya:

  • Melepaskan gas berbahaya yang dapat memicu masalah kesehatan
  • Kebakaran tak terkendali akibat penggunaan yang tidak tepat
  • Luka bakar akibat kesalahan penggunaan
  • Berdampak pada peningkatan polusi udara akibat pembakaran senyawa kimia tertentu.

Apa itu flare sebetulnya digunakan untuk keperluan darurat, utamanya sebagai sinyal bantuan. Di samping itu, flare memang bisa dipakai untuk properti tambahan ketika foto. Namun, penggunaannya perlu diawasi dengan ketat sehingga tidak menyebabkan dampak negatif yang merugikan.

Baca Juga: Dampak Kebakaran Gunung Bromo, Ekosistem Alamnya Terganggu

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Delvia Y Oktaviani
  • Bayu Nur Seto

Berita Terkini Lainnya