Hujan Meteor Draconid Oktober 2023, Terjadi Saat Bulan Redup

Pada masa lalu, Draconid tampak sangat luar biasa

Hujan meteor Draconid Oktober 2023 dikabarkan akan berlangsung pada tanggal 7-8 pada bulan ini. Uniknya, fenomena langit ini berpotensi terlihat lebih jelas karena berlangsung saat bulan berada di fase sabit.

Lantas, dari mana datanganya hujan meteor ini dan bagaimana cara mengamatinya? Yuk, kita kenalan dan bahas lebih jelas di sini!

Asal hujan meteor Draconid

Hujan meteor berasal dari puing-puing benda di antariksa yang masuk ke atmosfer bumi. Puing-puing tersebut bisa disebabkan oleh banyak hal. Nah, yang paling umum adalah karena remahan es dari komet. Seperti hujan meteor lain, hujan meteor Draconid pun berasal dari puing komet.

Induk dari hujan meteor Draconid bernama komet P/Giacobini-Zinner. Komet tersebut ditemukan pada 20 Desember 1900 oleh Giacobini di Observatorium Nice di Prancis. Selanjutnya, komet diamati oleh Ernst Zinner pada 23 Oktober 1913, melansir NASA Science.

Dibanding komet lain, komet P/Giacobini-Zinner memiliki ukuran yang cukup kecil. Diameter komet tersebut 1,24 mil atau sekitar 2 kilometer. Dilansir Space, komet induk hujan meteor Draconid ini membutuhkan waktu sekitar 6,6 tahun untuk mengorbit matahari.

Baca Juga: Hujan Meteor Orionids Oktober 2022, Bintang Jatuh Terbanyak Bulan Ini

Badai meteor Draconid

Hujan Meteor Draconid Oktober 2023, Terjadi Saat Bulan Redupilustrasi hujan meteor (unsplash.com/Ludovico Bee)

Pada masa lalu, puing-puing komet P/Giacobini-Zinner pernah menghasilkan badai meteor. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1933 dan 1940. Dilansir Earth Sky, fenomena badai meteor tersebut menghasilkan ratusan bahkan ribuan meteor per jam yang bisa diamati dari bumi. 

Perlu diketahui, sebagian puing komet tersebar secara tidak merata di sekitar orbitnya. Namun, sebagian besar berkumpul di dekat komet. Ketika komet mendekati tata surya dan atmosfer bumi, maka bisa menghasilkan hujan meteor yang spektakuler. 

Pada 1985, 1998, dan 2018, guguran hujan meteor Draconid mengalami peningkatan. Selanjutnya, pada 2011, pengamat di Eropa bahkan melihat lebih dari 600 meteor per jam dari hujan meteor Draconid. Meski demikian, tidak terjadi fenomena badai meteor sebagaimana pada puluhan tahun lalu.

Komet 21P/Giacobini-Zinner juga berada di perihelion atau titik terdekatnya dengan bumi pada 10 September 2018 lalu. Pada waktu tersebut pun terjadi peningkatan guguran meteor.

Menghitung periode orbitnya, diperkirakan perihelion berikutnya terjadi pada 2025. Meski demikian, peneliti tidak dapat memperkirakan adanya ledakan walaupun mungkin saja terjadi, melansir sumber yang sama.

Cara mengamati Hujan meteor Draconid Oktober 2023

Tertarik mengamati hujan meteor Draconid pada tahun 2023 ini? Fenomena langit ini akan mengalami puncaknya pada 9 Oktober 2023, melansir akun Instagram resmi LAPAN RI. Kamu bisa mulai melakukan pengamatan mulai malam hari pada 8 Oktober, ya.

Hujan meteor Draconid Oktober 2023 sendiri termasuk dalam hujan meteor minor kelas II dengan guguran cukup sedikit, sekitar 1,5-3 meteor per jam. Meski demikian, kamu diuntungkan karena pada waktu tersebut bulan sedang berada dalam fase sabit dan kecerahannya hanya sekitar 19 persen.

Titik puncak guguran hujan meteor Draconid dapat diamati di kepala konstelasi Draco sang naga. Meski demikian, untuk mengamatinya, tidak harus dengan menemukan titik konstelasi Draco ini, kok. Hujan meteor ini tetap dapat diamati selama langit cerah dengan pencahayaan minim, melansir Time and Date.

Tidak seperti hujan meteor lain, hujan meteor Draconid Oktober 2023 paling baik diamati pada malam hari alih-alih dini hari. Jadi, jangan lupa siap-siap lebih awal, ya!

Baca Juga: 3 Fenomena Langit Oktober 2023, Siapkan Teleskop!

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya