Apa Itu Perihelion? Fase Titik Terdekat Bumi dengan Matahari

Apakah jadi lebih panas?

Setiap planet di tata surya memiliki orbit yang memutari matahari. Orbit ini bentuknya tidak lingkaran penuh sehingga jaraknya bisa bervariasi setiap waktu. Ada kalanya planet berada di titik terdekatnya dengan matahari. Fase ini disebut sebagai perihelion

Memang akan sedekat apa jarak bumi dengan matahari ketika mengalami perihelion? Apakah hal tersebut lantas menyebabkan peningkatan suhu? Yuk, kita cari tahu sama-sama melalui uraian ini!

Apa itu perihelion?

Dilansir Space, perihelion merupakan peristiwa ketika planet berada di orbit yang mengitari dan berada di titik terdekat dengan bintangnya. Dalam hal ini, perihelion bisa terjadi pada bumi ke matahari atau planet lainnya. 

Perihelion sendiri berasal dari bahasa Yunani peri yang berarti 'sekeliling' dan helios artinya 'matahari'. Peristiwa ini biasanya terjadi sekitar 2 minggu setelah titik balik terjauh matahari Desember. 

Pada 2023, peristiwa ini diperkirakan akan terjadi pada 4 Januari. Ketika mengalami fase perihelion, bumi akan berjarak 91.403.034 mil atau sekitar 147.098.924,35 km dari inti matahari, melansir Almanac.

Waktu terjadinya peristiwa perihelion ini tidak selalu sama setiap tahunnya. Pergeseran tanggal sangat mungkin terjadi karena waktu pada kalender tidak sama dengan waktu orbit bumi. 

Pada 1246, titik balik matahari Desember bertepatan dengan perihelion bumi. Sejak saat itu, tanggal perihelion dan aphelion telah bergeser satu hari setiap 58 tahun. Bukan hanya jangka lama, perbedaan tanggal dua hari dari satu tahun ke tahun lainnya, melansir Time and Date.

Baca Juga: Mengenal Fenomena Matahari di Atas Ka'bah, Ini Dampaknya

Mengapa perihelion terjadi?

Apa Itu Perihelion? Fase Titik Terdekat Bumi dengan MatahariIlustrasi matahari. (pixabay.com/0fjd125gk87)

Perihelion terjadi karena bentuk orbit yang tidak sepenuhnya lingkaran. Alih-alih bulat sempurna, orbit planet bisa berbentuk oval (eksentrisitas rendah) atau agak pipih (sangat eksentrik). Orbit bumi memiliki eksentrisitas 0,017, melansir Socratic.

Ketika berputar mengitari orbit, sangat mungkin planet berada di titik terdekat atau terjauh dengan matahari. Matahari pun tidak diam di tengah elips, ia turut bergerak mengikuti orbit elips kecilnya sendiri di sekitar titik yang disebut pusat gravitasi (barycenter) dari sistem tata surya. 

Nantinya, bumi juga bergerak pada orbitnya mengitari dan berada di titik terjauh dengan matahari. Fase ini disebut aphelion dan terjadi pada bulan Juli. Pada 2022 lalu, bumi dan matahari berada di jarak sekitar 94.509.598 mil atau 152.098.455 km ketika mengalami aphelion. 

Dampak perihelion

Jarak yang dekat membuat sebagian orang khawatir akan dampak yang mungkin ditimbulkan. Namun, tenang saja, perihelion tidak sedekat itu, kok. Selisih jarak antara titik terdekat bumi dengan matahari pada Januari dan titik terjauh bumi dari matahari pada Juli sekitar 3,1 juta mil alias hanya selisih 7 persen.

Satu-satunya dampak yang pasti terjadi adalah bentuk matahari terlihat lebih besar dari hari biasa. Pada praktiknya, perbedaan jarak normal dengan jarak terdekat yaang hanya 3 persen nyaris tidak terlihat. 

Ada juga yang berpikir bahwa suhu bumi lebih hangat akibat jarak yang lebih dekat. Faktanya, perubahan cuaca dan musim dipengaruhi oleh sumbu rotasi bumi, bukan jaraknya dengan matahari, melansir Farmers' Almanac.

Saat perihelion terjadi, belahan bumi utara tetap mengalami musim dingin dan belahan bumi selatan musim panas. Meski demikian, beberapa wilayah mungkin mendapat pancaran sinar matahari lebih kuat, tentunya dengan tetap tergantung pada sudut matahari di atas cakrawala.

Sejatinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari peristiwa perihelion. Sebagaimana terjadi setiap tahun, fenomena astronomi ini mungkin tidak terasa secara langsung. Apakah kamu tertarik untuk mengamatinya?

Baca Juga: Hujan Meteor Quadrantid: Asal Guguran dan Puncaknya

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya