Perbedaan Puting Beliung dan Tornado serta Proses Terjadinya

Kedua fenomena alam ini bisa memicu kerusakan

Fenomena alam pusaran angin yang tidak biasa terjadi di Indonesia mendadak muncul di Rancekek, Bandung, Jawa Barat. Peristiwa tersebut sempat dikenali sebagai puting beliung. Akan tetapi, seorang peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Erma Yulihastin, melalui akun X @EYulihastin menjelaskan bahwa fenomena tersebut adalah tornado.

Nah, jika penyebutannya lain, lantas apa perbedaan puting beliung dan tornado? Bagaimana ciri masing-masing fenomena dan cara mengenalinya? Berikut penjelasan yang wajib banget kamu ketahui.

Perbedaan puting beliung dan tornado

Kalau kamu menerjemahkan kata puting beliung di Google Translate, maka hasil terjemahan bahasa Inggris yang muncul adalah tornado. Lantas, apakah keduanya merupakan fenomena yang sama?

Jika melihat pada KBBI, perbedaan puting beliung dan tornado ada pada deskripsi artinya. Puting beliung merupakan gerakan udara (angin) yang berpusing. Sementara itu, tornado adalah angin yang berolak (berpusar) membentuk spiral disertai turunnya gumpalan awan berbentuk corong dan dapat memicu kerusakan.

Dilansir laman BMKG, baik tornado maupun puting beliung merupakan peristiwa pusaran atmosfer. Meski demikian, istilah puting beliung sebetulnya merupakan sebutan masyarakat Indonesia untuk tornado dengan skala kecil.

Baik tornado maupun puting beliung sama-sama terjadi di darat. Perbedaan puting beliung dan tornado terletak pada kecepatan dan ukuran pusaran yang terjadi. Seperti dijelaskan sebelumnya, tornado berukuran lebih besar dibanding puting beliung.

Situs BPBD Provinsi NTB menyebutkan bahwa puting beliung merupakan pusaran angin dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam. Angin tersebut bergerak secara garis lurus dengan durasi maksimal 5 menit. Radius efeknya pun dikatakan tidak begitu luas, sekitar 5 km saja. 

Sementara itu, tornado diartikan sebagai kolom udara yang berputar kencang dan menyentuh tanah dengan kecepatan mencapai 300 mil/jam atau sekitar 482,8 km/jam, melansir National Weather Service. Kebanyakan tornado berlangsung kurang dari 15 menit. Namun, tidak menutup kemungkinan terjadi lebih lama, bahkan bisa hingga 1 jam.

Baca Juga: Apakah WiFi Bisa Tersambar Petir? Ini Penjelasan Lengkapnya

Proses terjadinya puting beliung dan tornado

Perbedaan Puting Beliung dan Tornado serta Proses Terjadinyailustrasi tornado (pexels.com/Thilani Ratheep)

Well, perbedaan puting beliung dan tornado yang utama memang ada pada ukuran dan kecepatan angin berputar. Jika merujuk pada uraian sebelumnya, fenomena tornado merupakan pusaran angin yang lebih masif dibanding puting beliung. Meski demikian, kedua fenomena alam ini terjadi karena alasan yang sama.

Pemicu utamanya adalah badai petir besar. Lebih jelasnya, dalam awan petir yang sangat besar, udara hangat dan lembap naik. Nah, pada waktu bersamaan, udara sejuk turun yang berbarengan dengan hujan atau hujan es. Peristiwa ini memicu aliran udara yang bergulung-gulung di dalam awan.

Pada mulanya, kolom udara yang berputar ini berbentuk horizontal. Akan tetapi, kolom tersebut akan terus bergerak hingga akhirnya berubah menjadi vertikal, lalu keluar dari awan. Ketika menyentuh tanah, kejadian tersebut dapat memicu puting beliung atau tornado jika kecepatan dan ukurannya besar.

Penjelasan perbedaan puting beliung dan tornado memang cukup singkat, ya. Hal tersebut lantas memunculkan pertanyaan lagi, mengapa di Indonesia tidak terjadi tornado? Mari kita jawab pada artikel lainnya.

Baca Juga: Kenapa Kebakaran di Hawaii Begitu Mematikan? Ini Penjelasannya

Topik:

  • Laili Zain Damaika
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya