Mengenal Raden Saleh, Pelukis dan Pionir Seni Modern Indonesia

Karya Raden Saleh populer hingga berbagai negara

Nama Raden Saleh kembali mencuat di kalangan warganet, mulai dari Twitter hingga Instagram. Semuanya ramai membahas pelukis ini. Sebetulnya, siapa Raden Saleh?

Bukan sembarang orang, Raden Saleh merupakan salah satu tokoh bangsawan Indonesia yang memegang peran penting pada masa kemerdekaan. Gak cuma itu, Raden Saleh juga populer karena karya-karyanya yang mendunia. 

Siapa Raden Saleh?

Raden Saleh Syarif Bustaman, lebih dikenal dengan nama Raden Saleh adalah sosok pelukis Indonesia. Selain gelar nasional, Raden Saleh juga populer sebagai sosok bangsawan.

Ayahnya, Sayid Hoesen bin Alwi bin Awal merupakan seorang keturunan Arab. Adapun darah Jawa ningrat Raden Saleh berasal dari sang ibu, bernama Mas Adjeng Sarip Hoesen asal Semarang. 

Raden Saleh lahir di Terboyo, Semarang. Informasi simpang siur beredar terkait kapan Raden Saleh lahir. Pada sebuah lukisan, Raden Saleh pernah menuliskan Mei 1811. Namun, dalam sebuah surat lain, pun mencantumkan 1814 sebagai tahun lahirnya.

Perbedaan tahun lahir ini kemungkinan disebabkan adanya perbedaan penanggalan antara tahun Saka dengan Masehi. Namun, melihat riwayat hidup selanjutnya, sejarawan cenderung menyepakati 1811 sebagai tahun lahir Raden Saleh.

Sejak usia 10 tahun, Raden Saleh telah dititipkan kepada pamannya yang saat itu merupakan seorang Bupati Semarang. Dari jabatan tersebut, Raden Saleh mengenal orang-orang Belanda yang menjadi atasan pamannya di Batavia.

Baca Juga: Biografi Sri Sultan Hamengkubuwono I, Raja Pertama Keraton Yogyakarta

Raden Saleh dan belajar melukis

Mengenal Raden Saleh, Pelukis dan Pionir Seni Modern Indonesiailustrasi lukisan Raden Saleh (flickr.com/Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies)

Raden Saleh mengawali pendidikannya dengan masuk sekolah rakyat atau Volks-School. Dari sinilah kesukaan Raden Saleh terhadap lukisan mulai tampak. Adanya akses dan sifat ramahnya, membuat Raden Saleh bisa diterima oleh orang-orang Belanda. 

Bakat melukis Raden Saleh pertama diamati oleh seorang seniman bernama Belgia A. Payen. Meski memiliki perbedaan aliran, Raden Saleh tetap bisa belajar banyak dasar melukis pada Payen. 

Selain Payen, kesempatan upgrade kemampuan melukis Raden Saleh juga didapat dari seorang Gubernur Jenderal, Godert van der Capellen. Sosok yang mendapat julukan 'Raja Muda Hindia' karena kekuasaannya ini, tertarik dengan lukisan Raden Saleh dan memberikannya kesempatan untuk belajar langsung di Belanda. 

Fun fact-nya, meski pergi untuk belajar lukis, Raden Saleh justru berangkat ke Belanda sebagai juru tulis kantor inspektur departemen keuangan. Selain misi terselubung belajar melukis, Raden Saleh juga bertugas mengajari Inspektur Keuangan Belanda, de Linge,  adat istiadat dan kebiasaan orang Jawa, bahasa Jawa, dan bahasa Melayu.

Saat di Belanda, Raden Saleh diangkat menjadi murid oleh Cornelis Kruseman. Dari sosok pelukis tersebut, Raden Saleh belajar menorehkan tinta dalam bentuk potret. Beberapa sumber juga mencantumkan nama Andries Schelfhout sebagai sosok yang mengajari Raden Saleh melukis alam.

Setelah pendidikannya tuntas, pemerintah meminta Raden Saleh kembali ke Hindia-Belanda. Namun, Raden Saleh merasa belum cukup belajar, lalu memperpanjang masa tinggalnya.

Makin tingginya tingkat pendidikan Raden Saleh, pemerintah Hindia Belanda memutuskan untuk meminta sosok pelukis ini ke Prancis alih-alih kembali ke negaranya. Bukan tanpa alasan, pemerintah mengantisipasi kemungkinan Raden Saleh menjadi otak pergerakan dan pemberontakan. 

Sementara itu, nama Raden Saleh sebagai pelukis terus menanjak. Sosoknya terkenal karena telah melukis banyak 'orang penting' di Belanda tanpa mau dibayar. Bukan hanya itu, Raden Saleh juga mengadakan lawatan untuk memamerkan lukisannya. Hal tersebut membuat kiprah seniman Raden Saleh makin bersinar hingga ke Inggris, Prancis, dan Jerman Timur. 

Pelukis aliran romantis dan pionir seni modern Indonesia

Mengenal Raden Saleh, Pelukis dan Pionir Seni Modern Indonesiailustrasi lukisan Raden Saleh (dok. Kemdikbud RI)

Pada 1851, Raden Saleh kembali ke Jawa sebagai sosok populer. Namanya sebagai pelukis dengan aliran romantis sudah santer dibicarakan. Puncaknya, ditandai dengan diberikannya lukisan Boschbrand (kebakaran hutan) berukuran 3x4meter pada Raja Willem III sebagai hadiah perpisahan. 

Sesampainya di Hindia-Belanda, Raden Saleh terus mengeksplorasi ketertarikannya terhadap dunia hewan dengan menggali tulang belulang. Termasuk hewan-hewan yang keberadaannya jauh sebelum masa Ia tinggal, seperti mastodon dan megalodon. 

Enam tahun kemudian, tepatnya 1857, Raden Saleh mulai mengerjakan lukisan yang diberi judul 'Penangkapan Pangeran Diponegoro'. Bagi Raden Saleh, Pangeran Diponegoro masih dianggap 'keluarga'. Tokoh yang juga pejuang antikolonialisme pertama di Indonesia ini, memegang peran penting dalam Perang Jawa sebelum akhirnya ditumpas oleh pihak Hindia-Belanda

Walaupun sekarang sudah terpajang di Istana Merdeka, lukisan 'Penangkapan Pangeran Diponegoro' awalnya diserahkan oleh Raden Saleh ke pemerintahan Belanda. Tindakan ini memicu pandangan bahwa Raden Saleh gak memiliki sifat nasionalisme. Anggapan tersebut membuat karya Raden Saleh lama gak mendapat perhatian khusus di tanah air.

Meski demikian, kemampuan Raden Saleh sebagai pelukis gak perlu diragukan. Gaya serta teknik hasil belajar di tanah rantau membuat karya Raden Saleh mendunia. Mengusung style yang berbeda dari selera Hindia-Belanda pada masanya, membuat Raden Saleh mendapat julukan pionir seni modern Indonesia. 

Gimana, udah cukup kenal dengan sosok Raden Saleh? Kalau belum, tunggu IDN Times mengulas seputar karya hingga lukisan-lukisan Raden Saleh lainnya, ya!

Baca Juga: Mengenal Nok Art, Seni Unik Tanah Liat di Afrika Barat 

Topik:

  • Laili Zain Damaika
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya