Sejarah Barongsai, Singa yang Ramaikan Perayaan Imlek

Sering dikira naga, padahal singa

Selain angpau merah dan lampion, acara besar pada kalender China seperti Imlek, sering menampilkan barongsai sebagai hiburan. Seni tradisional ini dihadirkan untuk menyemarakkan acara. Bukan hanya itu, barongsai juga dipercaya membawa keberuntungan dan kebahagiaan.

Catatan sejarah barongsai cukup panjang yang telah terekam lebih dari ribuan tahun. Seni ini mengombinasikan tarian, bela diri, dan unsur lain yang sangat bermakna. Begini uraian lengkapnya.

Mengenal barongsai

Lion dance alias tarian singa atau 舞獅 (dibaca: wǔshī) merupakan salah satu tarian tradisional dalam budaya China. Seni ini dimainkan secara berkelompok yang terdiri dari 12 laki-laki. Para pemain menggunakan kostum penuh warna dengan lima singa dalam satu kelompoknya.

Orang-orang yang memainkan barongsai disebut 'manusia sing'. Secara senada, mereka menari mengikuti tirama musik yang disebut melodi Taipin. Selama lebih dari seribu tahun, tarian barongsai telah berkembang menjadi dua genre besar, Tarian Singa Utara dan Tarian Singa Selatan.

Di Indonesia, lion dance disebut sebagai barongsai. Istilah tersebut lahir dari kata 'barong' dari bahasa Jawa yang berarti singa. Adapun 'say' berasal dari bahasa Hokkian yang juga berarti singa. Dalam bahasa Hokkian, barongsai pun sering disebut 'Samsie atau Samsu', melansir Advances in Social Science, Education and Humanities Research.

Barongsai dibawa ke Indonesia (yang kala itu masih Hindia-Belanda) oleh imigran China. Dalam sumber yang sama, momen tersebut terjadi sekitar 1860-1890. Pada saat itu, Belanda menerapkan aturan pada budaya Tionghoa yang masuk sehingga terjadi segregasi atau pemisahan golongan hingga masa kemerdekaan.

Sejarah barongsai

Sejarah Barongsai, Singa yang Ramaikan Perayaan Imlekilustrasi barongsai (unsplash.com/Scribbling Geek)

China Culture menyebutkan bahwa barongsai diyakini ada sejak Dinasti Tang (618-907). Legenda mengatakan bahwa tradisi ini bermula dari mimpi kaisar. Dalam mimpinya, ada seekor binatang yang tampak aneh menyelamatkan hidupnya. 

Ketika menyampaikan mimpi tersebut pada para menteri, disebutkan bahwa binatang aneh tersebut menyerupai makhluk dari barat yakni singa. Binatang tersebut menyelamatkan kaisar dalam mimpinya. Selanjutnya, singa pun dianggap menjadi simbol keberuntungan di seluruh masyarakat China.

Cerita lainnya mengisahkan seekor singa besar di surga. Seperti banyak jenis kucing lainnya, singa ini penasaran dan suka bermain. Ia selalu menyebabkan kerusakan. Kaisar Giok yang terganggu oleh hal ini, ditambah pembangkangan si singa, lantas memenggal kepalanya. 

Tubuh sang singa pun dilempar dari surga ke bumi. Namun, Kwan Yin alias sang Dewi Welas Asih, merasa kasihan pada singa itu. Sang dewi pun turun ke bumi untuk membantunya. Ia mengikat kepala singa kembali ke tubuhnya dengan pita merah. Mitosnya, pita tersebut akan menakuti roh jahat dan menjaga singa agar aman dari bahaya, melansir New World Encyclopedia.

Baca Juga: Sejarah Angpau Imlek: Makna dan Aturan Memberikannya 

Barongsai dan Imlek

Sampai saat ini, barongsai atau lion dance masih menjadi upacara pembukaan terpenting pada pagelaran acara dan bisnis masyarakat Tionghoa. Seni tari ini juga menjadi ritual yang diperuntukan sebagai ladang bisnis selama Tahun Baru Imlek.

Alasannya, karena barongsai dianggap dapat membangkitkan keberuntungan pada tahun mendatang. Singa bukanlah hewan asli China, hal tersebut menjelaskan mengapa 'singa' dalam tarian tersebut memiliki karakteristik mirip naga dan burung phoenix.

Penari singa umumnya juga praktisi kungfu. Hal tersebut dipili karena barongsai umumnya mengharuskan penari mengembangkan sikap yang kuat. Terlebih, kepala singa cukup berat dan posisi ekor penari belakang pun harus selaras. Tarian barongsai bisa berlangsung lama sehingga mengharuskan penarinya memiliki kondisi fisik dan stamina yang prima.

Gaya tarian singa

Sejarah Barongsai, Singa yang Ramaikan Perayaan ImlekIlustrasi barongsai saat perayaan Cap Go Meh (pexels.com/Vladislav Vasnetsov)

Barongsai di China secara luas dapat dikategorikan menjadi dua gaya, Utara (北獅) dan Selatan (南獅). Perbedaannya terdapat pada gerakan yang dibuat selama menari. Selain itu, kostum yang dikenakan dan tujuan penampilannya pun berbeda.

Barongsai tarian utara disebut muncul pada Dinasti Wei Utara (359-534). Saat itu, Kaisar Wudi melancarkan ekspedisi ke Provinsi Gansu untuk menangkap lebih dari 100.000 orang Mongol. Lebih dari 30 prajurit Mongol yang ditangkap menari untuk kaisar dengan menggunakan kepala binatang besar yang diukir dari kayu dan mengenakan kulit binatang.

Kaisar yang menontonnya pun sangat terkesan dan membebaskan para tahanan. Dia menyebut tarian itu sebagai Tarian Singa Menguntungkan Wei Utara. Selanjutnya, tarian tersebut populer di China Utara. 

Pada tarian utara, umumnya menampilkan singa yang berpasangan dengan rambut oranye dan kuning panjang serta pita merah atau hijau di kepala. Selama pertunjukan, barongsai khas utara membuat gerakan menyerupai anjing Peking atau Fu. Gerakannya seperti aksi mengangkat satu sama lain, berjalan di atas tiang kayu atau bambu, melompati meja, hingga menyeimbangkan bola raksasa. 

Adapun barongsai gaya selatan berasal dari Guangdong. Gaya ini meniru kucing yang lebih simbolis. Biasanya tarian ini dilakukan untuk mengusir roh jahat dan memanggil keberuntungan. Singa selatan pun memiliki aneka ragam warna dengan kepala yang khas, mata besar, cermin di dahi, dan satu tanduk di kepala.

Legenda tentang Tarian Singa Selatan di China bermula dari Dinasti Qing (1644-1911). Saat itu, Kaisar Qianlong bermimpi tentang peziarah hewan keberuntungan dengan rambut berwarna-warni dalam perjalanan inspeksinya dari hilir Sungai Yangtze ke selatan.

Setelah kembali ke Beijing, kaisar memerintahkan anak buahnya untuk membuat kostum sesuai dengan gambar hewan keberuntungan yang diimpikannya. Sang Kaisar pun memerintahkan beberapa orang untuk menggunakan kostum tersebut pada festival atau upacara. Pertunjukan ini dilakukan dengan harapan membuat negara makmur dan orang-orang damai.

Sejarah barongsai yang panjang dan penuh filosofi menjadikan tarian ini tetap dipertahankan hingga kini. Penampilan barongsai pun dilakukan setiap Imlek dengan harapan tahun mendatang selalu dipenuh keberuntungan dan keselamatan. 

Baca Juga: 7 Fakta Perayaan Imlek, Sarat Makna dan Cerita Tradisional

Topik:

  • Laili Zain Damaika
  • Lea Lyliana
  • Mohamad Aria

Berita Terkini Lainnya