6 Hewan di Bioma Taiga, Ada Mamalia yang Makan Lumut!

2. Wolverine

wolverine (Unsplash/ Hans Veth)

Hewan berikutnya yang juga mendiami bioma taiga di Amerika Utara ialah wolverine. Wolverine ialah sejenis musang yang banyak terdapat di Alaska. Mereka memiliki bulu panjang berwarna coklat gelap yang tebal dengan garis putih atau keemasan yang membentang dari bagian bahu hingga pangkal ekornya. 

Mamalia bernama latin Gulo gulo ini juga pandai beradaptasi di kawasan sub-artik. Mereka memiliki cakar yang dapat ditarik (semi-rectractile), lihai memanjat pepohonan serta berjalan di lapisan salju yang dalam. 

Wolverine juga merupakan pemangsa oportunis. Mereka tidak memiliki diet khusus dan mudah menyesuaikan dengan kondisi lingkungan serta ketersediaan makanan di sekitarnya. Misalnya, di musim dingin yang panjang, mereka akan memakan bangkai hewan yang ditinggalkan predator lain. Namun, ketika makanan berlimpah, Alaska Zoo melansir mereka akan memburu hewan seperti terwelu, kambing, ataupun moose.

Dilansir Alaska Department of Fish and Game, wolverine merupakan hewan yang penyendiri jika tidak sedang musim kawin. Musim kawin mamalia yang bisa hidup hingga usia 13 tahun ini berlangsung antara bulan Mei hingga Agustus. Di musim semi, yakni bulan Februari hingga April, mereka akan melahirkan anaknya di gua dan terowongan bersalju tempat mereka bersembunyi.

3. Beruang hitam amerika

beruang hitam amerika (Pexels/ Henry C Wong)

Beruang hitam amerika adalah hewan endemik Amerika Utara. Dilansir dari Animalia, mereka bisa tumbuh hingga setinggi 1,8 meter dengan berat individu dewasa rata-rata 100 hingga 270 kilogram. Mamalia besar ini dapat hidup hingga usia 30 tahun di alam liar.

Mamalia bernama latin Ursus americanus ini punya beberapa cara untuk beradaptasi di  hutan taiga yang dingin. Mereka memiliki beberapa lapis bulu yang tebal yang bisa menjaga tubuhnya tetap hangat. Selain itu, beruang hitam amerika juga pandai memanfaatkan cakarnya yang tajam untuk memanjat pepohonan dan mencari makan. Menurut laman Blue Planet, 75 persen dietnya merupakan tumbuhan sedangkan 25 persen sisanya ialah madu, bangkai dan binatang kecil. 

4. Salamander siberia

salamander siberia (commons.wikimedia.org/ Малафеева Елена)

Tidak hanya mamalia saja yang terdapat di bioma taiga, amfibi juga bisa ditemukan di sini. Salah satu dari amfibi di hutan taiga ialah salamander siberia. Memiliki nama latin Salamandrella keyserlingii, salamander ini terdapat di kawasan Siberia, Kazakhstan, Mongolia dan wilayah timur laut Cina dan Semenanjung Korea. 

Salamander siberia memiliki panjang antara 9 hingga 12,5 centimeter. Kulitnya halus dan berwarna cokelat atau olive. Ekor mereka lebih panjang daripada tubuhnya. Biasanya mereka aktif di malam hari atau nokturnal.

Hebatnya, salamander siberia mampu bertahan di kondisi dingin yang ekstrem. Dilansir Amphibia Web, mereka bisa bertahan hidup di suhu minus 40 derajat celcius. Terkadang salamander siberia juga ditemukan membeku di dalam permafrost berkedalaman 4 hingga 14 meter di bawah permukaan tanah. Mereka tidak mati membeku. Ketika permafrost tersebut menghangat, mereka ikut mencair dan langsung aktif bergerak seperti biasa.

5. Burung pelatuk tutul besar

pelatuk tutul besar (Pixabay/ Premek Hajek)

Bioma taiga juga dihuni berbagai jenis burung seperti great spotted woodpecker atau burung pelatuk tutul besar. Sebenarnya burung ini tidak eksklusif berada di kawasan taiga, tapi juga terdapat di mediterania serta Afrika utara. 

Dilansir Animalia, burung ini memiliki panjang tubuh antara 20-24 centimeter dengan bobot kurang dari 100 gram. Kepalanya berwarna hitam kebiruan dengan bulu putih pada bagian samping kepala, leher, perut dan sayap. Aksen bulu merah di kepala dan perut bawah mempercantik penampilannya.

Burung pelatuk tutul besar menyenangi kawasan hutan dengan pepohonan yang lebat serta kebun buah-buahan. Seperti burung pelatuk lain, mereka akan melubangi batang pohon untuk membuat sarang atau mencari makan. Sehari-hari mereka akan berburu serangga dan larva yang ada di batang pohon. Sementara di musim dingin, Wildlife Trust melansir mereka bertahan hidup dengan mengandalkan buah beri dan kacang-kacangan. 

Meski satwa bioma taiga, burung pelatuk tutul besar kesulitan berada di kondisi dingin yang ekstrem. Jika musim dinginnya terlalu buruk, mereka akan pindah ke wilayah yang lebih rendah dan hangat. 

6. Bajing terbang utara

ilustrasi bajing terbang utara (commons.wikimedia.org/ Muse)

Mamalia kecil yang juga hidup di bioma taiga ialah Glaucomys sabrinus. Hewan nokturnal yang lebih dikenal dengan nama bajing terbang utara ini dapat ditemukan di hutan Alaska dan Kanada. Dilansir Animal Diversity, mereka senang berada di antara pepohonan konifer atau hutan gugur. Sarangnya bahkan bisa ditemukan di pohon dengan ketinggian 18 meter.

Bajing terbang utara merupakan hewan yang mungil. Panjangnya antara 27 hingga 34 centimeter dengan bobot antara 75 sampai dengan 140 gram saja. Ciri khas yang membedakannya dengan bajing lain ialah keberadaan selaput di antara tangan dan mata kakinya. Selaput yang disebut patagium ini membantunya untuk melayang atau melompat dari satu pohon ke pohon lainnya.

Untuk bertahan di ekosistem taiga, bajing terbang punya diet yang unik. Britannica melansir jika mereka mengkonsumsi jamur yang banyak terdapat di dasar hutan konifera. Selain itu, bajing terbang utara juga diketahui memakan biji pohon ek dan lumut. Sesekali mereka memakan serangga dan telur burung. 

Selain itu, pada musim dingin, hewan individualis ini akan berkumpul dengan bajing lain yang berjenis kelamin sama dalam satu sarang. Tujuannya untuk menghangatkan diri dari cuaca dingin.

Setiap ekosistem memiliki karakteristiknya tersendiri. Begitu juga dengan bioma taiga yang identik dengan hutan konifera berisi pohon pinus dan cemara serta musim dinginnya yang panjang. Satwa yang tinggal di dalamnya punya kemampuan unik untuk bertahan di lingkungan tersebut. Selain enam spesies yang baru saja kamu baca, apakah kamu tahu hewan bioma taiga yang lain?

Baca Juga: 5 Tips Berbusana Saat Musim Panas, Pilih yang Nyaman di Tubuh