ilustrasi ekstraksi darah kepiting tapal kuda (dok. NPR/Ariane Müller)
Katanya hewan langka, tapi kenapa seolah diperjualbelikan dan diberi harga? Ada alasan kenapa kepiting tapal kuda harganya sangat fantastis. Paling utamanya adalah manfaat dari darahnya yang berwarna biru. Namun, darah ini tidak untuk diminum, melainkan sebagai pengujian vaksin. Termasuk vaksin saat pandemi Covid-19 lalu.
Darah horseshoe sea bisa berwarna biru cerah berkat kandungan pigmen berbasis tembaga yang disebut hemosianin, melansir Maryland Department of Natural Resources. Selain itu, darah dari kepiting ini juga memiliki sel kekebalan penting yang sangat sensitif terhadap bakteri beracun. Ketika sel-sel tersebut bertemu bakteri, mereka menggumpal di sekitarnya dan melindungi seluruh tubuh kepiting dari racun.
Nah, para ilmuwan menggunakan sel darah tersebut untuk mengembangkan tes yang disebut Limulus Amebosit Lisat atau LAL. Darah kepiting tapal kuda ini digunakan untuk mendeteksi bahaya dari vaksin sebelum diedarkan secara luas, melansir National History Museum.
Tidak hanya untuk manusia, hewan ini juga berperan penting bagi ekosistem. Telur kepiting tapal kuda merupakan camilan bergizi bagi burung yang bermigrasi. Bagi nelayan, keberadaan kepiting ini juga membantu menjaga sedimen sekitar garis pantai agar tetap terjaga.
Terlepas dari manfaat kepiting tapal kuda yang harganya Rp200 juta, hewan ini juga dalam bahaya. Pasalnya, lingkungan tempat tinggal kepiting kapal kuda mulai banyak tercemar. Selain itu, hewan ini kerap digunakan sebagai umpan untuk memancing. Bahkan, banyak dari kepiting kapal kuda yang mati saat dimanfaatkan sebagai alat tes medis, melansir sumber yang sama.
Manfaat kepiting tapal kuda yang harganya Rp200 juta ini ternyata cukup menarik, ya. Sayangnya, hewan ini terancam punah. Yah, sedih!