Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Masalah Kesehatan Tokek Leopard yang Umum Terjadi di Penangkaran

potret leopard gecko (commons.wikimedia.org/Psyon)

Tokek leopard (leopard gecko) adalah salah satu spesies tokek peliharaan yang populer. Ia berasal dari wilayah India Barat Laut dan beberapa wilayah di Timur Tengah, seperti Afganistan, Pakistan, Iran, dan Irak. Tokek ini memiliki corak yang eksotis dengan temperamen yang lembut. Oleh karena itu, leopard gecko banyak disukai sebagai hewan peliharaan.

Di habitat aslinya, ia mendiami wilayah gurun berbatu dan padang rumput. Ia suka sekali bersembunyi di dalam tanah atau menyelinap di antara bebatuan. Saat dibawa ke rumah, tentu saja mereka membutuhkan penyesuaian lingkungan tempat tinggalnya. Tak jarang, mereka juga mengalami beberapa masalah kesehatan dalam pemeliharaan, terlebih jika mendapat perawatan yang tidak tepat.

Apa saja masalah kesehatan yang kerap dialami tokek leopard? Yuk, simak penjelasan berikut untuk mewaspadainya.

1. Stres

potret tokek leopard (pixabay.com/Daniel Mačura)

Tokek leopard sering disebut sebagai tokek yang kalem, ramah, dan ceria. Ia juga memiliki karakteristik morfologi yang menggemaskan. Tak jarang, ia menjadi reptil yang sering kali menjadi “mainan” dan sering dipegang untuk berinteraksi.

Sayangnya, tokek dengan nama ilmiah Eublepharis macularius ini mudah mengalami stres jika terlalu sering dipegang. Saat stres, ia dapat melawan dan menggigit. Selain itu, mereka juga dapat menjatuhkan atau melepaskan ekornya ketika ekornya tidak sengaja dipegang atau tertekan.

Perilaku melepaskan ekor dapat membahayakan kesehatan si Leo (sebutan untuk tokek leopard). Ini karena mereka menyimpan cadangan lemaknya di bagian ekor tersebut. Ketika ekornya terputus, mereka akan bekerja keras lagi untuk membangun simpanan lemak baru.

2. Impaksi

potret leopard gecko (commons.wikimedia.org/Liliana Saeb)

Selain stres, impaksi juga kerap menjadi masalah kesehatan umum dalam memelihara tokek leopard. Biasanya, ini terjadi karena tokek memakan sesuatu yang tidak dapat dicerna di dalam vivarium (kandang tokek), seperti pasir atau makanan yang ukurannya terlalu besar. Kondisi ini bisa berakibat fatal jika tidak diobati.

3. Infeksi dada atau pernapasan

potret tokek leopard (commons.wikimedia.org/Christian dari Faber-Castell)

Tokek leopard adalah hewan ektotermik. Mereka sangat bergantung pada kondisi lingkungan untuk menghangatkan dan mendinginkan tubuhnya. Ketika kondisi di lingkungan vivarium tidak sesuai, tokek dapat mengalami infeksi dada atau pernapasan. Tanda-tandanya biasanya berupa kelesuan, kehilangan nafsu makan, mengi atau gelembung lendir di sekitar saluran hidung dan mulut, dan kesulitan bernapas.

4. Masalah pergantian kulit

potret leopard gecko (pixabay.com/torstensimon)

Tokek yang sehat akan mengalami pergantian kulit secara teratur. Namun, kekurangan gizi atau kondisi kelembapan tempat tinggal yang tidak sesuai dapat menyebabkan disekdisis. Disekdisis adalah kondisi seperti kulit kering yang menyebabkan tokek mengalami kesulitan berganti kulit secara normal.

Disekdisis dapat menyebabkan kulit yang terkelupas menempel pada tubuh (tidak terlepas sempurna). Ini bisa terjadi di bagian tubuh mana saja, seperti kepala, jari kaki, atau ekor. Laman RSCPA menjelaskan, pergantian kulit yang buruk pada kaki dapat memutus suplai darah dan menyebabkan jari kaki rontok. Jika terjadi di kepala, ini bisa memengaruhi penglihatan si tokek.

Apabila tokek kesayanganmu mengalami kondisi ini, jangan mencoba menarik kulit lama yang belum terlepas. Ini dapat merobek lapisan kulit baru yang berada di bawahnya dan menyakiti si Leo kesayanganmu. Sebaiknya, rendam atau semprot bagian tubuh yang terkena dengan air hangat secara perlahan untuk melunakkan kulit dengan lembut.

Selain itu, coba periksa kelembapan pada kotak persembunyian tokek. Pastikan kotak persembunyian memilik kelembapan yang sesuai, sekitar 30–40 persen. Kotak persembunyian yang lembab dapat digunakan tokek untuk menangani kondisi ini secara mandiri.

5. Gastroenteritis

potret leopard gecko (pixabay.com/Mari Loli)

Selain impaksi, tokek leopard juga dapat mengalami masalah pencernaan lain seperti gastroenteritis. Ini adalah kondisi yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Tanda-tandanya dapat meliputi tinja encer atau penyusutan pada ekor. Jika tokek leopard kesayanganmu mengalami gastroenteritis, segera konsultasikan dengan dokter hewan untuk mencegah kondisi yang lebih fatal.

6. Brumasi

ilustrasi tokek leopard (pexels.com/Jimmy Chan)

Pada hari-hari yang lebih dingin, tokek leopard terkadang juga dapat mengalami brumasi. Brumasi adalah kondisi mirip hibernasi yang biasanya dipicu oleh penurunan suhu, tekanan udara, dan jam siang hari alami. Ketika tokek mengalami brumasi, mereka mungkin mengalami penurunan nafsu makan dan lebih banyak tidur. Tenang saja, brumasi biasanya tidak menyebabkan penurunan berat badan. Akan tetapi, kamu tetap harus mengawasinya dengan seksama.

7. Penyakit tulang metabolik

ilustrasi tokek leopard (pexels.com/Nikolett Emmert)

Penyakit tulang metabolik adalah kondisi kesehatan serius yang umum terjadi pada tokek leopard. Biasanya, ini terjadi karena kurangnya pencahayaan sinar UVB dalam penangkaran yang menurunkan suplai vitamin D3. Ketika si Leo mengalami kekurangan vitamin D, ini bisa menyebabkan tulang rapuh, otot berkedut, kaki bengkak, bahkan menyebabkan kecacatan.

Tokek leopard terkenal sebagai reptil peliharaan yang ramah dalam penanganan dan perawatannya. Namun, ia juga tidak terlepas dari risiko masalah kesehatan, terlebih jika perawatannya tidak tepat. Nah, jika kamu berencana memelihara tokek leopard, pastikan kamu memahami beberapa risiko kesehatan di atas untuk mencegahnya di kemudian hari.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us