Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bumi pada periode kapur (commons.wikimedia.org/Mannion, P. D.)

Intinya sih...

  • Arkeolog lakukan rekonstruksi lempeng tektonik Bumi selama 1,8 miliar tahun terakhir dengan mengandalkan informasi dari dalam bebatuan di permukaan Bumi.
  • Pemetaan planet kita telah melalui sejarah yang panjang, menciptakan tarian benua yang indah-memukau dan merupakan karya seni alam.
  • Bumi memiliki keunikan karena lempeng tektonik, menyebabkan gempa bumi, gunung berapi, serta mempengaruhi iklim dan nutrisi untuk mendukung evolusi.

Arkeolog lakukan rekonstruksi lempeng tektonik Bumi selama 1,8 miliar tahun terakhir dengan mengandalkan informasi dari dalam bebatuan di permukaan Bumi.

Ini adalah pertama kalinya catatan geologi Bumi digunakan menjadi format video, dengan melihat jauh ke masa lalu. Hal ini memungkinkan peneliti untuk memetakan planet ini selama 40 persen terakhir dari sejarahnya.

Penelitian yang dipimpin oleh Xianzhi Cao dari Ocean University di China ini telah dipublikasikan di jurnal Geoscience Frontiers.

Tarian benua

ilustrasi benua (unsplash.com/Torsten Dederichs)

Menurut laman Science Alert, pemetaan planet kita telah melalui sejarah yang panjang, menciptakan tarian benua yang indah-memukau dan merupakan karya seni alam.

Dimulai dengan peta dunia yang dikenal semua orang. Kemudian India dengan cepat bergerak ke selatan, diikuti oleh sebagian Asia Tenggara seiring dengan terbentuknya benua Gondwana di Belahan Bumi Selatan.

Sekitar 200 juta tahun yang lalu (Ma atau mega-annum dalam rekonstruksi), ketika dinosaurus berjalan di Bumi, Gondwana terhubung dengan Amerika Utara, Eropa, dan Asia utara untuk membentuk sebuah benua besar yang disebut Pangaea.

Kemudian, rekonstruksi dilanjutkan kembali. Pangaea dan Gondwana terbentuk dari tabrakan lempeng yang lebih tua. Kemudian muncullah superkontinen yang lebih tua yang disebut Rodinia.

Tidak berhenti sampai di sini. Rodinia, pada gilirannya, terbentuk dari pecahnya superkontinen yang lebih tua lagi, yaitu Nuna, sekitar 1,35 miliar tahun yang lalu.

Mengapa masa lalu Bumi?

Di antara planet-planet di Tata Surya, Bumi memiliki keunikan karena lempeng tektonik. Permukaannya yang berbatu terpecah menjadi fragmen-fragmen (lempeng) yang saling bergesekan dan membentuk pegunungan atau terpecah dan membentuk jurang yang kemudian terisi oleh lautan.

Selain menyebabkan gempa bumi dan gunung berapi, lempeng tektonik juga mendorong bebatuan dari dalam bumi ke ketinggian pegunungan. Dengan cara ini, elemen-elemen yang berada jauh di bawah tanah dapat terkikis dari bebatuan dan akhirnya terbawa ke sungai dan lautan. Dari sana, makhluk hidup dapat memanfaatkan elemen-elemen ini.

Di antara elemen-elemen penting ini, ada fosfor yang membentuk kerangka molekul DNA dan molibdenum, yang digunakan oleh organisme untuk menghilangkan nitrogen dari atmosfer, membuat protein dan asam amino—bahan penyusun kehidupan.

Lempeng tektonik juga mengekspos batuan yang bereaksi dengan karbon dioksida di atmosfer. Batuan yang mengunci karbon dioksida adalah kontrol utama pada iklim Bumi dalam skala waktu yang lama-jauh lebih lama dari perubahan iklim yang kita alami saat ini.

Alat untuk memahaminya

Pemetaan lempeng tektonik masa lalu dari planet ini merupakan tahap pertama untuk dapat membangun model digital Bumi yang lengkap melalui sejarahnya.

Model seperti itu akan memungkinkan kita menguji hipotesis tentang masa lalu Bumi. Misalnya, mengapa iklim Bumi mengalami fluktuasi bola salju Bumi yang ekstrem atau mengapa oksigen terbentuk di atmosfer.

Tentu saja, hal ini akan memungkinkan kita untuk lebih memahami umpan balik antara planet dalam dan sistem permukaan Bumi yang mendukung kehidupan yang kita kenal.

Pemodelan masa lalu planet kita sangat penting jika ingin memahami bagaimana nutrisi tersedia untuk mendukung evolusi. Bukti pertama untuk sel kompleks dengan inti—seperti semua sel hewan dan tumbuhan—berasal dari 1,65 miliar tahun yang lalu.

Editorial Team