Mengapa Mamalia Laut Bisa Bernapas Tanpa Insang Meski Hidup di Air

- Mamalia laut memiliki kapasitas paru-paru yang efisien, memungkinkan mereka menyerap hingga 90% oksigen dalam sekali tarikan napas.
- Darah mamalia laut menyimpan oksigen lebih banyak berkat kandungan hemoglobin dan mioglobin yang tinggi.
- Sistem pernapasan mamalia laut sangat berbeda dari mamalia darat, dengan lubang pernapasan di atas kepala dan kemampuan menahan napas luar biasa.
Mamalia laut seperti paus, lumba-lumba, hingga singa laut hidup sepenuhnya di lingkungan perairan, tapi tetap membutuhkan udara untuk bernapas. Meski tinggal di laut, mereka bukanlah ikan yang bisa bernapas lewat insang, melainkan makhluk berdarah panas yang bergantung pada paru-paru. Fakta mamalia yang satu ini sering membuat banyak orang bingung, terutama saat melihat paus menyelam berjam-jam tanpa terlihat ke permukaan.
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang bagaimana sebenarnya sistem pernapasan mamalia laut bekerja, dan apa yang membedakannya dari hewan air lainnya. Mekanisme biologis mereka sangat unik dan menunjukkan bagaimana tubuh bisa beradaptasi secara ekstrem terhadap habitat yang tidak biasa. Berikut lima penjelasan alasan kenapa mamalia laut tetap bisa bernapas tanpa insang meski hidup sepenuhnya di dalam air.
1. Mamalia laut memiliki kapasitas paru-paru yang efisien

Paru-paru mamalia laut dirancang dengan efisiensi tinggi dalam menyerap oksigen. Dalam sekali tarikan napas, paus bisa menyerap hingga 90 persen oksigen yang tersedia di udara, sementara manusia hanya sekitar 15 persen. Efisiensi ini sangat penting karena mereka harus memaksimalkan pasokan oksigen saat muncul ke permukaan. Dengan jumlah udara yang sedikit, mamalia laut tetap bisa menyimpan cukup energi untuk bertahan lama di dalam air.
Selain itu, mamalia laut memiliki kemampuan untuk mengatur detak jantung mereka saat menyelam. Ketika berada di kedalaman, detak jantung mereka melambat drastis, sehingga konsumsi oksigen bisa ditekan seminimal mungkin. Strategi ini dikenal sebagai bradycardia dan membantu memperpanjang waktu menyelam tanpa kehabisan napas. Ini menjadi kunci utama kenapa mereka bisa tetap hidup di laut meski bernapas dengan paru-paru.
2. Darah mamalia laut menyimpan oksigen lebih banyak

Hemoglobin dalam darah mamalia laut memiliki kapasitas yang jauh lebih banyak terutama dalam menyimpan oksigen. Kandungan hemoglobin mamalia laut lebih tinggi dibandingkan manusia, sehingga darahnya bisa membawa lebih banyak oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini membuat mereka sanggup untuk bertahan selama menyelam tanpa harus sering muncul ke permukaan.
Tak hanya itu, otot mereka juga kaya akan mioglobin, protein yang berfungsi menyimpan oksigen dalam jaringan otot. Dengan kombinasi hemoglobin dan mioglobin yang tinggi, mamalia laut memiliki cadangan oksigen ganda. Ini memungkinkan mereka menjalankan aktivitas metabolik meski jauh di bawah permukaan air untuk waktu yang lama.
3. Sistem pernapasan mamalia laut tidak sama dengan mamalia darat kebanyakan

Salah satu hal paling menonjol adalah cara mamalia laut bernapas sangat berbeda dari mamalia darat. Mereka tidak bernapas secara otomatis sepanjang waktu. Proses bernapas dilakukan secara sadar, artinya mereka harus memilih kapan akan menghirup dan menghembuskan napas. Ini sangat penting karena mereka perlu menyelam tanpa menghirup air secara tidak sengaja.
Lubang pernapasan mamalia laut pun terletak di atas kepala, bukan di mulut atau hidung seperti manusia. Hal ini jelas memudahkan mereka untuk mengambil udara dengan cepat saat muncul di permukaan, bahkan tanpa mengangkat seluruh tubuh. Dengan struktur seperti ini, mereka bisa bernapas efisien tanpa mengganggu pergerakan atau posisi tubuh di air.
4. Mamalia laut memiliki kemampuan menahan napas dengan luar biasa

Kemampuan menahan napas pada mamalia laut bukanlah hal sepele. Paus sperma, misalnya, dapat menyelam selama lebih dari satu jam tanpa perlu mengambil napas. Ini bukan hanya karena mereka punya banyak oksigen, tapi juga karena tubuh mereka sangat efisien dalam menghemat penggunaannya. Organ vital seperti otak dan jantung tetap mendapatkan oksigen, sementara aliran darah ke bagian tubuh lain bisa dikurangi sementara waktu.
Mekanisme ini bekerja layaknya sistem prioritas energi. Energi hanya dialirkan ke bagian tubuh yang sangat penting, sementara organ lain “ditidurkan” sejenak untuk menghemat sumber daya. Ini adalah bentuk adaptasi ekstrem yang memperlihatkan bagaimana tubuh makhluk hidup bisa berkembang sesuai kebutuhan lingkungannya.
5. Evolusi membentuk sistem pernapasan yang sesuai lingkungan air

Mamalia laut memang bukan berasal dari air, mereka berasal dari nenek moyang yang hidup di darat. Proses evolusi jutaan tahun membuat tubuh mereka perlahan menyesuaikan diri dengan habitat laut. Salah satu penyesuaian terbesar terjadi pada sistem pernapasan. Meskipun tidak pernah memiliki insang, mereka mengoptimalkan apa yang sudah ada yakni paru-paru, darah, dan otot.
Melalui seleksi alam, hanya individu yang memiliki kemampuan menyelam dan bertahan lebih lama itulah yang mampu bertahan hidup dan berkembang biak. Maka, fitur-fitur seperti kapasitas paru-paru yang besar, darah kaya oksigen, dan refleks menyelam yang efisien, terbentuk secara alami. Evolusi menjadikan mereka makhluk unik mamalia yang hidup di air, tapi tetap bergantung pada udara.
Fakta mamalia yang hidup di laut tapi tetap bernapas lewat paru-paru menunjukkan betapa luar biasanya adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya. Mamalia laut bukan hanya mengandalkan paru-paru, tapi juga menyusun seluruh sistem tubuh agar bisa bertahan tanpa udara dalam waktu lama. Kombinasi evolusi dan efisiensi biologis itulah yang membuat mereka mampu bertahan di laut, tanpa kehilangan identitas sebagai mamalia.
Referensi:
"How did mammals evolve to live in the sea?" Science Journal for Kids. Diakses pada Juli 2025.
"How whales and dolphins adapted for life on the water." Harvard Gazette. Diakses pada Juli 2025.
"Marine mammals adapt to aquatic life." Explorit Science Center. Diakses pada Juli 2025.
"All about marine mammals." National Marine Mammal Foundation. Diakses pada Juli 2025.