Bicara soal bunga, nama Rafflesia tak bisa lepas sebagai sosok bunga yang fenomenal. Walaupun bau, sosoknya yang eksotis, elegan, dan indah membuat banyak orang berbondong-bondong ingin melihatnya. Bahkan walaupun harus menyusuri ke dalam hutan.
Bunga ini hanya bisa ditemukan di Asia Tenggara, tepatnya di Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Namun, bukan hal mudah untuk menemukan bunga ini. Berikut 5 fakta menarik Rafflesia.
Kebanyakan kita mengira jika yang pertama kali menemukan Rafflesia adalah orang Inggris, Sir Thomas Raffles pada 1818. Namun sebelum dia, yang pertama kali menemukan Rafflesia adalah ilmuwan Perancis bernama Louis Auguste Deschamps.
Dilansir Royal Botanic Gardens, Deschamps menemukan Rafflesia di tahun 1797 saat ekspedisinya di Pulau Jawa. Sayangnya, ketika ia kembali ke Prancis pada 1798, ia diserang oleh tentara Inggris. Semua catatannya tentang Rafflesia diculik dan tak pernah terpublikasikan.
Kemudian di 1818, barulah Sir Thomas Raffles bersama Joseph Arnold dari Inggris menemukan Rafflesia di Sumatera. Saat pertama kali melihat Rafflesia, Sir Raffles mengatakan bahwa bunga ini adalah terbesar dan termegah di dunia.
Rafflesia arnoldii atau padma raksasa adalah bunga tunggal terbesar yang ada di dunia. Dilansir One Earth, ukuran Rafflesia terbesar yang pernah tercatat memiliki 106 sentimeter dengan berat 11 kilogram! Secara rata-rata, padma raksasa memang memiliki ukuran 70 sampai 110 sentimeter.
Uniknya, tak seperti bunga lain yang memiliki tangkai dan daun. Rafflesia tidak memiliki daun, tangkai, dan akar. Melainkan ia hanya bunga tunggal yang sepenuhnya hidup parasit. Maka dari itu, ia sangat mengandalkan nutrisi dari Tetrastigma, yang merupakan satu-satunya inang Rafflesia.
Bukan hal mudah untuk melihat bunga ini mekar. Sebab, butuh sedikitnya 2 tahun agar bunga ini bisa mekar sepenuhnya. Dilansir My Backyard Tour, satu bunga Rafflesia bisa memproduksi jutaan biji. Namun, hanya 10% yang dapat bertahan hidup. Mereka yang bertahan hidup juga harus menemukan cara untuk menginfeksi inang.
Saat telah menginfeksi inang, butuh 18 bulan agar tumbuh ini bisa berkecambah dan tumbuh menjadi tunas kecil berwarna coklat. Tunas tersebut kemudian butuh 9 bulan untuk tumbuh besar dan matang. Saat itu, perlahan tunas tersebut mulai terbuka dan Rafflesia mekar!
Jika dihitung, setidaknya butuh 2 tahun 3 bulan agar Rafflesia bisa mekar. Begitu mekar, ia hanya bertahan selama 5-7 hari sebelum layu dan mati. Maka dari itu, kesempatan melihat Rafflesia adalah kesempatan yang sangat langka.
Selama ini mungkin kita lebih familiar dengan Rafflesia arnoldii atau mungkin kita mengira jika Rafflesia itu hanya satu jenis bunga. Padahal, dilansir Badan Riset dan Inovasi Nasional, ada 33 spesies Rafflesia di dunia ini.
Indonesia sendiri memiliki 14 jenis Rafflesia, dimana 11 jenis merupakan endemik Sumatera. Selain Rafflesia arnoldii, ada juga Rafflesia bengkuluensis yang ditemukan di Bengkulu dan Rafflesia hasseltii yang ditemukan di Taman Nasional Kerinci. Selain Sumatera, kita bisa menemui Rafflesia keithii di Kalimantan atau Rafflesia zollingeriana di Jawa.
Sayangnya, walaupun berstatus sebagai bunga terbesar dan paling megah di dunia, Rafflesia ada dalam ancaman kepunahan. Dilansir The Guardian, seluruh spesies Rafflesia tergolong terancam punah, dimana 25 diklasifikasikan kritis dan sisanya berstatus genting.
Peneliti sendiri berupaya untuk membudidayakan Rafflesia di luar habitat aslinya. Namun selama puluhan tahun dan percobaan, hanya satu yang berhasil, yakni di Kebun Raya Bogor.
Kemampuan reproduksi Rafflesia yang sangat lambat, ditambah tergerusnya habitat Rafflesia, membuat tumbuhan ini makin sulit tumbuh. Maka dari itu, Indonesia sendiri memasukkan semua jenis Rafflesia sebagai spesies dilindungi. Rafflesia juga dijadikan salah satu puspa nasional Indonesia, yakni sebagai puspa langka.
Rafflesia merupakan bunga kebanggaan Indonesia. Banyak wisatawan mancanegara yang rela merogoh waktu dan uang untuk melihat bunga langka ini. Maka dari itu, kita sebagai warga negara Indonesia harus mencintai puspa kita yang satu ini.