Ketika kamu jatuh cinta dengan seseorang, kamu akan merasakan jantung yang berdebar, perasaan bahagia, sulit tidur dan beberapa ciri lain dalam dirimu. Sebenarnya hal ini terjadi karena adanya perubahan neurotransmitter yang terjadi pada sistem sarafmu sehingga membuat suasana hatimu bergejolak.
Neurotransmitter ini merupakan zat kimia penghantar pesan yang bekerja pada sistem saraf. Nah, neurotransmitter apa saja ya yang berperan disini? Yuk, simak!
Dopamin sering dikenal dengan si pembuat rasa senang. Pleasure feelings yang dirasakan ketika jatuh cinta adalah peran dopamin. Saat jatuh cinta, dopamin ini akan meningkat.
Dopamin memberikan efek membahagiakan, meningkatkan energi, dan mengurangi konsentrasi. Selain itu, kamu akan merasa lebih cantik atau tampan dari biasanya. Makanya, tak jarang ketika kamu jatuh cinta kamu akan mengalami hal-hal tersebut bukan?
Berbeda dengan dopamin, jika dopamin mengalami peningkatan, serotonin akan mengalami penurunan. Serotonin ini berfungsi menstabilkan mood. Itu yang membuat mood kita sering berubah-ubah jika terjadi apa-apa dengan si dia. Misal, ketika dia tidak membalas chat, lupa menelepon atau lain sebagainya.
Selain itu serotonin juga berperan pada nafsu makan dan rasa kantuk, saat serotonin ini turun, itulah mengapa nafsu makanmu menurun dan menjadi sulit tidur.
Adrenalin, merupakan neurotransmitter yang akan membuat tanganmu berkeringat dan detak jantungmu lebih cepat, layaknya sedang bermain roller coaster ataupun hal-hal ekstrim. Inilah mengapa kita merasakan deg-degan ketika melihat si dia ataupun kamu merasa dadamu seperti akan meledak ketika sedang bersamanya.
Makanya, kalau kamu merasa berdebar dan bahagia kalau ketemu sama dia, jangan mengelak kalau sebenarnya kamu sedang jatuh cinta. Otak aja udah bertindak, loh. Saatnya ragamu yang bertindak!