Pada akhir 1990-an, sebuah museum bawah laut diusulkan agar publik dapat menyaksikan sisa-sisa Mercusuar Alexandria yang tenggelam. Melansir laporan Majalah Smithsonian, meskipun rencana itu ditunda pada tahun 2011 setelah revolusi Mesir, rencana tersebut dihidupkan kembali pada tahun 2015. Diyakini bahwa dengan menjadikan situs tersebut museum, dan bahkan situs Warisan Dunia yang potensial, sisa-sisa Mercusuar Alexandria dapat dilindungi dan dipantau dari polusi dan pemburuan liar.
Pada tahun 2020, parlemen Mesir juga meratifikasi sebuah undang-undang yang akan mendenda siapa pun yang "memperoleh atau menjual barang antik atau sebagian darinya di luar Mesir". Ada juga harapan bahwa museum dapat membantu menghidupkan kembali pariwisata di Alexandria selain memberikan kesempatan untuk penelitian lebih lanjut tentang sisa-sisa arkeologi Mercusuar Alexandria.
Sayangnya, Al-Monitor menulis bahwa sumber daya yang buruk telah menunda museum bawah laut ini selama bertahun-tahun. Namun, pada tahun 2021, Universitas Alexandra mengumumkan proyek baru berjudul Warisan Bawah Air, yang diharapkan dapat menggali artefak bawah laut di sekitar pelabuhan timur Alexandria.
Meskipun Mercusuar Alexandria pernah dianggap sebagai "struktur tertinggi di dunia yang dibangun oleh tangan manusia" pada saat itu, tetapi strukturnya tidak bertahan abadi, seperti yang kita bahas di poin atas.