Mengenal Welwitschia, 'Fosil Hidup' di Padang Gurun     

Dapat hidup lebih dari seribu tahun

Ketika mendengar kata "fosil hidup", hal pertama yang mungkin muncul dalam benak adalah coelacanth (coelacanthiformes), ikan hiu (selachimorpha), dan buaya (crocodylinae). Ketiga hewan ini merupakan contoh fosil hidup, hewan yang diketahui sudah ada sejak jutaan tahun yang lalu dengan bentuk yang tidak mengalami banyak perubahan apabila dilihat dari peninggalan fosilnya. Meskipun begitu, diketahui baik coelacanth, ikan hiu, maupun buaya memiliki rentang hidup yang terbatas.

Nah, kalau kamu mengartikan "fosil hidup" sebagai makhluk hidup dengan masa hidup yang sangat panjang, ketiga hewan yang sebelumnya sudah disebutkan menjadi tidak relevan. Namun, bukan berarti tidak ada makhluk hidup yang panjang umur. Salah satu makhluk hidup dengan rentang hidup yang amat panjang adalah tanaman Welwitschia mirabilis. Berikut adalah fakta-faktanya.

1. Usia melebihi seribu tahun

Mengenal Welwitschia, 'Fosil Hidup' di Padang Gurun     ilustrasi Welwitschia (unsplash.com/grant_durr)

Dilansir Botanical Garden München-Nymphenburg, Welwitschia mirabilis dapat bertahan hidup sampai lebih dari sepuluh abad. Bahkan, penemuan tanaman Welwitschia tertua membuktikan bahwa tanaman tersebut dapat hidup sampai lebih dari dua ribu tahun.

Selain menjadi fosil hidup dalam konteks rentang hidup, Welwitschia juga disebut sebagai fosil hidup dalam konteks peninggalan fosilnya. Maksudnya seperti apa?

Jadi, kerabat terdekat Welwitschia sudah mati sejak 110 juta tahun yang lalu. Namun, bibit fosil dari salah satu kerabat ini ditemukan di Brasil. Fosil tersebut dikenali sebagai Welwitschia jika dilihat dari jenis venasi daunnya yang unik. Bijinya tidak tertutup karpel, sehingga Welwitschia diklasifikasikan sebagai gymnosperm, kelompok yang beranggotakan tanaman runjung modern seperti pinus dan cemara.

2. Ciri-ciri fisik

Mengenal Welwitschia, 'Fosil Hidup' di Padang Gurun     ilustrasi Welwitschia mirabilis (pixabay.com/Nhelia)

Dikutip The New York Times, dalam Bahasa Afrikaans Welwitschia disebut dengan nama "tweeblaarkanniedood," yang memiliki arti "dua daun yang tidak bisa mati." Nama ini mampu dengan baik mendeskripsikan Welwitschia. Mereka hanya bisa menumbuhkan dua daun dan usia mereka yang panjang memberikan kesan bahwa mereka tidak bisa mati.

Dedaunan Welwitschia pun sering diterpa angin gurun dan dimakan oleh hewan-hewan, sehingga dedaunan ini robek dan melengkung. Alhasil, bentuk tanaman ini mirip seperti gurita.

3. Habitat

Mengenal Welwitschia, 'Fosil Hidup' di Padang Gurun     ilustrasi Gurun Namib (unsplash.com/keithhardy2001)

Habitat Welwitschia berada di tengah padang gurun, lebih tepatnya di Gurun Namib, Namibia. Meskipun padang gurun bukan menjadi tempat yang cocok bagi tanaman untuk menetap dan bertumbuh, tempat tersebut tetap menjadi rumah Welwitschia.

Salah satu hal yang menarik perhatian adalah faktanya sebagaimana dilansir World Wild Life, Gurun Namib adalah gurun paling tertua di seluruh penjuru dunia. Padang gurun ini sudah ada sejak 55 juta tahun yang lalu. Dengan demikian, baik tanaman dengan dua daun itu maupun Gurun Namib memiliki sejarah yang panjang.

Baca Juga: Hemlock, Tanaman Beracun yang Sebabkan Korban Mati Tersenyum

4. Rahasia genetik Welwitschia

Mengenal Welwitschia, 'Fosil Hidup' di Padang Gurun     ilustrasi penelitian (unsplash.com/f7photo)

Sejarah genetik Welwitschia memiliki kesesuaian dengan sejarah lingkungannya. Sekitar 86 juta tahun yang lalu, setelah kesalahan dalam pembelahan sel, seluruh genom Welwitschia menjadi berlipat ganda selama masa kekeringan yang meningkat dan berkepanjangan di daerah tersebut, yang kemungkinan menjadi momen Gurun Namib terbentuk.

Gen yang digandakan dilepaskan dari fungsi aslinya, berpotensi mengambil yang baru. Namun, ada risiko tersendiri apabila tanaman tersebut memiliki lebih banyak materi genetik. Hal ini dikarenakan aktivitas paling dasar untuk kehidupan adalah replikasi DNA.  Jadi, jika memiliki genom yang besar, bertahan hidup membutuhkan energi yang banyak.

Sejumlah besar genom Welwitschia adalah "sampah" sekuens DNA yang menggandakan diri dan disebut "retrotransposons." Sampah itu perlu direplikasi dan diperbaiki.

Para peneliti mendeteksi "ledakan" aktivitas retrotransposon satu hingga dua juta tahun yang lalu, kemungkinan besar karena peningkatan tekanan suhu. Untuk melawan hal ini, genom Welwitschia mengalami perubahan epigenetik yang membungkam sekuens DNA tersebut, melalui proses yang disebut metilasi DNA.

Proses ini secara drastis mengurangi ukuran dan biaya pemeliharaan daftar DNA duplikat Welwitschia, sehingga memberikan tanaman tersebut genom yang sangat efisien dan berbiaya rendah. Dengan demikian, energi yang dibutuhkan menjadi sedikit.

5. Tidak diketahui apakah Welwitschia akan bertahan hidup di era modern

Mengenal Welwitschia, 'Fosil Hidup' di Padang Gurun     ilustrasi penelitian (unsplash.com/jkoblitz)

Ya, Welwitschia memang dianggap sebagai "mayat hidup" karena mereka dapat bertahan hidup selama ribuan tahun di tengah kekeringan padang gurun. Mereka juga dapat menghindari kematian karena adanya akar tunggang, meskipun akar tersebut hampir tidak mencapai permukaan air.

Diketahui hanya generasi bibit saja yang dianggap akan bertahan, yang berkecambah selama periode dengan curah hujan yang tinggi. Adanya perubahan iklim sehingga bumi menjadi semakin panas membuat kelangsungan hidup Welwitschia ke depannya patut dipertanyakan.

Ternyata, ada ya tanaman seperti ini. Hal ini membuat kita sadar bahwa dunia ini penuh dengan hal yang aneh, seperti Welwitschia mirabilis. Kalau kamu tahu tanaman lainnya yang lebih aneh daripada fosil ini, tuangkan di kolom komentar, ya!

Baca Juga: Rafflesia Arnoldii dan 9 Bunga Ini Sama-sama Keluarkan Bau Tak Sedap

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya