Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi Benua Antartika (unsplash.com/Cassie Matias)

Intinya sih...

  • Antartika memiliki lebih dari 600 danau tersembunyi di bawah lapisan es, beberapa berusia 15 juta tahun
  • Ribuan mayat diperkirakan terkubur di bawah tebalnya es Antartika, termasuk sisa manusia tertua yang pernah ditemukan
  • Pada masa lalu, Antartika adalah hutan hujan tropis sekitar 100 juta tahun lalu, namun berubah menjadi lapisan es 35 juta tahun lalu

Lebih dari 2 abad lalu, manusia menemukan daratan yang beda dibanding daratan lainnya. Kini, daratan itu kita kenal sebagai Antartika. 

Dibanding benua lainnya, Antartika sangat jauh berbeda. Benua ini diselimuti es tebal, suhunya ekstrim, sulit dijelajahi, dan sama sekali tak layak huni. Tapi karena kondisi tersebut, banyak misteri yang tersimpan di benua ini. Ini 6 misteri yang tersembunyi di Antartika.

1. Puluhan juta tahun lalu, Antartika adalah hutan hujan tropis

ilustrasi hutan hujan tropis di Antartika (unsplash.com/Art Institute of Chigago)

Jika kamu mengira bahwa Antartika hanya berisi lapisan es saja, maka kamu keliru. Dilansir Science News Explore, ada lebih dari 600 danau yang tersembunyi sedalam 3 kilometer di bawah lapisan es Antartika.

Diperkirakan 140 danau diantaranya berstatus aktif. Artinya, danau tersebut terus mengisi dan mengalirkan airnya ke sungai-sungai yang ada di bawah gletser. Menariknya, beberapa danau telah berusia 15 juta tahun!

Salah satu yang terkenal adalah Danau Vostok yang ditemukan pada 1990. Danau ini adalah danau terluas di Antartika dan terletak 3,5 kilometer di bawah lapisan es. Danau-danau tersembunyi ini juga menyimpan keanekaragaman mikroorganisme yang tinggi.

2. Banyak kuburan tersembunyi di Antartika

ilustrasi ekspedisi di Antartika (unsplash.com/Museums Victoria)

Walau punya kondisi ekstrim, tapi tak sedikit orang dan peneliti yang ingin menjelajahi Antartika. Namun, tak semua ekspedisi Antartika berakhir dengan cerita manis. Banyak juga yang berakhir dengan kisah tragis, dimana mereka tak pernah kembali.

Dilansir BBC, diperkirakan ada ribuan mayat yang terkubur di bawah tebalnya es Antartika. Pada 1980, sebuah tengkorak dan tulang paha ditemukan di Pulau Livingston, Semenanjung Antartika. Setelah diteliti, tengkorak tersebut telah berumur 175 tahun! Menjadikannya sisa manusia tertua yang pernah ditemukan di Antartika. Masih banyak lagi sisa manusia yang hilang dan tak pernah ditemukan di Antartika.

3. Ada ratusan sungai dan danau tersembunyi di balik es Antartika

ilustrasi danau tersembunyi di Antartika (unsplash.com/Matteo Maretto)

Siapa sangka, benua yang dipenuhi salju ini dulunya adalah hamparan hutan hujan tropis. Dilansir Live Science, sekitar 100  juta tahun lalu, wilayah Antartika Barat adalah hutan hujan tropis. Hal tersebut terbukti dari penemuan fosil akar, serbuk sari, dan spora tumbuhan yang ditemukan.

Pada periode kapur, sekitar 145 juta sampai 65 juta tahun lalu, permukaan laut lebih hangat, Antartika memiliki suhu yang hangat, dan memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh disana. Namun 35 juta tahun lalu, iklim berubah menjadi lebih dingin. Kondisi tersebut mengubah Antartika menjadi lapisan es seperti yang kita kenal sekarang. 

Kini, suhu rata-rata di Antartika adalah -57 derajat celcius. Bahkan bisa mencapai -90 derajat celcius di musim dingin. Kondisi tersebut tak membuat pohon-pohon bisa bertahan di benua ini.

4. Lapisan es Antartika dapat bernyanyi

ilustrasi lapisan es Antartika (unsplash.com/Torsten Dederichs)

Terdengar seperti mistis, tapi nyatanya es Antartika memang bernyanyi. Sayangnya, nyanyian es Antartika tidak dapat didengar oleh pendengaran manusia. Melainkan, harus menggunakan sensor seismik untuk bisa mendengarkannya.

Dilansir Live Science, lapisan es Antartika selalu bernyanyi pada frekuensi 5 hertz. Lagu yang dibawakan juga selalu berubah, mengikuti perubahan lingkungan. Lewat nyanyian es Antartika, ilmuwan dapat melacak pergeseran permukaan es secara real time. Hal tersebut membantu ilmuwan mengetahui stabilitas lapisan es dan mengetahui kerentanan lapisan es.

5. Banyak bakteri dan virus tersembunyi di bawah lapisan es Antartika

ilustrasi virus (unsplash.com/CDC)

Lapisan es Antartika merupakan tempat bersemayamnya bakteri dan virus purba. Dilansir The Conversation, pada 2003, ilmuwan berhasil memulihkan bakteri purba di lapisan es Antartika yang berumur 750.000 tahun. Pada 2014, ilmuwan menemukan virus purba, Pithovirus sibericum, yang berumur 30.000 tahun.

Beruntungnya, bakteri dan virus tersebut terjebak dan membeku di tebalnya lapisan es Antartika. Namun, dengan kondisi suhu yang makin memanas, diperkirakan ada 4.000.000.000.000.000.000.000 mikroorganisme yang keluar dari lapisan es. Beberapa diantaranya berpotensi menyebabkan penyakit atau wabah.

6. Punya ratusan gunung berapi

ilustrasi gunung berapi di Antartika (unsplash.com/Robert Haverly)

Mungkin kita tak pernah terpikir jika ternyata Antartika yang dingin adalah rumah bagi puluhan gunung berapi! Dilansir Aurora Expedition, terdapat sekitar 137 gunung berapi di Antartika. Wilayah Antartika Barat sendiri memiliki 91 gunung berapi yang terkubur 4 km di bawah lapisan es.

Penemuan tersebut menunjukkan jika Antartika merupakan salah satu wilayah dengan jajaran gunung berapi terbesar di dunia, lebih besar dari Afrika Timur dan Himalaya. Salah satu yang terkenal adalah Gunung Erebus (3.794 mdpl) yang pernah meletus pada 2015.

Walaupun memiliki ratusan gunung berapi, namun tidak diketahui secara detail status mereka. Kebanyakan mungkin tidak aktif. Namun tidak menutup kemungkinan jika perubahan iklim memburuk dan lapisan es Antartika mencair, gunung berapi tersebut dapat menjadi aktif.

Selama ini kita membayangkan Antartika sebagai benua berselimut es. Faktanya, banyak misteri dan hal tersembunyi yang ada di balik lapisan es Antartika.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team