7 Mitos Astronomi yang Masih Dipercaya Banyak Orang

Pernahkah kamu mendengar mitos tentang bintang jatuh atau berpikir bahwa semua rasi bintang itu sama? Dunia astronomi memang penuh keajaiban, tapi sayangnya, tak sedikit mitos yang masih dipercaya hingga sekarang. Yuk, kita bedah satu per satu mitos-mitos populer ini dan cari tahu fakta sebenarnya!
1. Bintang berkelap-kelip

Pernah nggak sih kamu penasaran kenapa bintang di langit malam kelihatan berkedip-kedip? Meskipun ada lagu anak-anak yang bilang begitu, sebenarnya bintang itu nggak benar-benar berkedip. Cahaya yang mereka pancarkan tetap stabil, kok.
Terus, kenapa mata kita melihatnya seolah-olah berkedip? Penyebabnya ada di atmosfer Bumi. Saat cahaya bintang bergerak menuju mata kita, ia harus melewati lapisan udara yang penuh dengan molekul gas dan terus bergerak karena turbulensi. Pergerakan ini bikin cahaya bintang sedikit membelok, sehingga terlihat berubah-ubah.
Semakin dekat bintang ke cakrawala, semakin tebal atmosfer yang harus dilewati cahayanya. Itu sebabnya, bintang yang berada rendah di langit akan tampak lebih berkelap-kelip dibandingkan yang berada di atas kepala kita.
Fenomena ini disebut scintillation atau twinkling dalam istilah astronomi. Jadi, meskipun dari Bumi bintang tampak berkedip, sebenarnya cahaya mereka tetap stabil. Kalau pengin lihat bintang tanpa efek berkedip ini, coba amati langsung dari luar angkasa—seperti yang dilakukan para astronot!
2. Sabuk asteroid sangat berbahaya

Sabuk asteroid sering digambarkan sebagai wilayah berbahaya yang penuh dengan batuan luar angkasa yang saling bertabrakan, seperti yang sering kita lihat di film fiksi ilmiah. Salah satu contohnya adalah adegan di Star Wars: The Empire Strikes Back, di mana Millennium Falcon harus bermanuver melewati medan asteroid yang padat. Tapi kenyataannya? Jauh berbeda.
Sabuk asteroid, yang terletak di antara Mars dan Jupiter, memang berisi lebih dari 750.000 asteroid, tapi jarak antar objeknya sangat luas. Rata-rata, satu asteroid dengan yang lainnya terpisah sekitar 970.000 km atau lebih dari dua kali jarak Bumi ke Bulan! Itulah sebabnya wahana antariksa seperti Pioneer 10, yang pertama kali melintasi sabuk ini pada tahun 1970-an, bisa melewatinya tanpa masalah.
Meskipun asteroid besar jarang menjadi ancaman, ada bahaya lain yang sering luput dari perhatian yaitu partikel kecil seukuran debu. Pecahan ini terbentuk dari tabrakan asteroid dan bisa merusak peralatan luar angkasa. Untungnya, dengan perlindungan yang tepat, risiko ini bisa diminimalkan.
3. Matahari berwarna kuning

Anak-anak sering kali menggambar Matahari dengan warna kuning, padahal warna aslinya adalah putih. Matahari memancarkan semua panjang gelombang cahaya tampak secara merata, yang bila digabungkan akan menghasilkan warna putih. Namun, atmosfer bumi mengubah cara kita melihatnya.
Cahaya biru yang memiliki panjang gelombang lebih pendek lebih mudah dihamburkan oleh partikel-partikel di udara. Itu sebabnya langit tampak biru dan Matahari tampak kekuningan di siang hari karena sebagian besar cahaya biru tersebar sebelum mencapai mata kita.
Saat Matahari terbit atau terbenam, cahaya harus menempuh jalur yang lebih panjang melalui atmosfer. Sebagian besar cahaya biru dan hijau tersebar terlebih dahulu, sehingga warna sisanya didominasi merah dan oranye. Itu sebabnya langit saat senja menampilkan gradasi warna yang begitu indah.
4. Tembok Besar China dapat dilihat dari luar angkasa
Tembok Besar Tiongkok dengan panjang 21.196 km sering dikatakan sebagai satu-satunya bangunan buatan manusia yang dapat dilihat dari luar angkasa. Namun kenyataannya? Nggak semudah itu.
Meski sangat panjang, lebarnya hanya sekitar enam meter dan materialnya menyatu dengan lingkungan sekitar. Hal ini membuatnya sulit dikenali dengan mata telanjang dari orbit rendah. Bahkan para astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), termasuk Chris Hadfield pada tahun 2013, menegaskan bahwa mereka tidak dapat melihatnya tanpa bantuan alat optik khusus.
Meskipun gambar radar dapat menangkapnya, klaim bahwa Tembok Besar terlihat jelas dari luar angkasa lebih merupakan mitos daripada fakta.
5. Merkurius adalah planet terpanas di tata surya

Banyak orang mengira Merkurius adalah planet terpanas di tata surya karena paling dekat dengan Matahari. Namun kenyataannya, gelar tersebut justru dipegang oleh Venus.
Memang suhu siang hari di Merkurius bisa mencapai 430°C, namun saat malam tiba suhunya turun hingga -180°C karena atmosfernya yang sangat tipis tidak mampu menahan panas. Sementara itu, Venus, yang jaraknya hampir dua kali lipat dari Matahari, sebenarnya memiliki suhu rata-rata 462°C, cukup panas untuk melelehkan timah!
Rahasia panas ekstrem Venus terletak pada atmosfernya yang tebal dan kaya karbon dioksida, sehingga menciptakan efek rumah kaca yang kuat. Panas Matahari terperangkap di atmosfer, membuat Venus tetap panas setiap saat, siang dan malam. Inilah alasan mengapa Venus menjadi planet terpanas di tata surya, meski bukan yang paling dekat dengan Matahari.
6. Saturnus adalah satu-satunya planet bercincin di tata surya

Saat mendengar tentang planet bercincin, hal pertama yang terlintas di benak Anda adalah Saturnus. Namun ternyata, cincin tersebut bukan hanya milik Saturnus. Jupiter, Uranus, dan Neptunus juga memiliki cincinnya sendiri!
Keberadaan cincin di planet-planet ini baru terkonfirmasi ketika pesawat ruang angkasa Voyager melakukan terbang lintas pada tahun 1970-an dan 1980-an. Namun, cincin mereka jauh lebih tipis dan tidak terlalu mencolok dibandingkan cincin megah Saturnus. Hal ini menunjukkan bahwa sistem cincin dapat berubah seiring waktu.
Para astronom menduga cincin Saturnus mungkin sudah ada sejak awal mula keberadaan planet ini. Menariknya, dalam 100 juta tahun ke depan, bulan Neptunus, Triton, diperkirakan akan hancur akibat gaya pasang surut dan membentuk sistem cincin baru yang spektakuler. Jadi, di masa depan, tata surya kita mungkin masih memiliki planet bercincin yang menakjubkan!
7. Ruang angkasa adalah ruang hampa yang kosong

Luar angkasa sering disebut sebagai ruang kosong, namun sebenarnya tidak kosong. Dibandingkan atmosfer bumi yang dipenuhi partikel, luar angkasa sangat sepi. Namun, masih ada atom hidrogen yang tersebar di setiap meter kubik, menjadikannya yang paling dekat dengan ruang hampa di alam semesta.
Meski terlihat seperti kehampaan total, tidak ada bagian alam semesta yang benar-benar kosong. Terlebih lagi, bahkan di ruang antarbintang yang paling tenang sekalipun, masih ada partikel energi atau atom yang melayang. Inilah alasan mengapa kekosongan sempurna masih merupakan konsep teoritis, bukan kenyataan.
Banyak mitos astronomi yang muncul karena kurangnya pemahaman atau penyebaran informasi yang tidak akurat. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, penting bagi kita untuk terus mencari sumber-sumber terpercaya agar tidak terjebak dalam kesalahpahaman. Semoga bisa membantu menjernihkan beberapa mitos yang masih banyak dipercaya dan juga menambah rasa penasaran terhadap astronomi!