India Luncurkan Misi Dok Luar Angkasa Pertamanya

Jakarta, IDN Times - India meluncurkan misi dok luar angkasa pertamanya pada 30 Desember 2024 menggunakan roket buatan dalam negeri. Ini merupakan upaya negara tersebut untuk meningkatkan kemampuan luar angkasanya di masa depan.
Misi yang disebut Space Docking Experiment (SpaDeX) itu lepas landas dari Pusat Antariksa Satish Dhawan di negara bagian Andhra Pradesh pada pukul 16:30 GMT waktu setempat.
Peluncuran tersebut menumpang roket Kendaraan Peluncur Satelit Polar (PSLV) milik Organisasi Penelitian Antariksa India (ISRO). Setelah sekitar 15 menit wahana antariksa itu mencapai ketinggian sekitar 470 kilometer, peluncuran pun dinyatakan berhasil, dikutip dari The Straits Times pada Selasa (31/12/2024).
1. Upaya pendaratan pertama akan dilakukan pada 7 Januari 2025
Dalam misinya, India melibatkan dua wahana antariksa kecil ke orbit melingkar sepanjang 470 km. Masing-masing wahana berbobot sekitar 220 kg.
Misi penting SpaDeX, termasuk servis satelit dan pengoperasian stasiun luar angkasa yang direncanakan negara tersebut. Teknologi dok di luar angkasa sangat penting bagi beberapa peluncuran roket yang diperlukan, guna mencapai tujuan misi bersama.
"Saya sangat gembira mengumumkan keberhasilan peluncuran PSLV 60 untuk misi SpaDeX. Roket telah menempatkan satelit pada orbit yang tepat dan jika semua berjalan sesuai rencana, upaya pendaratan pertama dapat dilakukan pada 7 Januari," kata Ketua ISRO S. Somanath, sesaat setelah peluncuran, dikutip dari Deutsche Welle.
Ini merupakan pertama kalinya di India, roket dan satelit tersebut diintegrasikan dan diuji di sebuah perusahaan swasta bernama Ananth Technologies, bukan di badan pemerintah.
2. Apa saja misi yang akan dijalankan SpaDeX?
Misi ini juga akan menunjukkan transfer daya listrik antara wahana antariksa yang sedang berlabuh, kemampuan yang vital untuk aplikasi seperti robotika di luar angkasa, kontrol wahana antariksa komposit, dan operasi muatan setelah lepas dari dok.
Setiap satelit membawa muatan canggih, termasuk sistem pencitraan dan perangkat pemantauan radiasi yang dirancang untuk mengukur tingkat radiasi elektron dan proton di luar angkasa, serta menyediakan data penting untuk misi penerbangan luar angkasa manusia di masa depan.
"Modul Eksperimen Orbital PSLV merupakan solusi praktis yang digunakan oleh ISRO untuk perusahaan rintisan, lembaga akademis, dan organisasi penelitian India, guna menguji teknologi antariksa mereka tanpa perlu meluncurkan seluruh satelit," kata Ketua Badan Regulasi Antariksa India, Pawan Goenka.
"Dengan membuat platform ini mudah diakses, kami mengurangi hambatan masuk dan memungkinkan lebih banyak entitas untuk berkontribusi pada sektor antariksa," tambahnya.
3. Ambisi luar angkasa India

Jika India berhasil menyelesaikan pendaratan tanpa awak, maka negara tersebut akan menjadi negara keempat yang berhasil mencapai prestasi teknologi canggih tersebut bersama dengan Amerika Serikat (AS), Rusia, dan China.
"Penampilan teknologi ini tidak hanya memungkinkan negara-negara tertentu untuk bergabung dengan kelompok negara yang langka yang memilikinya, tetapi juga membuka pasar bagi ISRO untuk menjadi mitra peluncuran bagi berbagai misi global yang memerlukan fasilitas dok atau perakitan di luar angkasa," kata Somak Raychaudhury, astrofisikawan dari Ashoka University.
Bagi ISRO, teknologi ini penting untuk ambisi luar angkasa New Delhi, seperti misi India ke Bulan, pengiriman sampel dari Bulan, serta pembangunan dan pengoperasian Stasiun Bharatiya Antariksh (BAS), yakni nama resmi untuk stasiun luar angkasa yang direncanakan India.