5 Mitos Buck Moon yang Masih Banyak Dipercaya, Cek Faktanya!

Bulan purnama Juli dikenal sebagai buck moon. Nama ini berasal dari suku-suku asli Amerika, khususnya Algonquin, yang memperhatikan bahwa rusa jantan (buck) mulai menumbuhkan tanduk baru sekitar bulan ini. Keindahannya sering memancing imajinasi spiritual, astrologi, dan bahkan ritual mistik. Sayangnya, tak sedikit mitos tentang buck moon yang masih dipercaya tanpa dasar ilmiah.
Banyak kepercayaan lama masih melekat di masyarakat, dari soal gairah yang meningkat hingga pengaruhnya terhadap emosi manusia. Meski sebagian mengandung nilai kultural yang penting, namun tidak semua mitos layak diyakini begitu saja. Yuk, kita bongkar satu per satu mitos populer seputar buck moon dan fakta sains di baliknya!
1. Mitos: Buck moon membuat rusa jantan tumbuh tanduk

Mitos ini berasal dari kepercayaan bahwa buck moon memiliki kekuatan mistis yang mendorong pertumbuhan tanduk rusa jantan. Nama buck moon memang mencerminkan periode di mana rusa jantan mulai menumbuhkan tanduk baru. Karena itu, banyak orang menyangka bulan inilah yang secara langsung menyebabkannya.
Namun secara ilmiah, pertumbuhan tanduk rusa ditentukan oleh faktor biologis dan hormonal. Dilansir dari Mississipi State University Deer Ecology and Management Lab, bahwa pertumbuhan tanduk rusa dipicu oleh hormon testosteron yang meningkat pada musim panas, bukan oleh fase bulan. Perubahan panjang siang hari (fotoperiodisme) justru menjadi penentu utama.
Dengan kata lain, buck moon hanyalah penanda waktu secara tradisional, bukan penyebab pertumbuhan tanduk itu sendiri. Nama ini punya nilai budaya yang indah, tapi jangan sampai disalahartikan sebagai sebab akibat biologis.
2. Mitos: Buck moon meningkatkan gairah dan emosi

Ada anggapan populer bahwa buck moon membuat manusia jadi lebih emosional, sensitif, dan bahkan bergairah secara seksual. Beberapa orang mengklaim lebih sering bertengkar, mengalami mimpi aneh, atau merasa terangsang saat purnama ini terjadi.
Namun, menurut ulasan dalam Moon and Health: Myth and Reality, tidak ada bukti ilmiah konsisten yang menunjukkan peningkatan agresi, libido, atau ketegangan emosional selama bulan purnama. Efek yang dirasakan kemungkinan besar berasal dari ekspektasi psikologis atau sugesti budaya yang terus diwariskan. Singkatnya, jika kamu merasa emosi naik-turun saat buck moon, bisa jadi karena kamu percaya akan efek itu alias sugesti, bukan karena bulan purnama benar-benar memengaruhi otak atau hormonmu secara biologis.
3. Mitos: Buck moon menjadi waktu terbaik untuk ritual kesuburan

Mitos ini berakar dari tradisi kuno yang melihat buck moon sebagai momen tepat untuk melakukan ritual kesuburan, baik melalui meditasi, doa, hingga hubungan seksual spiritual. Tanduk rusa yang tumbuh kembali dianggap simbol vitalitas dan kejantanan.
Dari sudut pandang medis, tidak ada keterkaitan antara kesuburan manusia dan fase bulan. Dalam jurnal Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica, para peneliti menemukan bahwa tidak ada peningkatan signifikan dalam tingkat pembuahan yang berkorelasi dengan fase bulan, termasuk purnama. Meskipun secara simbolik bulan purnama memang sering diasosiasikan dengan kesuburan dan keperempuanan (feminin), secara ilmiah efeknya terhadap organ reproduksi manusia nyaris nihil.
4. Mitos: Buck moon membuka portal transformasi diri

Dalam tradisi astrologi dan spiritualitas New Age, buck moon disebut sebagai portal energi yang membuka kesadaran baru, transformasi hidup, dan keputusan besar. Banyak horoskop mengklaim purnama ini sebagai waktu terbaik untuk “melepaskan yang lama dan menyambut yang baru.”
Namun, ini murni interpretasi metafisik dan tidak didukung oleh ilmu fisika atau astronomi. Menurut laman digital How Stuff Works, buck moon hanyalah salah 1 dari 12 purnama tahunan, tanpa perbedaan energi elektromagnetik atau gravitasi yang signifikan dibanding purnama lain.
Meski tak bisa dibuktikan secara empiris, mitos ini tetap memberi ruang refleksi spiritual bagi sebagian orang. Jika kamu menunggu perubahan hidup karena buck moon, pastikan itu datang dari keputusanmu sendiri, bukan dari sinar bulan.
5. Mitos: Buck moon selalu lebih besar dan terang

Banyak orang mengira bahwa buck moon selalu tampak lebih besar dan terang dibanding purnama lainnya. Ini membuatnya tampak “istimewa” dan sering dikira sebagai supermoon secara otomatis. Padahal, ukuran dan kecerahan bulan sangat bergantung pada jaraknya dari bumi.
Jika buck moon bertepatan dengan titik perige, jarak terdekat Bulan ke Bumi, maka memang tampak lebih besar dan terang. Namun, menurut situs Space, hal ini tidak terjadi setiap tahun. Hanya beberapa buck moon yang benar-benar tergolong supermoon. Jadi, jangan langsung terkecoh oleh namanya. Buck moon bisa jadi purnama biasa, kecuali jika kebetulan terjadi berbarengan dengan perige.
Buck moon adalah bagian dari warisan budaya yang kaya akan simbolisme dan makna spiritual. Namun, tak semua kepercayaan tentangnya berdasar pada sains. Penting bagi kita untuk menghargai tradisi tanpa menanggalkan rasionalitas dan nalar kritis.
Menikmati keindahan buck moon tak harus dengan mitos yang membingungkan. Cukup tatap langit, resapi keindahan purnama, dan biarkan maknanya tumbuh dalam perenungan, bukan takhayul.