Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi terasering Banaue di Filipina (Wikimedia Commons/Ranieljosecastaneda)

Apakah kamu pernah melihat dataran tinggi yang bentuknya menyerupai anak tangga? Ya, Itu adalah terasering atau disebut juga dengan sawah bertingkat. Terasering merupakan lanskap miring yang dipotong menjadi serangkai permukaan atau platform yang mirip dengan anak tangga. Terasering ini bertujuan untuk membuat proses pertanian menjadi lebih efektif.

Terasering biasanya digunakan secara luas oleh masyarakat dalam bidang pertanian terutama di wilayah yang memiliki iklim kering seperti Asia Tenggara, Afrika, Amerika Selatan, dan lain sebagainya. Namun, tahukah kamu bahwa sistem terasering juga ada di beberapa negara selain Asia, lho. Ingin tahu apa saja negara yang menerapkan sistem terasering? Yuk, simak artikel di bawah ini sampai habis!

1.Tiongkok

ilustrasi terasering Hani Rice Yuanyang di Tiongkok (Wikimedia Commons/Chensiyuan)

Negara pertama yang memiliki sistem terasering adalah Tiongkok. Sistem terasering Tiongkok ini ternyata sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Dilansir laman BBC, para petani Hani di Tiongkok sudah mulai mengukir “teras-teras” di pegunungan sejak masa Dinasti Tang di tahun 618 sebelum masehi. Sejarah ini ditulis dan diceritakan secara turun-temurun hingga saat ini.

Selama ratusan tahun, terasering dibangun di sepanjang pegunungan Tiongkok. Hal ini tentunya tidak hanya meningkatkan kondisi pertaniannya, tetapi juga meningkatkan hasil pertanian salah satunya biji-bijian. Salah satu terasering terkenal di Tiongkok adalah terasering Longji dan terasering Yuanyang Hani Rice yang berumur 1.300 tahun.

2.Indonesia

ilustrasi terasering Tegallalang di Bali, Indonesia (Wikimedia Common/Stefan Fussan)

Indonesia memiliki tanah yang subur dan curah hujan yang berlimpah. Hal ini menjadikan Indonesia tempat yang ideal untuk pertanian khususnya padi. Salah satu daerah di Indonesia yang terkenal dengan sistem teraseringnya adalah Bali. Dilansir laman Indonesia Travel, masyarakat Bali mengembangkan sistem terasering yang kompleks untuk mengelola pasokan air di sawah mereka.

Terasering terkenal di Bali yaitu terasering Tegallalang di Ubud. Terasering ini terkenal dengan pemandangan sawah yang indah dan sistem irigasinya yang inovatif. Masyarakat percaya bahwa sistem terasering Tegallalang ini diturunkan oleh seseorang yang suci dan dihormati pada abad ke-8 bernama Rsi Markandeya.

Selain itu, karena keindahan terasering di Indonesia yaitu terasering Tegallalang, terasering ini sampai dijadikan sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 2012. Tidak hanya Bali, daerah lain yang menerapkan sistem terasering juga terdapat di pulau Jawa hingga Sumatra.

3.Swiss

ilustrasi terasering di Lavaux, Swiss (Wikimedia Commons/Lorenz Poffet)

Tidak hanya di Asia, sistem terasering juga digunakan oleh masyarakat Eropa untuk meningkatkan kualitas proses pertaniannya. Salah satu negara Eropa yang menerapkan terasering adalah Swiss.

Swiss menggunakan terasering untuk mengolah kebun anggur, buah zaitun, gabus, dan buah-buahan. Masyarakat Swiss membentuk terasering pada dataran tinggi yang mengarah ke pantai untuk menjadi lahan pertanian yang produktif.

Salah satu terasering yang terkenal di Swiss adalah terasering yang berada di wilayah Lavaux. Terasering di Lavaux sudah ada sejak abad ke-11 dan dinobatkan sebagai warisan budaya oleh UNESCO di tahun 2007. Terasering ini memiliki luas kurang lebih sekitar 800 hektar yang dimanfaatkan untuk pertanian anggur.

4.Peru

ilustrasi terasering di Machu Picchu, Peru (Wikimedia Commons/Diego Delso)

Negara selanjutnya yang menerapkan sistem terasering adalah negara di wilayah Amerika Selatan yaitu Peru. Peru telah memanfaatkan terasering untuk proses pertaniannya. Praktik pertanian di Peru awalnya berasal dari praktik-praktik pertanian suku Inca.

Dilansir laman Peru Rail, sistem terasering Inca sering disebut sebagai “Andeneria” yang merupakan sistem pegunungan bertingkat untuk bercocok tanam. Sistem terasering ini akhirnya digunakan sampai sekarang di Peru untuk membantu produktivitas pertanian dan melakukan pengelolaan sumber daya air untuk irigasi agar lebih efisien. Salah satu sistem terasering yang tertua di Peru adalah terasering di Machu Picchu, peninggalan suku Inca. 

5.Yaman

ilustrasi terasering di Yaman (Wikimedia Commons/LBM1948)

Yaman telah menerapkan sistem terasering di dataran tingginya selama 30 abad lamanya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pertanian di Yaman agar lebih produktif dan efisien.

Masyarakat Yaman pada awalnya membangun banyak sistem terasering di wilayah yang subur dan memiliki curah hujan tinggi. Hal ini membantu para masyarakat yang bertani untuk memanen air hujan dengan efektif.

Namun, pada tahun 1970-an para petani di Arab khususnya Yaman mulai meninggalkan lahan pertaniannya. Saat ini, banyak sistem terasering yang terbengkalai karena tidak terurus dan ditimpa erosi. Oleh sebab itu, hanya sedikit sistem terasering yang tersisa di Yaman saat ini.

Terasering merupakan sistem yang efektif untuk membantu petani dalam menampung air hujan. Sistem ini membuat irigasi tanaman menjadi lebih efektif sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Sistem terasering sudah diterapkan oleh masyarakat kuno sejak ratusan tahun yang lalu. Tidak hanya pertanian di Asia, namun negara yang menerapkan sistem terasering juga ada di Eropa, Timur Tengah, hingga Amerika. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team