Revolusioner, Ilmuwan Temukan Cara Memanen Energi dari Udara Lembap

Penasaran, bagaimana caranya?

Tahukah kamu, listrik dihasilkan dari apa? Mengutip US Energy Information Administration (EIA), listrik dihasilkan dari bahan bakar fosil (batu bara, gas alam, dan minyak bumi), panas matahari, nuklir, aliran air, angin, hingga biomassa. Dari semua yang telah disebutkan, yang menjadi sumber pembangkit listrik terbesar di dunia adalah bahan bakar fosil.

Namun, apakah kamu percaya jika ada ilmuwan yang mengatakan bahwa mereka bisa "memanen" listrik dari udara lembap? Terdengar mustahil, kan? Kira-kira, begini cara kerjanya!

1. Ilmuwan meyakini bahwa udara mengandung listrik dalam jumlah yang sangat besar

Menurut Jun Yao, insinyur dari University of Massachusetts Amherst, udara mengandung listrik dalam jumlah yang sangat besar. Ia juga menjelaskan bahwa tetesan air dalam awan mengandung muatan.

"Ketika kondisinya tepat, awan dapat menghasilkan sambaran petir. Tetapi, kita tidak tahu cara menangkap listrik secara andal dari petir. Apa yang kami lakukan adalah menciptakan awan skala kecil buatan manusia yang menghasilkan listrik secara terprediksi dan terus-menerus sehingga kami dapat memanennya," jelasnya.

Mereka menyebut penemuannya sebagai generic air-gen effect. Namun, prosesnya cukup rumit. Semua material harus dilubangi dengan pori-pori nano berdiameter kurang dari 100 nanometer atau sekitar seperseribu lebar rambut manusia. Menurut Xiaomeng Liu, insinyur dari University of Massachusetts Amherst, bahan semacam itu dapat "memanen" listrik yang dihasilkan oleh tetesan air mikroskopis di udara lembap.

2. Cara kerja generic air-gen

Revolusioner, Ilmuwan Temukan Cara Memanen Energi dari Udara Lembapilustrasi listrik (pixabay.com/geralt)

Sebelumnya, tim yang dipimpin oleh Xiaomeng Liu ini pernah mengembangkan pemanen energi udara dengan kawat nano protein yang ditanam oleh bakteri Geobacter sulfurreducens. Pada akhirnya mereka menyadari bahwa bakteri tersebut tidak diperlukan.

Menurut Yao, semua jenis bahan bisa memanen listrik dari udara, asal memiliki nanopori, yang ukurannya didasarkan pada jalur bebas rata-rata molekul air di udara lembap. Itulah jarak yang bisa dilalui molekul air di udara sebelum bertabrakan dengan molekul air lainnya.

Perangkat generic air-gen dibuat dari bahan film tipis, seperti selulosa, protein sutera, atau graphene oxide. Pada dasarnya, perangkat ini menghasilkan efek yang mirip seperti awan penghasil kilat.

Udara yang naik menciptakan lebih banyak tabrakan antara tetesan air di bagian atas awan, menghasilkan kelebihan muatan positif di awan yang lebih tinggi dan kelebihan muatan negatif di awan yang lebih rendah. Muatan tersebut berpotensi dialihkan untuk memberi daya pada perangkat kecil atau disimpan dalam baterai.

3. Masih perlu pengembangan lebih lanjut

Bersabarlah, karena saat ini perangkat generic air-gen masih dalam tahap awal dan perlu pengembangan lebih lanjut. Menariknya, para peneliti mengatakan bahwa generic air-gen bisa dibuat dari bahan yang berbeda dan disesuaikan tergantung akan ditempatkan di lingkungan seperti apa.

"Idenya sederhana, tapi belum pernah ditemukan sebelumnya, dan membuka segala macam kemungkinan. Pemanen bisa dibuat dari satu jenis bahan untuk lingkungan hutan hujan, dan satu lagi untuk daerah yang lebih gersang," tutur Yao, yang mempublikasikan temuan ini dalam jurnal Advanced Materials pada tahun 2023.

Selanjutnya, perangkat ini akan diuji di lingkungan yang berbeda dan akan terus disempurnakan. Para peneliti mengaku bersemangat karena kesempatan untuk memanen listrik dari udara terbuka lebar. Semoga masyarakat luas bisa segera merasakannya!

Baca Juga: Ilmuwan Kembangkan Bakso Raksasa dari Daging Mammoth

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya