Jika Seseorang Meninggal di Luar Angkasa, Jasadnya akan Diapakan?

Berikut ini jawabannya!

Meskipun prestisius dan bergaji besar, astronot adalah salah satu pekerjaan yang paling berisiko. Astronot bisa tewas sewaktu-waktu karena berbagai macam sebab, seperti asfiksia (rendahnya kadar oksigen di dalam tubuh) hingga kecelakaan pesawat.

Lantas, protokol apa yang diterapkan jika ada seseorang yang meninggal di luar angkasa? Berikut ini jawaban Emmanuel Urquieta, profesor di bidang kedokteran luar angkasa dan pengobatan darurat di Baylor College of Medicine.

1. Penyebab kematian astronot bervariasi, dari faktor internal hingga eksternal

Studi yang diterbitkan dalam jurnal IntechOpen pada tahun 2018 menjelaskan tentang penyebab kematian astronot Amerika Serikat (AS) dari tahun 1960 hingga 2017. Untuk faktor alamiah, kebanyakan disebabkan oleh kanker (19 orang), penyakit kardiovaskular (11 orang), dan lainnya (16 orang).

Sementara, untuk faktor eksternal, penyebabnya adalah kecelakaan pesawat ruang angkasa (15 orang) dan insiden lain (18 orang). Mengingat betapa berbahayanya mengirim manusia ke luar angkasa, sebenarnya jumlah orang yang meninggal lebih sedikit dibandingkan orang yang berhasil kembali ke bumi dengan selamat.

2. Lokasi kematian menentukan cara penanganan

Jika Seseorang Meninggal di Luar Angkasa, Jasadnya akan Diapakan?ilustrasi permukaan bulan (wikimedia.org/NASA)

Mengutip ScienceAlert, lokasi kematian menentukan cara menangani jasad. Jika kematian terjadi di orbit rendah bumi, misalnya di International Space Station (ISS), maka kru akan mengirim jenazah ke bumi dengan kapsul dalam hitungan jam.

Jika kematian terjadi di bulan, jasad akan dibawa pulang dalam hitungan hari. Karena prioritas utama adalah keselamatan kru yang tersisa, maka pengawetan jenazah tidak akan menjadi perhatian utama. Bagaimana jika kematian terjadi dalam perjalanan menuju Mars?

Karena jarak yang sangat jauh (lebih dari 365 juta kilometer), jasad akan kembali ke bumi bersama kru yang tersisa di akhir misi. Jenazah akan diawetkan di kantong khusus atau ruangan terpisah yang suhu dan kelembapannya stabil.

3. Namun, protokol itu memiliki syarat dan ketentuan

Prof. Emmanuel menegaskan bahwa protokol itu hanya berlaku jika astronaut meninggal di lingkungan bertekanan, seperti di dalam pesawat luar angkasa, stasiun luar angkasa, atau menggunakan pakaian antariksa.

Tanpa semua itu, ia akan mati seketika karena tidak bisa bernapas dan cairan tubuh mendidih karena hilangnya tekanan dan paparan ruang hampa. Karena jenazah dalam kondisi rusak, akan sulit untuk disimpan dan dibawa kembali ke bumi.

Baca Juga: 5 Fakta Mengagumkan Pakaian Astronot, Memiliki Bobot yang Berat!

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya