Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kucing jamuran (freepik.com/freepik)

Kucingmu garuk-garuk terus-menerus? Selain kutu, kamu perlu mencurigai adanya infeksi jamur pada kulitnya. Kalau sudah dicek dan ternyata penyebabnya betul jamur, sebaiknya segera lakukan pengobatan.

Umumnya, dokter akan merekomendasikan obat oles. Di luar itu, biasanya pawrents juga mencoba menggunakan obat jamur kucing alami sebagai alternatif. Opsi ini dikatakan efektif untuk membantu mengurangi jamur. Namun, perlu dicatat bahwa beberapa obat alami hanya mitos sehingga mungkin tidak membantu.

Obat jamur kucing alami

Kucing jamuran bisa ditandai dengan munculnya lesi kulit, cairan, benjolan, hingga abses. Hal itu tidak boleh dibiarkan. Pasalnya, Jamur bisa menular kepada manusia atau hewan lainnya, melansir VMSG.

Saat kucing didiagnosis mengalami infeksi jamur, dokter hewan akan memberikan sejumlah pilihan obat. Obat tersebut bisa berbentuk oral, oles, maupun sampo. Meski demikian, tidak sedikit pawrents yang ingin mencoba jalur alternatif dengan memanfaatkan bahan alami. 

Kalau kamu salah satunya, perlu dicatat bahwa tidak semua pilihan obat jamur kucing alami benar-benar efektif. Berikut beberapa pilihan yang direkomendasikan oleh ahli.

1. Minyak kelapa atau virgin coconut oil

ilustrasi minyak kelapa (pexels.com/Tijana Drndarski)

Minyak kelapa murni merupakan opsi yang kerap muncul ketika mencari cara mengobati jamur kucing secara alami. Dilansir Healthline, Virgin Coconut Oil (VCO) dikatakan memiliki khasiat antijamur dengan cukup efektif. 

Manfaat antijamur tersebut didapat dari asam laurat dan lipid antimikroba yang ditemukan dalam asam lemak rantai menengah dalam VCO. Sebuah studi dalam Journal of Medicinal Food menemukan bahwa VCO efektif mengobati spesies Candida yang resisten terhadap obat. 

Namun, perlu dicatat bahwa jamur penyebab masalah kulit pada kucing mungkin berbeda. Sebagai pendukung, sebuah riset dalam Proceedings of the 1st International Conference in One Health (ICOH 2017) menjelaskan manfaatnya pada kucing. Meski demikian, studi lebih lanjut masih tetap diperlukan. 

Untuk mengatasi jamur, minyak kelapa murni biasanya dioleskan pada bagian tubuh kucing yang terinfeksi. Minyak kelapa memang tidak berbahaya bagi kucing, tetapi usahakan agar tidak sampai terjilat, ya.

2. Minyak ikan

ilustrasi minyak ikan (freepik.com/ededchechine)

Pada dasarnya, minyak ikan bukanlah obat jamur kucing alami yang mampu mengatasi infeksi. Akan tetapi, minyak ikan dapat berperan sebagai suplemen yang memberikan banyak manfaat. Termasuk mempercepatan pengobatan masalah kulit kucing. 

KediLabs menyebutkan bahwa asam lemak omega-3 pada minyak ikan dapat meningkatkan kesehatan kulit. Minyak ikan berfungsi sebagai antiinflamasi yang mampu mengurangi gatal. Selain itu, minyak ikan dapat mengurangi produksi dan pelepasan timulator inflamasi untuk membantu mengatasi kulit kering dan mengelupas akibat jamur, melansir PetMD.

Untuk mendapatkan manfaat tersebut, kamu bisa memberikan minyak ikan dalam bentuk cairan atau kapsul. Boleh dengan atau tanpa makanan, tetapi sesuaikan dengan kondisi anabul, ya. Jika kucing mengalami sakit perut akibat obat diberikan sebelum makan, dosis berikutnya dapat dicampurkan bersama dengan makanan.

Obat jamur kucing alami lainnya

Pawrents mungkin menemukan berbagai bahan alami untuk mengatasi jamur pada kucing. Misalnya saja cuka apel, kunyit, minyak zaitun, bahkan kentang. 

Perlu dicatat, penggunaan bahan-bahan alami tersebut belum terbukti secara ilmiah, ya. Bahkan meski mengandung antiinflamasi, penggunaannya hingga efeknya mungkin akan berbeda pada manusia dan anabul.

Sebelum kamu menggunakan obat alternatif tersebut, ada baiknya konsultasi dengan dokter terlebih dahulu, ya. Dokter hewan mungkin tetap menyarankan terapi menggunakan obat jamur kucing medis yang telah terbukti. Di luar itu, biasanya dokter juga menyarankan penggunaan salep dan sampo untuk menghentikan infeksi pada kulit anabul.

Obat jamur kucing alami yang efektif pun bisa memicu efek berbeda pada anabul. Daripada coba-coba, lebih baik langsung berkonsultasi pada dokter hewan saja, ya.

Editorial Team