Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi wajah kucing tampak dekat (pixabay.com/pasja1000-6355831)

Kucing merupakan salah satu hewan yang sudah dijinakkan manusia selama ribuan tahun. Kucing, yang dulunya hidup berdampingan dengan manusia untuk mengusir hama, kini jadi hewan peliharaan favorit yang ditemukan di banyak rumah. Kepribadian yang unik dan tingkah yang bikin geleng-geleng kepala bikin siapa pun jatuh hati padanya.

Nah, tahukah kamu kalau otak kucing peliharaan menyusut drastis sejak hidup dengan manusia? Ya, para peneliti membandingkan otak kucing domestik dengan otak nenek moyangnya. Hasilnya menunjukkan kalau otak kucing domestik memang menyusut drastis. Lalu, apakah kecerdasan kucing domestik juga ikut menurun? Kenapa bisa menyusut? Yuk, simak alasan kenapa otak kucing domestik menyusut gara-gara manusia berikut ini!

1. Otak kucing domestik menyusut 25 persen

ilustrasi kucing bersantai (pexels.com/František Čaník)

Baru-baru ini, para peneliti coba membandingkan volume tengkorak kucing domestik modern dengan dua nenek moyang terdekatnya, kucing liar afrika dan kucing liar eropa. Volume tengkorak merupakan salah satu indikator volume otak. Dalam penelitian yang dirilis jurnal Royal Society Open Science pada 2022 lalu, tim peneliti menemukan kalau volume tengkorak dan otak kucing domestik menyusut sebanyak 25 persen!

Ini bukan penelitian pertama. Para peneliti terdahulu sudah dibuat penasaran dengan perbandingan ukuran tengkorak dan otak kucing domestik dengan nenek moyangnya. Namun, dulu mereka membandingkannya dengan kucing liar eropa saja yang dikira sebagai nenek moyang terdekat kucing domestik. 

Sekarang sudah diketahui pasti kalau kucing liar afrika secara genetik merupakan nenek moyang terdekat dari kucing domestik. Dengan alasan ini, para peneliti mencoba memperbarui hasil penelitian terdahulu dengan mengukur sebanyak 103 tengkorak kucing. Menurut Smithsonian Magazine, tim peneliti mengisi tiap tengkorak dengan manik-manik kaca berukuran satu milimeter, lalu menimbang berapa banyak yang bisa ditampung tiap tengkorak. 

Hasilnya ternyata memang konsisten dengan penelitian terdahulu. Kucing domestik modern punya volume tengkorak lebih kecil dibandingkan nenek moyangnya. Ukuran otak kucing domestik benar-benar mengalami penyusutan drastis.

2. Sudah diamati Charles Darwin sejak dulu

ilustrasi kucing tengkurap (unsplash.com/darbylee12)

Ternyata Charles Darwin sudah mengamati hal ini sejak dulu. Ia sudah menemukan beberapa kejanggalan pada hewan mamalia yang jadi peliharaan manusia. Selain lebih jinak, mamalia domestik juga punya beberapa ciri khas yang gak dimiliki nenek moyangnya yang hidup di alam liar.

Ciri-ciri ini berupa telinga yang lebih terkulai, bercak bulu putih, sampai wajah yang kelihatan lebih muda dengan rahang lebih kecil. Perubahan ini kemudian dikenal dengan domestication syndrome atau sindrom domestikasi. Menariknya, perubahan ini gak cuma dialami kucing domestik. Sindrom domestikasi juga terlihat pada beberapa hewan peliharaan lain, seperti anjing, domba, sampai babi. 

3. Apa penyusutan otak berarti kucing peliharaan jadi kurang cerdas?

ilustrasi kucing bermain (pexels.com/Inge Wallumrød)

Punya volume otak lebih kecil bukan berarti kucing peliharaanmu kurang cerdas. Sejauh ini, belum ada penelitian khusus yang mengukur tingkat kecerdasan kucing domestik dan nenek moyangnya. Namun, kalau kamu penasaran kenapa penyusutan ini bisa terjadi, para peneliti sudah coba menjelaskan alasannya dalam penelitian yang diterbitkan jurnal Genetics pada 2014 lalu. 

Neural crest atau puncak saraf adalah jawabannya. Kelompok sel induk embrio ini terbentuk di dekat sumsum tulang belakang pada embrio vertebrata yang sedang berkembang. Saat embrio matang, sel-sel kemudian bermigrasi ke berbagai bagian tubuh untuk membentuk banyak jenis jaringan.

Mengutip laman Science Daily, waktu manusia membiakkan hewan untuk dijinakkan, kita secara gak sengaja memilih hewan-hewan yang mengalami defisiensi sel neural crest ringan. Hal ini bisa terlihat pada rasa takut hewan yang berkurang. Kelenjar adrenalnya yang jadi pusat respons diri terhadap bahaya jadi mengecil atau lebih lambat matangnya. 

Defisiensi ini gak cuma memengaruhi perkembangan kelenjar adrenal. Pengaruhnya juga terlihat pada depigmentasi kulit, bentuk tulang rawan telinga, gigi, sampai perkembangan rahang. Semuanya terlihat pada sindrom domestikasi. Berkurangnya volume otak juga diduga jadi efek tidak langsung dari defisiensi karena neural crest juga memengaruhi perkembangan otak. 

Nah, meski otak kucing domestik terbukti mengalami penyusutan, bukan berarti kecerdasan kucing peliharaanmu juga ikut berkurang. Kamu bisa lihat sendiri kalau keahlian berburunya masih patut diacungi jempol. Kebiasaan dan tingkah lakunya juga gak jauh beda dari nenek moyang dan kerabatnya di alam liar. Jadi, kamu gak perlu khawatir!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team