5 Perbedaan Kabut Alami dan Polusi di Langit, Warnanya Tak Sama!

Walau sekilas mirip, kabut dan polusi punya ciri tersendiri

Fenomena langit berkabut karena polusi udara marak terjadi di Jakarta dan sejumlah kota lainnya. Hal ini jelas bukan pertanda baik. Kabut yang disebabkan oleh polusi udara berpotensi menyebarkan berbagai penyakit, seperti gangguan pernapasan dan iritasi mata.

Namun, bukan berarti segala kabut yang ada di atmosfer berbahaya, ya. Sebelum terkontaminasi oleh polutan, kabut adalah peristiwa alamiah yang kerap terjadi di sejumlah wilayah. Untuk membedakan antara kabut alami dan kabut polusi di langit, yuk, simak perbedaannya di bawah ini!

1. Asal

5 Perbedaan Kabut Alami dan Polusi di Langit, Warnanya Tak Sama!ilustrasi kabut alami di pegunungan (pexels.com/Lum3n)

Kabut adalah peristiwa alam yang kerap terjadi pada pagi hari atau ketika kondisi cuaca lembap. Kabut alami terbentuk dari uap air di udara yang mengalami kondensasi atau pengembunan. Dalam jumlah besar, uap air yang mengembun tersebut membentuk awan tipis yang turun ke permukaan bumi.

Sementara itu, kabut polusi terbentuk dari partikel debu, uap air, aerosol, dan polutan lainnya yang beterbangan di udara. Kabut tidak sehat ini cenderung terlihat seperti asap tipis yang menutupi atmosfer bumi, baik pada pagi, siang, sore, hingga malam hari.

2. Warna

5 Perbedaan Kabut Alami dan Polusi di Langit, Warnanya Tak Sama!ilustrasi kabut polusi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Karena berasal dari alam, kabut alami memiliki warna putih pekat yang segar. Sedangkan, mengutip dari Airly, kabut polusi cenderung berwarna lebih gelap dan bisa berubah-ubah tergantung jumlah dan jenis polutan yang terkandung di dalamnya. Dalam beberapa kasus, udara yang berpolusi kerap ditandai dengan kabut berwarna cokelat atau abu-abu.

3. Proses pembentukan

5 Perbedaan Kabut Alami dan Polusi di Langit, Warnanya Tak Sama!ilustrasi kabut alami di pegunungan. (pexels.com/Eberhard Grossgasteiger)

Kabut alami terbentuk dari uap air yang mengembun di udara. Dalam proses pembentukannya, uap air yang berasal dari tanah akan naik ke atmosfer. Ketika berada di atmosfer, uap air yang hangat akan mengembun atau kembali menjadi tetes-tetes air karena bertemu dengan suhu udara yang lebih dingin. 

Berbeda dengan polusi yang tercipta dari partikel debu, uap air, aerosol dan berbagai polutan di udara. Dalam proses pembentukannya, polutan-polutan akan menghamburkan cahaya biru yang dipantulkan oleh sinar matahari ke atmosfer. Akibatnya, langit yang berwarna biru akan tampak lebih kelabu pada hari-hari penuh polusi.

Baca Juga: 5 Ciri-Ciri Udara Langit Tidak Sehat, Perhatikan Bentuk Awan!

4. Karakteristik

5 Perbedaan Kabut Alami dan Polusi di Langit, Warnanya Tak Sama!ilustrasi kabut (pexels.com/Markus Spiske)

Kabut alami memiliki karakteristik lembap, dingin, dan bisa membasahi permukaan yang dilewatinya. Gak heran, karena bahan penyusunnya didominasi oleh uap air. 

Berbeda dengan kabut alami, kabut polusi justru cenderung membuat sesak. Ini lantaran udara yang terkontaminasi polusi membawa banyak zat kimia beracun dan berbahaya, seperti benzena, formaldehida, trikloroetilena, dan lain sebagainya.

5. Dampak bagi kesehatan

5 Perbedaan Kabut Alami dan Polusi di Langit, Warnanya Tak Sama!ilustrasi seseorang memakai masker. (pexels.com/EVG Kowalievska)

Terbentuk melalui proses alamiah bukan berarti kabut tidak mempunyai dampak bagi kesehatan. Dilansir laman Asian Institute of Medical Science, menghirup kabur secara berlebihan dapat mengakibatkan seseorang terkena flu. Ini lantaran pada hakikatnya kabut tercipta dari tetesan-tetesan air. Jadi ketika seseorang menghirup kabut, itu artinya ia menghirup air ke dalam paru-parunya.

Kendati demikian, hal tersebut masih terbilang ringan apabila dibandingkan dengan dampak kabut polusi. Karena membawa banyak zat-zat kimia berbahaya, seseorang yang menghirup udara tak sehat berpotensi terjangkit berbagai macam penyakit serius, seperti ISPA, tuberkulosis, pneumonia, kanker paru-paru, dan gangguan pernapasan lainnya.

Meski sama-sama membawa dampak buruk bagi kesehatan, kabut polusi yang beterbangan di langit jelas lebih berbahaya. Sifatnya yang beracun bisa menyebabkan kematian bagi seseorang yang terlalu sering menghirupnya.

Setelah mengenal perbedaan kabut dan polusi di atas, mulai saat ini, jangan menganggap sepele masalah ini, ya. Gunakanlah masker dan terapkan protokol kesehatan lainnya apabila hendak beraktivitas di luar ruangan untuk meminimalisasi risiko terkena penyakit.

Baca Juga: 5 Fakta Formaldehida, Polutan Udara yang Berdampingan dengan Manusia

Mutiara Ananda Photo Verified Writer Mutiara Ananda

I write what I read, I read what I wrote.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya