Perbedaan Kangkareng Sulawesi dan Julang Sulawesi, Mirip tapi Beda!

Rangkong merupakan salah satu hewan endemik yang hidup di hutan-hutan Indonesia. Hewan dengan bentuk paruh cekung ke bawah ini merupakan famili burung yang berasal dari Afrika, Asia, dan Melanesia. Diketahui terdapat sekitar 62 spesies rangkong yang hidup di dunia dan 13 spesies di antaranya merupakan burung endemik Indonesia.
Ketiga belas spesies rangkong tersebut tersebar di wilayah yang berbeda-beda, yakni di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, serta Papua. Dari keseluruhan spesies rangkong di Indonesia, dua di antaranya merupakan spesies endemik Sulawesi, yakni kangkareng sulawesi dan julang sulawesi.
Namun, meski keduanya sama-sama spesies endemik Sulawesi, terdapat perbedaan mencolok antara kangkareng sulawesi dan julang sulawesi. Apa saja perbedaan dua rangkong endemik Sulawesi ini? Berikut adalah perbedaan kangkareng sulawesii dan julang sulawesi.
1. Penampilan
Perbedaan mendasar dan paling mudah dilihat adalah penampilan mereka yang sangat berbeda. Dilansir Animalia, julang sulawesi merupakan rangkong besar dengan bulu berwarna hitam, paruh melengkung berwarna kuning, dan ekor berwarna putih. Selain itu, kulit sekitar mata julang sulawesi berwarna biru pucat dengan kaki kehitaman dan tenggorokan berwarna biru tua.
Berbeda dengan julang sulawesi, kangkareng sulawesi memiliki ukuran yang relatif kecil, hanya sekitar kurang lebih 53 cm. Tubuh hewan ini diselimuti oleh bulu berwarna hitam dengan ekor dan punggung semu hijau. Pada burung jantan, muka dan tenggorokannya berwarna kuning. Sedangkan pada kangkareng betina, muka dan tenggorokannya berwarna hitam.
2. Habitat
Kangkareng sulawesi umumnya dapat ditemukan di hutan di Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Habitat mereka adalah hutan primer, tepi hutan, hutan rawa, hingga hutan sekunder dengan ketinggian hingga 700 mdpl.
Di sisi lain, julang sulawesi adalah jenis rangkong yang suka menjelajah secara luas dan bukan merupakan hewan teritorial. Julang sulawesi hidup di kawasan hutan hijau terutama di dataran rendah dengan ketinggian 1.100-1.800 mdpl.
3. Subspesies
Baik kangkareng sulawesi maupun julang sulawesi merupakan makhluk hidup yang tergolong dalam famili Bucerotidae. Namun, meski berasal dari famili yang sama, kedua hewan ini adalah spesies yang berbeda.
Kangkareng sulawesi juga dikenal sebagai sulawesi hornbill memiliki nama ilmiah Rhabdotorrhinus exarhatus dan terbagi dalam dua subspesies kangkareng sulawesi (dwarf) (Rhabdotorrhinus exarhatus ssp. exarhatus) dan kangkareng sulawesi (sanford’s) (Rhabdotorrhinus exarhatus ssp. sanfordi).
Sedangkan julang sulawesi yang juga dikenal sebagai knobbed hornbill memiliki subspesies. Jenis burung ini hanya terdiri dari satu spesies dengan nama ilmiah Rhyticeros cassidix.
4. Sarang dan proses berkembang biak
Kangkareng sulawesi umumnya hidup dalam kelompok kecil yang terdiri dari dua hingga 10 ekor burung. Saat musim kawin tiba, kadang terdapat lebih dari satu pasangan yang melakukan perkembang biakan.
Musim kawin daripada kangkareng sulawesi ini terjadi pada bulan Maret hingga April. Setelah melakukan perkawinan, kangkareng betina akan mengerami telurnya dan kangkareng jantan akan mencari makan untuk dia dan sang betina.
Berbeda dengan kangkareng sulawesi, julang sulawesi memasuki musim kawin pada bulan Juni dan Juli. Pada saat mengerami telurnya, julang sulawesi akan membutuhkan sarang yang berada di ketinggian 13 hingga 53 meter. Julang sulawesi biasanya bertelur sebanyak dua atau tiga butir. Akan tetapi, dari total tersebut biasanya hanya akan ada satu anakan saja yang bertahan hidup.
5. Jadi identitas daerah
Meski keduanya merupakan burung endemik Sulawesi, namun, hanya satu yang dijadikan fauna identitas salah satu provinsi di pulau ini. Adapun rangkong yang dijadikan fauna identitas tersebut adalah julang sulawesi yang menjadi fauna identitas dari provinsi Sulawesi Selatan.
Itulah dia perbedaan antara kangkareng sulawesi dan julang sulawesi. Keduanya merupakan satwa endemik Sulawesi yang saat ini sedang dalam ancaman kepunahan karena berbagai hal, seperti penebangan hutan dan perburuan. Oleh karena itu, senantiasa bagi kita terus menjaga kelestarian alam hutan Indonesia agar spesies burung yang indah dan sangat menarik ini tidak hilang dan punah selamanya.