Pertempuran Taranto, Saat Royal Navy Menguji Armada Laut Italia

- Armada kuat dari pasukan tempur Regia Marina
- Rencana serangan dari HMS Illustrious
- Serangan yang melumpuhkan armada Regia Marina
Royal Navy atau Angkatan Laut Kerajaan Inggris tercatat sebagai pasukan angkatan laut terbaik dalam sejarah dunia. Berkat Royal Navy, Inggris bisa memenangkan banyak pertempuran. Itu membawa kejayaan bagi Inggris yang berhasil menguasai banyak negara pada masa lampau.
Salah satu bukti kehebatan Royal Navy tercatat pada Pertempuran Taranto pada 11–12 November 1940. Kala itu, mereka melancarkan serangan udara ke pelabuhan Taranto di Italia Selatan. Pertempuran tersebut menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah peperangan laut.
1. Armada kuat dari pasukan tempur Regia Marina

Sebelum Pertempuran Taranto, Angkatan Laut Italia atau Regia Marina merupakan salah satu armada tempur terbesar di Laut Tengah. Armada tersebut terdiri dari kapal tempur modern, kapal penjelajah berat, kapal kecil, dan kapal selam. Sebagai perbandingan, Regia Marina memiliki 110 kapal selam yang berbanding 10 dengan milik Royal Navy kala itu.
Dengan kekuatan ini, Italia yang dipimpin Perdana Menteri, Benito Mussolini, sangat percaya diri. Dengan perintahnya, Regia Marina diperintah untuk mengancam jalur suplai Inggris di Laut Tengah. Royal Navy menyadari bahwa untuk mempertahankan dominasi laut, mereka harus melemahkan armada Italia secepat mungkin.
2. Rencana serangan dari HMS Illustrious

Pada saat itu, banyak pihak beranggapan bahwa kapal perang besar yang bersandar di pelabuhan Taranto tak akan efektif bila diserang dari udara. Namun, para perencana operasi Royal Navy di bawah pimpinan Andrew Cunningham melihat peluang. Dari situlah lahir strategi baru dengan menggunakan kapal induk HMS Illustrious dan pesawat torpedo Fairey Swordfish.
Operasi penyerangan akhirnya dijalankan. Kapal induk HMS Illustrious pun bergabung dengan armada yang sudah ada di Mediterania. Rencananya sederhana, yakni meluncurkan dua gelombang pesawat torpedo Fairey Swordfish yang diangkut Kapal induk HMS Illustrious pada malam hari, tepat pada 11 November 1940.
Serangan malam dipilih untuk memanfaatkan minimnya pertahanan udara Italia saat gelap. Meski terkesan kuno dan lambat, pesawat Fairey Swordfish terbukti sangat efektif untuk serangan torpedo jarak dekat. Royal Navy mengerahkan total 21 pesawat dalam 2 gelombang yang terbang rendah menuju Taranto melewati pertahanan artileri dan balon udara.
3. Serangan yang melumpuhkan armada Regia Marina

Pada pukul 11 malam, gelombang pertama pesawat mencapai pelabuhan Taranto. Dalam waktu singkat, torpedo dari Fairey Swordfish menghantam tiga kapal tempur utama Regia Marina, Conte di Cavour, Littorio, dan Caio Duilio dengan hasil kerusakan yang sangat signifikan.
Conte di Cavour tenggelam di perairan dangkal pelabuhan dan tak pernah pulih penuh hingga perang usai. Littorio rusak parah setelah dua torpedo menghantam lambungnya. Caio Duilio juga terpaksa ditarik ke perairan dangkal untuk mencegah tenggelam.
Sementara itu, gelombang kedua pesawat melanjutkan serangan dan semakin memukul pertahanan Italia. Dalam satu malam, Royal Navy berhasil melumpuhkan separuh kapal tempur berat Regia Marina. Sedangkan, Royal Navy hanya kehilangan 2 dari 21 pesawat Fairey Swordfish.
4. Dampak Pertempuran Taranto

Pertempuran Taranto langsung mengguncang keseimbangan kekuatan di Mediterania. Italia kehilangan kepercayaan diri untuk melakukan operasi laut besar dalam waktu lama. Dominasi Inggris di jalur suplai menuju Malta dan Afrika Utara pun terjamin tanpa gangguan Italia.
Serangan ini juga memperlihatkan kepada dunia bahwa Royal Navy sangat berkuasa di lautan. Dengan kapal induk dan pesawat torpedo, mereka mampu menghancurkan armada tempur Regia Marina yang sangat dilindungi di pelabuhan sendiri. Inggris juga membuktikan bahwa dominasi laut tidak hanya bergantung pada meriam kapal tempur, tetapi juga pada kekuatan udara.
Keberhasilan serangan di Taranto juga menjadi inspirasi langsung bagi Jepang. Para perwira Angkatan Laut Kekaisaran Jepang mempelajari operasi ini secara detail. Hasilnya, mereka sukses mengalahkan Amerika Serikat dengan menggempur Pearl Harbor pada 7 Desember 1941.