Plastik Terbuat dari Apa? Ini Penjelasan Lengkapnya!

Plastik adalah salah satu bahan yang paling mudah ditemukan di kehidupan sehari-hari. Sifat plastik yang ringan, mudah dibentuk, dan kuat membuat plastik banyak digunakan. Mulai dari botol kemasan, alat rumah tanggal, tempat kosmetik, dan banyak lainnya.
Plastik yang terlihat sederhana, ternyata melalui proses pembuatan yang melibatkan teknologi dan bahan kimia yang kompleks. Bahan baku plastik juga berbeda tergantung jenisnya. Lantas, sebenarnya plastik terbuat dari apa? Simak informasi selengkapnya di bawah ini serta jenis-jenis plastik!
1. Plastik terbuat dari apa?

Banyak orang yang tidak tahu kalau plastik terbuat dari bahan apa? plastik dibuat melalui proses produksi yang rumit. Bahan plastik yang digunakan untuk membuat plastik, di antaranya baru bara, minyak bumi, gas alam, dan biomassa. Nantinya, bahan-bahan ini akan melalui serangkaian proses kimia dan fisika yang kompleks. Berikut proses pembuatan plastik:
- Ekstraksi: Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mengekstrak bahan baku mentah, seperti baru bara, minyak bumi, gas alam, hingga selulosa.
- Proses penyulingan: Selanjutnya, bahan baku mentah akan melalui proses penyulingan untuk diubah menjadi berbagai produk petroleum. Minyak mentah dipanaskan dan dikirim ke unit distilasi untuk dipisahkan.
- Polimerisasi adalah proses di mana gas olefin ringan diubah menjadi hidrokarbon. Proses ini dapat dilakukan dengan dua cara, yakni polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.
- Pengolahan: Semua bahan campuran selanjutnya akan dilelehkan untuk membuat formulasi plastik. Lalu diikuti dengan pembuatan pelet campuran yang kemudian diekstrusi agar dapat menjadi produk jadi atau hampir jadi.
2. Perbedaan plastik sintetis dan hayati

Tahukah kamu kalau plastik dibedakan menjadi dua berdasarkan bahan pembuatannya. Plastik yang digunakan di kehidupan sehari-hari sebagian besar adalah plastik sintetis yang terbuat dari minyak bumi atau baru bara. Karena proses produksi yang mudah, permintaan plastik sintetis terus meningkat.
Sementara plastik hayati (bioplastik) terbuat dari karbohidrat, pati jagung, tebu, lemak, minyak nabati, dan zat biologis lainnya. Jenis plastik ini dirancang agar lebih mudah terurai, tidak seperti plastik sintetis sulit terurai. Plastik hayati atau bioplastik dipercaya dapat mengurangi dampak buruk plastik pada lingkungan.
3. Jenis-jenis plastik

Tidak semua jenis plastik dapat digunakan secara berulang, bahkan ada plastik yang dapat mencemari makanan hingga melepaskan zat beracun, lho. Pada kemasan berbahan plastik, biasanya ada simbol yang menentukan kemanan jenis plastik tersebut. Berikut jenis plastik yang harus kamu ketahui.
- 1 (PET/PETE): Polyethylene/Terephthalate, biasanya digunakan pada botol minum atau kotak obat. Hanya dapat digunakan satu kali.
- 2 (HDPE): High-Density Polyethylene, biasanya digunakan untuk botol susu, detergen, dan sampo. Relatif aman digunakan berulang kali, tetapi harus menjaga kebersihannya.
- 3 (PVC): Polyvinyl Chloride, biasanya untuk pipa air dan mainan. Hindarilah untuk kemasan makanan dan minuman.
- 4 (LDPE): Low-Density Polyethylene, digunakan sebagai kantong plastik, tas belanja, hingga bungkus makanan. Disarankan untuk didaur ulang setelah pemakaian.
- 5 (PP): Polypropylene, digunakan untuk botol sirup, tali plastik, sedotan plastik. Cukup aman digunakan berulang kali.
- 6 (PS): Polystyrene, biasanya untuk tempat telur, tryrofoam, dan sendok plastik. Disarankan tidak digunakan berulang kali.
- 7 (Other): Meliputi empat jenis plastik, seperti styrene acrylonitrile (SAN), acrylonitrile butadiene styrene (ABS), polycarbonate (PC), dan nilon. Jenis ini sebaiknya dihindari untuk makanan dan minuman.
4. Dampak buruk plastik terhadap lingkungan

Dibalik bahannya yang ringan dan mudah dibentuk, plastik membawa mimpi buruk bagi lingkungan. Sifatnya yang sulit terurai bahkan proses penguraian plastik menghasilkan mikroplastik yang berbahaya. Bukan hanya berdampak pada kesehatan manusia, tetapi juga mengancam ekosistem laut. Berikut dampak plastik bagi lingkungan:
- Sampah plastik yang sampai ke laut berisiko tinggi tertelan oleh hewan lain dan dapat berakibat pada kematian.
- Sampah plastik yang dibakar dapat memicu polisi udara dan berdampak buruk bagi kesehatan.
- Bahan kimia karsinogenik yang ditemukan dalam plastik dapat menyebabkan gangguan perkembangan, reproduksi, neurologis, dan kekebalan tubuh.
- Mikroplastik yang dihasilkan dari proses penguraian plastik dapat mencemari tanah. Akibatnya, tanah tidak subur dan mencemari air.
- Sampah plastik yang dibuang sembarangan dapat menyumbat aliran air sehingga terjadi bencana alam.
5. Cara mendaur ulang plastik

Salah satu cara untuk mengurangi pencemaran dan penggunaan sumber daya alam adalah dengan melakukan daur ulang plastik. Proses ini dilakukan dengan cara memilah plastik dari jenis dan warnanya. Kemudian plastik akan dibersihkan dari kotoran. Setelah itu, dicacah menjadi serpihat kecil dan dilelehkan. Plastik yang sudah meleleh dibentuk menjadi produk baru.
Namun, tidak semua jenis plastik dapat didaur ulang dengan mudah. Karena bahan kimia dalam plastik, ada beberapa jenis plastik yang hanya bisa didaur ulang sekali atau dua kali. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Setelah mengetahui plastik terbuat dari apa, kini, kita lebih paham bahwa plastik tidak hanya terbuat dari minyak bumi dan juga proses pembuatannya tidak mudah. Plastik menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, namun dapat menjadi bahaya jika penggunaannya tidak batasi. Bijaklah dalam menggunakan plastik!