5 Teori Sains yang Pernah Dianggap Sesat dan Dilarang

- Heliosentrisme dianggap sesat dan bertentangan dengan doktrin geosentris Gereja Katolik.
- Ide Giordano Bruno tentang alam semesta yang tidak terbatas dianggap kontroversial dan berujung pada hukuman mati.
- Teori evolusi seleksi alam Charles Darwin memicu reaksi keras karena bertentangan dengan ajaran penciptaan dan merendahkan posisi manusia.
Ilmu pengetahuan bukanlah jalur lurus menuju kebenaran. Dalam sejarahnya, banyak teori ilmiah yang kini kita anggap mendasar justru pernah dianggap sesat, bahkan dilarang keras oleh otoritas agama dan institusi berkuasa. Teori-teori ini tidak hanya dipertanyakan, tapi sering kali menjadi alasan penganiayaan terhadap para ilmuwan yang mendukungnya.
Menariknya, teori-teori yang pernah ditekan itu kini menjadi bagian inti dari pemahaman tentang alam semesta. Dari gagasan bahwa Bumi bukan pusat jagat raya hingga konsep bahwa semua materi tersusun dari atom, ulasan ini akan membahas lima teori sains yang dulunya dianggap sesat dan terlarang, namun kini diakui sebagai tonggak dalam sejarah ilmu pengetahuan.
1. Heliosentrisme

Heliosentrisme, teori yang menyatakan bahwa Matahari adalah pusat tata surya, pernah dianggap sebagai ajaran sesat yang sangat berbahaya. Pandangan ini bertentangan langsung dengan doktrin geosentris yang dianut oleh Gereja Katolik selama berabad-abad, yang menempatkan Bumi sebagai pusat alam semesta.
Meski ide ini telah disinggung oleh Aristarkhus dari Samos sejak zaman Yunani kuno, publikasi De revolutionibus orbium coelestium oleh Nicolaus Copernicus pada tahun 1543-lah yang benar-benar mengguncang dunia pemikiran. Pandangan Copernicus menyulut kontroversi besar karena meruntuhkan otoritas keagamaan yang mengakar.
Galileo Galilei kemudian memperkuat teori ini lewat bukti-bukti observasional dari teleskopnya, namun langkah berani tersebut membuatnya diadili oleh Inkuisisi pada tahun 1633. Ia dijatuhi hukuman tahanan rumah karena dianggap menyebarkan ajaran sesat, menunjukkan betapa kerasnya penolakan terhadap heliosentrisme di masa itu.
2. Infinite universe dan plurality of worlds

Pada akhir abad ke-16, Giordano Bruno mengusulkan bahwa alam semesta tidak terbatas dan terdiri dari banyak dunia. Ide ini pada masanya dianggap sangat kontroversial. Ia menyatakan bahwa bintang-bintang di langit bukan hanya cahaya di firmamen, melainkan matahari-matahari lain yang memiliki planet-planet sendiri, bahkan mungkin kehidupan.
Gagasan ini sangat bertolak belakang dengan pandangan alam semesta yang tertutup dan berpusat pada Bumi, yang dilindungi oleh doktrin gereja. Akibatnya, ia dituduh melakukan bidah dan dijatuhi hukuman mati oleh Inkuisisi. Ia dibakar hidup-hidup pada tahun 1600 di Roma, dan idenya pun dianggap menyesatkan selama bertahun-tahun.
3. Evolusi oleh seleksi alam

Teori evolusi seleksi alam yang diperkenalkan oleh Charles Darwin dalam karyanya On the Origin of Species pada tahun 1859 memicu kontroversi besar. Gagasan bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu melalui proses seleksi alam bertentangan dengan ajaran penciptaan, yang menyatakan bahwa setiap makhluk hidup diciptakan dalam bentuk tetap oleh Tuhan.
Tidak hanya mengguncang pandangan tentang asal-usul manusia, teori Darwin juga dianggap merendahkan posisi manusia. Reaksi terhadap teori ini begitu keras sehingga beberapa wilayah melarang pengajarannya. Penolakan terhadap evolusi tidak hanya bersifat religius, tetapi juga mencerminkan ketakutan terhadap pergeseran paradigma dalam pemikiran manusia.
4. Metode ilmiah empiris

Metode ilmiah empiris—yang menekankan observasi, eksperimen, dan verifikasi sebagai dasar pencarian kebenaran—tidak selalu diterima begitu saja. Melansir laman selfawarepatterns, banyak filsuf kuno, abad pertengahan, dan bahkan awal modern tidak yakin bahwa metode empiris layak diutamakan daripada akal sehat.
Para tokoh seperti Roger Bacon dan Galileo Galilei, yang mendorong pendekatan berbasis bukti langsung dari alam, sering kali dianggap membangkang terhadap sistem yang mapan. Ketidakpercayaan terhadap eksperimen sistematis membuat pendekatan ini sering dicurigai, bahkan dibatasi dalam penyebarannya.
5. Atomisme

Atomisme merupakan gagasan bahwa segala sesuatu terdiri dari partikel-partikel kecil yang tidak dapat dibagi yang disebut atom. Diperkenalkan oleh Demokritus lebih dari 2.500 tahun lalu, teori ini sempat ditertawakan oleh para filsuf Yunani seperti Aristoteles yang lebih memilih gagasan bahwa alam semesta bersifat kontinu.
Ketika ajaran Kristen menjadi dominan di Eropa, atomisme makin terpinggirkan karena dikaitkan dengan materialisme dan bahkan ateisme. Teori ini tidak hanya dikesampingkan secara intelektual, tapi juga secara ideologis dianggap berbahaya. Baru pada abad ke-19, dengan ditemukannya bukti eksperimental, konsep atom mulai diterima.
Lima teori sains yang kini menjadi tulang punggung ilmu pengetahuan pernah melewati jalan panjang yang penuh tantangan. Dicap sesat, dilarang, dan dianggap mengancam tatanan dunia, teori-teori ini memperlihatkan bahwa kebenaran ilmiah sering kali harus berhadapan dengan kekuasaan, dogma, dan ketakutan akan perubahan.