Pohon Keluarga Anjing Ini Ungkap Betapa Luar Biasa Banyak Spesiesnya!

Penemuan baru ini akan mengejutkan para pemilik dan breeder anjing yang sudah terbiasa mengelompokkan anjing berdasarkan kategorinya. Menurut Heidi Parker selaku penelitinya dan ahli biologi dari the US National Institutes of Health (NIH) di Bethesda Maryland, orang mungkin berpikir bahwa semua anjing pekerja atau penggembala itu saling berhubungan, tapi bukan ternyata tidak. Ketika ahli genetika mencoba untuk memetakan silsilah anjing penggembala dari masa lalunya, mereka gak bisa melakukannya secara akurat.

Parker dan Elaine Ostrander yang juga merupakan ahli biologi dari NIH sekaligus pelaku penelitian ini, mengatakan bahwa ini karena anjing penggembala masuk ke dalam perkembangbiakan selektif selama beberapa kali di banyak tempat. Orstander mengatakan bahwa teori itu paling mungkin dilakukan mengingat kualitas yang kamu inginkan ada pada anjing penggembala sapi, tentunya berbeda dengan anjing penggembala kambing, domba dan sebagainya.

Sebagian besar peranakan di penelitian ini datang dari kelompok yang aslinya adalah Eropa dan Asia. Namun anjing domestik datang ke Amerika ribuan tahun yang lalu, ketika orang mencoba menyebrangi Alaska dan Siberia.

Para anjing dunia baru kemudian menghilang ketika anjing dari Eropa dan Asia berdatangan ke Amerika. Para peneliti telah berkonsentrasi pada keberadaan genetik dari para anjing kuno ini di dalam DNA peranakan Amerika modern, tapi mereka hanya menemukan bukti kecil yang gak cukup kuat hingga saat ini.

Dua peranakan Amerika Selatan yaitu anjing Peruvian gak berbulu dan xoloitzcuintli, dikelompokkan bersama dalam pohon keluarga yang dibuat Ostrander dan Parker, karena bisa berbagi gen. Cara itu gak ditemukan di peranakan yang lain pada analisis mereka. Parker berpikir berbagai gen tersebut bisa jadi datang dari anjing yang ada di Amerika sebelum kedatangan Colombus.

Bob Wayne selaku ahli biologi evolusi dari University of California, Los Angeles, menyatakan bahwa pandangannya pada silsilah peranakan modern itu secara sejarah adalah satu dimensi. Mereka gak mempertimbangkan bahwa dalam prosesnya ada sejarah keturunan khusus. Hal tersebut membawa kesimpulan pada seperti apa periode pertama dari pendomestikan anjing dalam era perburuan.

Ostrander dan Parker berpikir bahwa perkembangbiakan anjing melewati dua periode besar diversifikasi. Ribuan tahun lalu, anjing diseleksi berdasarkan keahliannya, tapi sejak ratusan tahun lalu, banyak hewan dikembangbiakkan untuk keperluan "tampilannya".

Wayne mengatakan bahwa kita gak akan menemukan hal yang sama pada kucing, sapi, kambing atau hewan lainnya. Manusia belum pernah melakukan perkembangbiakan hewan yang lebih kompleks dengan tujuan berbeda pada hewan lainnya.

Walaupun penelitian terbaru dapat membantu para peneliti untuk memahami lebih baik tentang sejarah anjing domestik, ada beberapa alasan praktikal untuk membuat database sesuai yang diciptakan oleh Ostrander, Parker dan semua rekan mereka. Salah satunya adalah itu dapat membantu mendiagnosa penyakit dalam anjing domestik. Bahkan itu bisa membantu penelitian terhadap penyakit manusia.

Anjing dan manusia bisa menderita gangguan kesehatan yang sama, misalnya epilepsi. Pada manusia, ada ratusan gen yang bisa mempengaruhi penyakit tersebut. Namun, karena perkembangbiakan anjing secara relatif terisolasi genetiknya, setiap peranakan bisa membawa hanya satu atau dua gen yang mempengaruhi epilepsi.

Ostrander juga menambahkan bahwa dengan mempelajari anjing, kita dapat mempelajari tiap gen secara terpisah masing-masing, lebih efisien dan bisa menangkap lebih banyak informasi di dalamnya. Sekali dayung, anjing dan manusia bisa dipelajari secara langsung ya!