5 Fakta tentang Makanan Hasil Rekayasa Genetika, Apakah Berbahaya?

Makanan hasil GMO hadir untuk memperkuat ketahanan pangan.  

Untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia memang bukan perkara mudah. Apalagi dengan semakin bertambahnya populasi manusia dan terbatasnya lahan pertanian. Maka dari itu, ilmuwan mencoba menghadirkan solusi dengan merekayasa genetika tanaman pangan. Dengan merekayasa materi genetiknya, tanaman pangan akan jadi lebih produktif dan diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pangan umat manusia.

Sayangnya pangan hasil rekayasa genetika banyak diprotes, karena dianggap bisa membahayakan kesehatan. Apakah makanan hasil rekayasa genetika benar berbahaya? Berikut 5 fakta mengenai pangan hasil rekayasa genetika yang perlu kamu tahu.

1. Pangan hasil rekayasa genetika bertujuan untuk mendapatkan bibit unggul dan produktif

5 Fakta tentang Makanan Hasil Rekayasa Genetika, Apakah Berbahaya?ilustrasi bibit unggul (unsplash.com/ Markus Spiske)

Dilansir WHO, secara umum tanaman pangan hasil rekayasa genetika bertujuan untuk mendapatkan tanaman pangan yang memiliki produktivitas tinggi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, serta memiliki toleransi tinggi terhadap pestisida. Alhasil, pangan hasil rekayasa genetika bisa mendapatkan hasil yang tinggi dengan harga yang lebih ekonomis.

Contohnya seperti jagung hasil rekayasa genetika yang menjadi tahan terhadap serangan hama ulat. Kacang kedelai yang lebih tahan terhadap penyakit dan toleran terhadap pestisida. Padi emas yang memiliki kandungan beta karoten lebih tinggi dari padi biasa. Serta masih banyak lagi pangan hasil rekayasa genetika.

2. Pangan hasil rekayasa genetika sejatinya sudah ada sejak 8000 tahun sebelum masehi

5 Fakta tentang Makanan Hasil Rekayasa Genetika, Apakah Berbahaya?ilustrasi perkawinan silang (unsplash.com/ Imso Gabriel)

Dilansir Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, Sejatinya pangan hasil rekayasa genetika bukan hal baru, namun telah ada sejak 8000 tahun sebelum masehi! Saat itu, rekayasa genetika dilakukan dengan perkawinan silang antara bibit individu unggul untuk mendapatkan sifat yang diinginkan.

Namun, proses rekayasa genetika dengan metode tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama, dan sulit untuk mendapatkan organisme yang benar-benar unggul sesuai keinginan. Faktanya, kebanyakan makanan yang kita makan sekarang merupakan hasil rekayasa genetika yang telah dilakukan sejak dulu lho.

Baca Juga: Fakta Unik CRISPR, Metode Rekayasa Genetika Terkini

3. Sekarang, rekayasa genetika dapat dilakukan lebih cepat

5 Fakta tentang Makanan Hasil Rekayasa Genetika, Apakah Berbahaya?ilustrasi proses rekayasa genetika (unsplash.com/ Diana Polekhina)

Tidak seperti dulu yang membutuhkan waktu lama, sekarang rekayasa genetika dapat dilakukan dalam waktu yang relatif lebih singkat. Dilansir The Royal Society, rekayasa genetika dilakukan dengan mentransfer materi genetik atau DNA dari suatu organisme ke organisme yang ingin direkayasa (organisme target).

Terdapat dua cara untuk mentransfer DNA, pertama dengan menggunakan bantuan bakteri atau virus yang sudah dijinakkan untuk memindahkan DNA. Kedua, dengan menembakkan DNA menggunakan tembakan partikel sehingga DNA dapat masuk ke dalam sel-sel organisme target. Organisme yang telah direkayasa juga akan mewariskan sifat barunya ke keturunannya.

4. Pangan hasil rekayasa genetika aman untuk dikonsumsi

5 Fakta tentang Makanan Hasil Rekayasa Genetika, Apakah Berbahaya?ilustrasi apel hasil rekayasa genetika (unsplash.com/ Andra Ion)

Dilansir Healthline, pangan hasil rekayasa genetika tergolong aman untuk dikonsumsi. Sampai saat ini, belum ada kasus seseorang yang sakit akibat mengonsumsi makanan hasil rekayasa genetika.

World Health Organization sendiri juga memasang standar ketat untuk pendistribusian makanan hasil rekayasa genetika. Makanan hasil rekayasa genetika yang beredar harus dipastikan tidak menimbulkan reaksi alergi dan tidak berpotensi menimbulkan transfer gen ke manusia. Organisme hasil rekayasa genetika juga tidak boleh berinteraksi dengan organisme yang tidak direkayasa. Hal ini bertujuan agar kekayaan gen organisme tersebut tetap terjaga.

5. Organisme rekayasa genetika tidak terbatas hanya pada tanaman dan di bidang pangan, tapi juga pada hewan dan di bidang non-pangan

5 Fakta tentang Makanan Hasil Rekayasa Genetika, Apakah Berbahaya?ilustrasi salmon hasil rekayasa genetika (unsplash.com/ Marcos Paulo Prado)

Kita mungkin lebih sering mendengar jika teknologi rekayasa genetika ini digunakan di sektor pangan dan pada tanaman. Padahal, sebenernya gak cuman terbatas di tanaman dan sektor pangan aja lho.

Dilansir Synthego, rekayasa genetika juga dilakukan pada ayam agar memproduksi telur yang mengandung protein supaya dapat mengobati kanker. Merekayasa genetik ikan salmon agar pertumbuhannya lebih cepat namun kebutuhan pangannya lebih sedikit. Hingga merekayasa genetik nyamuk agar penularan penyakit malaria berkurang.

 

Ada banyak keuntungan yang didapatkan dari organisme hasil rekayasa genetika, tak hanya terbatas di bidang pangan saja. Namun, pastinya ilmuwan juga selalu mengawasi efek jangka panjang dari organisme hasil rekayasa genetika agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Baca Juga: 6 Ilmuwan Dunia yang Berpengaruh dalam Sejarah Biologi dan Genetika

Pradhipta Oktavianto Photo Verified Writer Pradhipta Oktavianto

Seorang penulis random yang hobi mengembara dan mencintai alam

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya