Mengenal Takahe, Burung Asal Selandia Baru  yang Sempat Dianggap Punah

Burung endemik Selandia Baru yang tidak bisa terbang

Selandia Baru merupakan salah satu negara yang kaya dengan binatang unik. Beberapa di antaranya diketahui terancam punah dan benar-benar menjadi perhatian untuk program konservasi.

Salah satu binatang unik endemik dari Selandia Baru adalah Takahe. Ini merupakan spesies burung yang besarnya seukuran ayam.

Burung Takahe, sempat diyakini telah punah beberapa puluh tahun yang lalu. Namun dia kemudian kembali ditemukan usai ilmuwan bernama Geoffrey Orbell melakukan ekspedisi. Oleh sebab itu, Takahe kadang disebut burung yang kembali dari kematian.

Seperti apa sebenarnya burung Takahe ini? Berikut ini adalah penjelasannya.

1. Jenis burung yang tidak bisa terbang

https://www.youtube.com/embed/eaC1lns_7jw

Takahe secara sekilas dalam ukuran mirip dengan ayam. Burung Takahe ini memiliki berat rata-rata antara 2,3 kilogram sampai 3,8 kilogram. Untuk ukuran burung, Takahe ini cukup besar. 

Warna bulu burung Takahe, umumnya biru. Bagian punggung dan sayap didominasi warna kehijauan yang kadang ada juga memiliki warna agak kehitam-hitaman. Mulut dan sedikit jenggernya berwarnya merah.

Burung ini, menurut laman resmi pemerintah Selandia Baru, tidak dapat terbang. Sayapnya pendek, kakinya besar dan jemarinya panjang. Mereka memakan sebagian besar pangkal daun spesies tussock dan sedge, dan juga biji tussock jika tersedia.

2. Punya umur panjang untuk ukuran usia burung

Mengenal Takahe, Burung Asal Selandia Baru  yang Sempat Dianggap Punahburung Takahe (Pixabay.com/Violet_Kitty)

Selandia Baru, sebagai negara yang berada di sebelah selatan garis Khatulistiwa, memiliki empat musim. Jika musim salju datang, padang rumput berwarna putih karena tertutup salju tersebut.

Maka, Takahe yang biasa hidup di habitat padang rumput itu, akan mencari lokasi baru khususnya memasuki hutan pedalaman. Mereka akan memakan rimpang pakis hijau yang berada di bawah tanah.

Sejauh ini, para ilmuwan menilai Takahe hanya berkembang biak setahun sekali. Pasangannya akan dengan keras berjuang mempertahankan wilayah habitat. Burung endemik Selandia Baru ini hidup antara 16 hingga 18 tahun di alam liar. Jika ditangkarkan di situs suaka, kesempatan hidup Takahe bisa sampai 20-22 tahun.

Baca Juga: Selandia Baru Larang Anak Muda Merokok

3. Binatang yang hidup kembali dari kematian

Mengenal Takahe, Burung Asal Selandia Baru  yang Sempat Dianggap Punahilustrasi burung Takahe (sciencelearn.org.nz)

Burung Takahe secara resmi dinyatakan punah pada tahun 1898. Pada tahun 1851, seorang ilmuwan bernama Walter Mantell secara resmi menggambarkan burung berbulu menarik ini dan hanya dua sampel yang berhasil ia dapatkan.

Nama ilmiahnya adalah Porphyrio hochstetteri. Takahe menjadi burung yang sangat langka karena keberadaannya yang sedikit dan sulit ditemukan.

Namun setelah dilakukan pencarian yang cermat, pada 1948, Takahe kembali ditemukan di lembah Pegunungan Murchison Fiordland. Ilmuwan yang menemukannya adalah Geoffrey Orbell beserta rombongan, yang sebelumnya meyakini bahwa Takahe belum punah.

Derek Grzelewski yang menulis tentang burung ini di NZ Geo, menyebutnya sebagai binatang yang kembali dari kematian.

4. Cerpelai dan Rusa jadi ancaman

Mengenal Takahe, Burung Asal Selandia Baru  yang Sempat Dianggap Punahilustrasi cerpelai (Unsplash.com/Erik Karits)

Sejak Takahe diketahui berada di lembah Pegunungan Murchison, wilayah itu merupakan daerah yang terjal dan terisolasi. Bahkan dalam waktu yang lama, pegunungan tersebut bebas dari binatang pemangsa.

Namun keberadaan rusa merah telah menjadi ancaman bagi keberlangsungan Takahe. Ini karena rusa merah juga mengonsumsi rumput tussock yang jadi makanan utama burung tersebut.

Pengurangan populasi rusa merah berdampak pada meningkatnya perkembangan Takahe. Namun keberadaan binatang lain seperti cerpelai di pegunungan itu, membuat burung yang tidak bisa terbang tersebut terancam.

Pada 2007, ada wabah cerpelai yang mengurangi separuh populasi Takahe di Pegunungan Murchison. Selain cerpelai dan rusa merah, ancaman lain bagi Takahe adalah cuaca yang buruk dan longsoran salju.

5. Upaya konservasi di habitat baru

Mengenal Takahe, Burung Asal Selandia Baru  yang Sempat Dianggap Punahilustrasi alam Selandia Baru (Unsplash.com/Tobias Keller)

Burung Takahe saat ini menjadi salah satu binatang konservasi yang diunggulkan. Jumlahnya, per Oktober 2021, hanya 440 ekor.

Pemerintah Selandia Baru melalui Departemen of Conservation, telah berupaya untuk melestarikan burung endemik berbulu biru ini dengan cara memulihkannya. Mereka mencoba membuat habitat baru di Taman Nasional Kahurungi.

Mulai tahun 2008, Takahe di alam liar tidak hanya berada di Pegunungan Murchison tapi juga di Taman Nasional Kahurungi. Pada tahap pertama, 30 ekor Takahe dilepas-liarkan di taman tersebut.

Situs baru yang jadi habitat Takahe itu tampaknya memiliki keberhasilan karena pada November 2019, hanya satu ekor saja yang mati. Situs tersebut telah dipantau secara intensif demi keberhasilan konservasi.

Ilmu pengetahuan memiliki banyak kegunaan. Dengan ilmu tersebut, manusia bisa menciptakan kehidupan yang lebih baik, bahkan untuk binatang yang hampir punah seperti Takahe.

Baca Juga: 5 Fakta Tentang Burung Toco Toucan, Burung Dengan Paruh Paling Unik

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya