Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kucing abyssinian (commons.wikimedia.org/Nickolas Titkov)

Bagi orang Mesir, kucing adalah sosok berharga bagi mereka. Hal tersebut tercermin dalam budaya dan tradisi Mesir, misalnya, orang Mesir kuno memuja dewi berkepala kucing bernama Baster sebagai dewi rumah tangga dan kewanitaan. Contoh lain, kucing liar Afrika sejak ribuan tahun lalu sudah didomestikasi oleh orang Mesir Kuno.

Di era modern saat ini, terdapat empat ras kucing khas Mesir. Teruskan membaca untuk mencari tahu karakter unik dan profil selengkapnya dari masing-masing kucing unik itu, ya!

1. Kucing liar Afrika

Kucing liar Afrika (commons.wikimedia.org/Sonelle)

Kucing liar Afrika, dikenal juga sebagai kucing liar Mesir, adalah hewan domestik yang tersebar luas di seluruh Afrika. Mereka biasanya ditemukan di hutan hujan tropis, gurun , bebatuan, semak belukar, rerumputan, sabana dan hutan terbuka.

Ciri khas kucing liar Afrika berbulu kemerahan, kuning berpasir, cokelat, hingga abu-abu. Telinga dan ekornya berwarna kemerahan dan cokelat. Ekornya panjang dan tipis dilengkapi cincin di ujung berwarna hitam.

Kucing liar Afrika berani berhadapan dengan singa dan macan tutul, lho. Ukuran mereka lebih besar terhadap hampir semua kucing domestik dengan panjang kurang dari satu meter dan beratnya 4—6 kg.

Kucing liar Afrika dikenal sebagai pemburu ulung. Caranya dengan menunggu mangsanya, lalu menyerang dan menerkam dengan cepat dari jarak 1—2 meter. Mangsanya adalah tikus, burung-burung kecil, reptil, serangga, dan ampibi.

Sudah disinggung bahwa kucing liar Afrika didomestikasi sejak era Mesir Kuno sekitar 4.000—6.000 tahun lalu. Tujuan utamanya untuk mengatasi populasi tikus yang merajalela. Mereka bisa diandalkan untuk memakan tikus sehingga gemar dipelihara oleh orang-orang Mesir yang kaya raya, seperti dilansir Africa freak.

2. Kucing mau Mesir

Kucing mau Mesir (commons.wikimedia.org/Achet Aton)

Dilansir Purina, kucing mau Mesir pertama kali diketahui melalui lukisan Mesir Kuno berasal dari tahun 1.550 SM menggambarkan kucing tutul yang disembah orang Mesir. Hal tersebut mengindikasikan bahwa itu adalah nenek moyang kucing mau Mesir.

Di era modern, trah kucing mau Mesir teridentifikasi di Eropa sebelum perang dunia II yang mana kucing ini hampir dipunahkan akibat perang tersebut. Gadis kecil bernama Natalie Trobetskoy dihadiahi seekor anak kucing betina berwarna perak di Roma.

Ketika pindah ke Amerika pada 1956, Troubetskoy dan kedua orang tuanya mengembangkan standar dan mulai membiakkan mau Mesir. Sejak 1979, mereka diakui oleh The International Cat Association.

Warna bulu kucing mau adalah perak, perunggu dan asap, serta memiliki berat dari 10—14 pon untuk jantan dan betinanya mencapai 10 pon. Mau Mesir termasuk kategori kucing domestik dengan bintik alami uamh menandakan bahwa trah tersebut tidak dikawin silangkan oleh manusia. Mereka juga bisa lari hingga kecepatan 30 mil per jam, lho.

Kucing mau Mesir mudah banget diajak bermain, ramah dengan kucing lain, aktif, dan energik. Kepalanya berbentuk baji dengan telinga berukuran sedang dan besar. Ekornya panjang dengan ujung berwarna gelap.

3. Kucing abyssinian

Kucing abyssinian (commons.wikimedia.org/Brigitte von Szczawinski)

Abyssinian adalah kucing berukuran sedang dengan tubuh ramping, berotot, dan telinga relatif besar. Kucing yang dipanggil aby tersebut mempunyai bulu pendek dan agak lebat warnanya dengan variasi dari merah, kayu manis, biru, dan cokelat kekuningan. Matanya besar berbentuk almon berwarna hijau atau emas.

Uniknya, abbyssinian suka berteman dengan hewan lain misalnya anjing. Mereka aktif suka memanjat perabot tinggi dan bermain permainan interaktif bersama keluarga manusia.

Pada era kuno, abyssinian diketahui merupakan hewan peliharaan Firaun Mesir. Di era modern, mereka dikembangkan di Inggris dinamakan Zula, kucing yang ditampilkan di Crystal Palace Cat Show pada 1871, seperti dilansir The Spruce Pets.

Diduga diimpor dari Ethiopia dengan corak bulu bervariasi, semua itu kemungkinan besar disebabkan pengembangbiakan abys dengan kucing peliharaan lainnya. Program pembiakan dimulai sejak 1930-an di Amerika Serikat. Populasi aby berkembang pesat dan menjadi ras terpopuler ke-7 pada 2023 versi asosiasi peternak kucing.

4. Kucing chausie

Kucing chausie (commons.wikimedia.org/Wilczakrew)

Ras chausie merupakan hasil persilangan antara kucing domestik dan kucing hutan disinyalir sudah eksis selama ribuan tahun yang berasal dari Mesir Kuno. Selain di Mesir, secara historis kucing chausie ditemukan di Asia Tenggara dan sebagian Timur Tengah. Di era modern, tepatnya di Amerika mereka mulai dikembangbiakan pada 1990-an.

Chausie berukuran sedang atau besar, bertubuh ramping, atletis, tulang pipi menonjol, telinga runcing tinggi, dan mata bersudut warna emas. Warna bulu kucing ini biasanya hitam, cokelat, dan tabby serta panjangnya bisa mencapai 22 inci.

Kucing chausie sangat cerdas, mudah bergaul baik kepada manusia maupun hewan lain. Chausie pemerhati banget terhadap majikannya. Di posisi mana pun pemiliknya berada di rumah, kucing ini pasti berada di dekatnya dan mengawasi apa yang terjadi di rumah.

Beragam kucing yang berasal dari Mesir di atas sangat unik dan menggemaskan. Kebanyakan dari mereka dikembangkan di luar Mesir dan diakui secara internasional. Mana kucing yang jadi favoritmu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team