Kucing liar Afrika (commons.wikimedia.org/Sonelle)
Kucing liar Afrika, dikenal juga sebagai kucing liar Mesir, adalah hewan domestik yang tersebar luas di seluruh Afrika. Mereka biasanya ditemukan di hutan hujan tropis, gurun , bebatuan, semak belukar, rerumputan, sabana dan hutan terbuka.
Ciri khas kucing liar Afrika berbulu kemerahan, kuning berpasir, cokelat, hingga abu-abu. Telinga dan ekornya berwarna kemerahan dan cokelat. Ekornya panjang dan tipis dilengkapi cincin di ujung berwarna hitam.
Kucing liar Afrika berani berhadapan dengan singa dan macan tutul, lho. Ukuran mereka lebih besar terhadap hampir semua kucing domestik dengan panjang kurang dari satu meter dan beratnya 4—6 kg.
Kucing liar Afrika dikenal sebagai pemburu ulung. Caranya dengan menunggu mangsanya, lalu menyerang dan menerkam dengan cepat dari jarak 1—2 meter. Mangsanya adalah tikus, burung-burung kecil, reptil, serangga, dan ampibi.
Sudah disinggung bahwa kucing liar Afrika didomestikasi sejak era Mesir Kuno sekitar 4.000—6.000 tahun lalu. Tujuan utamanya untuk mengatasi populasi tikus yang merajalela. Mereka bisa diandalkan untuk memakan tikus sehingga gemar dipelihara oleh orang-orang Mesir yang kaya raya, seperti dilansir Africa freak.