Fenomena Supermoon Juli 2022 dan Cara Menyaksikannya

Bisa disaksikan dengan mata telanjang

Supermoon adalah fenomena alam yang membuat Bulan terlihat lebih besar dan terang dari biasanya. Fenomena ini bisa terjadi saat Bulan berada ada berada di posisi terdekat dengan Bumi.

Dilansir Edukasi Sains Antariksa, fenomena supermoon bulan Juli atau yang disebut juga dengan Purnama Rusa Super akan terjadi pada 14 Juli 2022, pukul 01:57 WIB, 02:57 WITA, dan 03:57 WIT, pada jarak 357.418 KM. 

1. Jadwal supermoon di Indonesia

Fenomena Supermoon Juli 2022 dan Cara Menyaksikannyajadwal supermoon Juli 2022 di Indonesia (edusainsa.brin.go.id)
Fenomena Supermoon Juli 2022 dan Cara Menyaksikannyajadwal supermoon Juli 2022 di Indonesia (edusainsa.brin.go.id)

Waktu terjadinya fenomena Purnama Rusa Super akan berbeda-beda di beberapa wilayah di Indonesia. Fenomena ini bisa disaksikan tanpa harus menggunakan alat bantu. Kamu cukup mengarahkan pandangan sesuai dengan arah terbit dan terbenamnya Bulan dalam waktu yang telah ditentukan. 

Fenomena Purnama Rusa Super akan terlihat 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dari biasanya. Jadwal lengkap Purnama Rusa Super di Indonesia bisa kamu lihat di atas. 

2. Menyebabkan pasang laut yang lebih tinggi

Fenomena Supermoon Juli 2022 dan Cara Menyaksikannyailustrasi pasang purnama (unsplash.com/Brian Yurasits)

Fenomena Purnama Rusa Super akan menyebabkan pasang laut yang lebih tinggi dari hari-hari biasanya. Pasang laut ini juga disebut dengan pasang purnama. 

Ini disebabkan karena konfigurasi Matahari-Bumi-Bulan yang segaris menyebabkan masing-masing gaya diferensial. Pasang purnama umumnya akan menyebabkan 27 persen hingga 36 persen lebih besar dibandingkan saat pasang perbani.

Nelayan disarankan untuk tidak melaut antara dua hari sebelum hingga dua hari sesudah puncak Purnama Rusa Super terjadi, yaitu 12-26 Juli 2022.

Baca Juga: Mengenal Perbedaan Gerhana Bulan dan Matahari, Apa Saja?

3. Asal usul istilah supermoon

Fenomena Supermoon Juli 2022 dan Cara Menyaksikannyailustrasi supermoon (unsplash.com/Ganapathy Kumar)

Dilansir Space, istilah "supermoon" tidak berasal dari astronomi, melainkan dari astrologi. Istilah ini pertama kali disebutkan di dalam artikel pada tahun 1979 untuk majalah Dell Horoscope oleh Richard Nolle.

Pencarian Google Trends menyatakan bahwa kata "supermoon" baru sering digunakan sekitar tahun 2011. Ketertarikan terhadap supermoon makin besar pada November 2016, saat Bumi mengalami supermoon terbesar setelah 69 tahun. 

Fenomena supermoon bisa kamu saksikan dengan mata telanjang saat langit dalam keadaan cerah. Akan tetapi, jika kamu ingin mengabadikannya, kamu perlu menggunakan alat bantu optik agar mendapatkan gambar yang jelas. Semoga kamu bisa menyaksikan sendiri fenomena supermoon bulan Juli ini, ya.

Baca Juga: 10 Artefak Misterius, Menimbulkan Banyak Pertanyaan 

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya