Studi: Tembok Besar China Dilindungi Organisme Hidup

Biocrust membantu mencegah pelapukan

Selama ribuan tahun, Tembok Besar China telah menjadi bukti kecerdikan dan otoritas dinasti yang berkuasa di China.

Kelestarian bangunan yang menakjubkan ini menjadi salah satu misteri yang terus dipertanyakan banyak peneliti. Terlepas dari upaya konservasi dan restorasi, kelestarian Tembok Besar China memiliki reputasi yang sangat baik. 

Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Tiongkok, Amerika Serikat, dan Spanyol menemukan jawaban akan ketahanan tembok ini. Temuan dari penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Science Advances pada Desember 2023. 

1. Biocrust berperan penting

Studi: Tembok Besar China Dilindungi Organisme Hidupilustrasi Tembok Besar China (science.org)

Kunci kelestarian Tembok Besar China ternyata terletak pada biocrust yang ada di dinding-dindingnya. Biocrust meliputi lumut, bakteri, jamur, dan tanaman kecil lainnya yang dapat ditemukan tumbuh di hampir semua permukaan mineral. 

Dinding yang terpapar biocrust tersebut membentuk lapisan tipis dengan kedalaman mulai dari beberapa milimeter hingga beberapa sentimeter.

Beberapa orang khawatir proses fisik dan kimia yang terlibat dalam pertumbuhan organisme ini bertindak sebagai bentuk pelapukan.

Namun, biocrust memainkan peran penting dalam melindungi tanah agar tidak terkikis oleh angin dan hujan. Mereka juga berfungsi sebagai perisai dan perancah bagi regolit di bawahnya.

Jika bahan tersebut melindungi permukaan alami agar tidak rusak, maka bahan tersebut dapat berfungsi sebagai pelindung hidup bagi struktur yang tidak alami.

2. Tim peneliti melakukan survei ekstensif

Untuk mendapatkan wawasan tersebut, tim peneliti melakukan survei ekstensif di sekitar 600 kilometer di Tembok Besar, dengan fokus pada segmen di iklim yang lebih kering.

Sebagian besar bagian tembok kuno ini terkikis oleh angin dan hujan hingga ke fondasinya.

Dari sisa struktur yang dipelajari oleh tim peneliti, lebih dari dua pertiganya ditutupi oleh biocrust cyanobacteria dan lumut. Terkadang beberapa spesies lumut menghinggapi dinding di beberapa tempat.

Dari temuan tersebut, sampel dinding di bawah komunitas tumbuhan dan mikroba ditemukan tidak mudah hancur dibandingkan dengan  material yang dikumpulkan dari dinding yang tidak memiliki biocrust. 

Baca Juga: Studi: Inti Bumi Bergetar Setiap 8,5 Tahun

3. Biocrust memberikan lebih banyak manfaat

Studi: Tembok Besar China Dilindungi Organisme Hidupilustrasi Tembok Besar China (unsplash.com/Max van den Oetelaar)

Meskipun ada kemungkinan bahwa akar dan filamen lumut berkontribusi terhadap sejumlah kecil kerusakan, mereka tetap memberikan manfaat. Bukti menunjukkan bahwa kemampuannya untuk mengikat partikel-partikel bumi memiliki manfaat lebih besar daripada risiko yang ditimbulkan terhadap keseluruhan struktur.

"Oleh karena itu, fungsi perlindungan biocrust yang dihasilkan dari pengurangan erosibilitasnya jauh lebih besar dibandingkan potensi biodeteriorasi yang disebabkan oleh pelapukan biologis, menjadikan biocrust sebagai aspek yang lebih penting dan penting dalam perlindungan warisan tanah," tulis laporan penelitian tersebut.

Namun, biocrust yang ada di Tembok Besar tidak dapat menunjukkan sejarah bangunan tersebut. 

 

Mengingat dampak perubahan iklim menyerang berbagai wilayah di dunia, temuan ini bisa membantu pelestarian Tembok Besar China. Peneliti di masa mendatang mungkin bisa menggunakan biocrust sebagai elemen utama untuk proses pelestarian. 

Baca Juga: Studi: Tanaman Mengeluarkan Suara Saat Mereka Stres

Topik:

  • Achmad Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya