Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Science Film Festival 2023: Cintai Sains Lewat Film dan Eksperimen

Eksperimen “Hujan Asam” dalam Science Film Festival 2023 yang digelar di Wisma Jerman Surabaya. (IDN Times/Nena Zakiah)

Surabaya, IDN Times – Setelah tiga tahun berturut-turut digelar secara online karena pandemi COVID-19, kini Science Film Festival (SFF) kembali diadakan secara offline di Kota Surabaya, Jawa Timur. Program tahunan Goethe-Institut ini bertujuan untuk mengajak pelajar mencintai sains lewat film dan eksperimen sederhana.

Tema yang diangkat tahun ini adalah “Agenda Dekade Restorasi Ekosistem dari PBB”. Simak keseruannya, yuk!

1. Berlangsung selama 6 hari di beberapa lokasi

Science Film Festival pertama kali diadakan pada tahun 2005 dan tahun ini adalah perhelatannya yang ke-14. Event ini berlangsung dari tanggal 21 Oktober hingga 30 November di puluhan kota di Indonesia.

Di Kota Surabaya, Science Film Festival berlangsung selama enam hari di venue yang berbeda-beda. Antara lain:

  • 2 November 2023: Ruang Halle, Wisma Jerman.
  • 3 November 2023: Auditorium Institut Francais Indonesia (IFI).
  • 6 November 2023: Aula Prof. Soetandyo Wignjosoebroto, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga.
  • 7–9 November 2023: Auditorium EH Universitas Kristen Petra.

2. Diikuti oleh 2.000 pelajar dari jenjang SD hingga SMA

Menurut Dhahana Adi Pungkas, Cultural Program Assistant Wisma Jerman, Science Film Festival 2023 di Kota Surabaya diikuti oleh 2.000 pelajar dari jenjang SD hingga SMA. Untuk sesi pertama (pukul 09.00–10.30 WIB) di hari pertama, pesertanya adalah murid kelas 4 SDN Kaliasin 5 Surabaya.

“Antusiasmenya tinggi banget. Tahun kemarin cuma 4 hari dan diikuti oleh 1.500-an peserta. Tahun ini 6 hari dan kalau ditotal bisa sampai 2.000 peserta,” ungkap Dhahana.

Ia menjelaskan bahwa tujuan Science Film Festival adalah menanamkan kecintaan pada sains lewat film dan eksperimen. Menurutnya, sains itu mudah dan dekat dengan kehidupan sehari-hari, asal disampaikan dengan cara yang menyenangkan.

3. Film dan eksperimen disajikan dalam bahasa yang mudah dimengerti

Film yang ditayangkan di sesi pertama pada Kamis (2/11/2023) berjudul “The Village Illuminator” yang berdurasi 10 menit dan “Plastic Challenge” yang berdurasi 8 menit. Semua film telah di-dubbing ke Bahasa Indonesia, sehingga mudah dipahami oleh anak-anak.

Setelah film selesai, diikuti dengan dua eksperimen, yaitu “Tekanan Ajaib” dan “Hujan Asam”. Pada eksperimen yang pertama, para pelajar diminta untuk menuangkan air dari botol ke baskom dengan tiga cara yang berbeda. Lewat eksperimen ini, mereka mengetahui bahwa air mengalir lebih cepat pada botol yang diputar dan diremas.

Pada eksperimen yang kedua, para pelajar diminta untuk merendam dua butir telur di dua gelas yang berbeda dengan air dan cuka. Hasilnya, telur yang direndam dengan cuka cangkangnya akan berubah menjadi putih, mengambang, dan mengeluarkan gelembung udara.

Ini karena cuka mengandung 25 persen asam. Jika asam bertemu dengan kalsium karbonat (komponen utama cangkang telur), maka kalsium karbonat menjadi larut dan tidak keras lagi. Jika ditarik lebih jauh, hujan asam (yang disebabkan oleh ulah manusia) bisa membunuh hewan yang bercangkang (kepiting, lobster, penyu, dan sebagainya).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nena Zakiah
Achmad Fatkhu Rozi
Nena Zakiah
EditorNena Zakiah
Follow Us